Sabtu, 10 Oktober 2015

MAKALAH PENGARUH WAKTU TIDUR TERHADAP KERJA OTAK



PENGARUH WAKTU TIDUR TERHADAP KERJA OTAK

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Bahasa Indonesia Keilmuan
Yang dibina oleh ibu Ariva Luciandika, M.Pd.

Oleh
Hanina Salmah
150342600427


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA


KATA PENGANTAR
Makalahilmiahinitelahsayasusundenganmaksimaldanmendapatkanbantuandariberbagaipihaksehinggadapatmemperlancarpembuatanmakalahini.Untukitusayamenyampaikanbanyakterimakasihkepadasemuapihak yang telahberkontribusidalampembuatanmakalahini.
Terlepasdarisemuaitu, sayamenyadarisepenuhnyabahwamasihadakekuranganbaikdarisegisusunankalimatmaupuntatabahasa.Olehkarenaitudengantanganterbukasayamenerimasegala saran dankritikdaripembaca agar sayadapatmemperbaikimakalahilmiahini.
   
    Akhir kata sayaberharapsemogamakalahilmiahpengaruhwaktutidurterhadapkerjaotakdapatbermanfaatbagipembaca.
                                                                                      Malang, 4 Oktober 2015


HaninaSalmah

   


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR                                                                                                                i
DAFTAR ISI                                                                                                                              ii
BAB 1     PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang                                                                                                     1
1.2  Rumusan Masalah                                                                                                1
1.3  Tujuan                                                                                                                  1
BAB 2     PEMBAHASAN
2.1 Dampak Tidak Menjaga Waktu Tidur                                                                 2
2.2 Waktu Tidur Yang Ideal                                                                                      5
2.3 Cara Kerja Otak Saat Tidur
BAB 3     PENUTUP
3.1 Kesimpulan                                                                                                       10
3.2 Saran                                                                                                                  10







BAB 1
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
Gangguan tidur atau insomnia adalah gangguan yang diakibatkan penderita tidak mendapat tidur yang cukup. Insomnia dapat disebabkkan oleh depresi dan faktor lanjut usia. Insomnia juaga dapat disebabkan oleh penyakit faral farmilial.
Banyak masyarakat yang menganggap sepele tantang waktu tidurnya.Masyarakat pada umumnya menkomsumsi obat tidur sebagai solusi masalah tidurnya.Padahal hal tersebut dapat berisiko bag kesehatan maupun psikologi pengguna obat tidur terutama bagi yang mengkonsumsi tanpa resep dokter.Tidur memang lebih pulas. Akan tetapi ketika bangun tidur, badan akan terasa lemas bahkan mengkonsumsi obat tidur dapat menyebabkan kecanduan. Padahal masih banyak cara lain untuk mengatasi masalah kurang tidur.

1.2              Rumusan Masalah
(1)               Apa sajakah dampak tidak menjaga waktu tidur?
(2)               Bagaimana waktu tidur yang ideal?
(3)               Bagaimana cara kerja otak saat tidur?

1.3              Tujuan
(1)               Memaparkan akibat dari tidak menjaga waktu tidur.
(2)               Mendeskripsikan waktu tidur yang ideal.
(3)               Mendeskripsikan cara kerja otak saat tidur







BAB 2
PEMBAHASAN
                              Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan pada bab I, pembahasan masalah akan menyajikan tentang (1) dampak kurang menjaga waktu tidur (2) waktu tidur yang ideal (3) pengaruh waktu tidur terhadap cara kerja otak.
2.1 Dampak Tidak Menjaga Waktu Tidur
2.1.1 Pengertian Tidur
Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan
kelelahan mental. Dengan tidur semua keluhan hilang atau berkurang dan akan
kembali mendapatkan tenaga serta semangat untuk menyelesaikan persoalan
yang dihadapi(Japardi,1,2002). Menurut Lanywati.2001(dalam agustin 2012), kebutuhan tidur yang cukup, ditentukan selain oleh jumlah faktor jam tidur (kuantitas tidur), juga oleh kedalaman tidur (kualitas tidur).

2.1.2 Akibat Tidur Berlebih
2.1.2.1Sakit kepala
Jika seseorang tidak biasa tidur lama, dan suatu saat tidur lebih lama dari biasanya, maka orang  tersebut akan bangun dalam keadaan kepala pusing. Para peneliti meyakini hal ini disebabkan kelebihan tidur memengaruhi neurotransmitter tertentu pada otak, termasuk serotonin. Orang-orang yang tidur terlalu lama pada siang hari, dan mengacaukan jam tidurnya pada malam hari, biasanya juga akan merasa pusing saat bangun pagi.

2.1.2.2 Kurang Tidur Membuat Anda Lebih Gemuk
            Pada sebuah penelitian “Nurses’ Health Study”, sebanyak 70.026 wanita diteliti untuk menunjukkan apakah ada korelasi antara cukup atau kurangnya tidur dengan penambahan berat badan atau obesitas di masa yang akan datang. Peneliti mengemukakan bahwa kurang tidurdapat berpengaruh pada kemampuan untuk membakar kalori dan meningkatkan resiko kenaikan berat badan. Pada kenyataannya, mereka melaporkan bahwa wanita yang cukup tidur yakni 7 hingga 8 jam per malam memiliki resiko terendah mengalami kenaikan berat badan. Sebaliknya, mereka yang tidur kurang dari 7 jam per malam cenderung menjadi lebih gemuk.

2.1.2.3 Depresi
 Pengidap insomnia cenderung akan mengalami depresi berkepanjangan, karena tubuhnya mengalami kelelahan. Akan tetapi 15 %orang yang depresi diketahui tidur terlalu lama.Hal ini mungkin saja membuat depresi semakin parah.Untuk memulihkan kondisinya, penderitanya harus kembali ke pola tidur yang normal.Dalam beberapa kasus, mengurangi waktu tidur bahkan menjadi perawatan efektif bagi pengidap depresi.
2.1.3 Akibat Kurang Tidur
2.1.3.1 Nafsu Makan Bertambah
Tidur terlalu sedikit dapat memancing hormon yang mengatur nafsu makan, meningkatkan keinginan makan tinggi lemak, makanan yang tinggi karbohidrat dan menyebabkan kalori yang lebih dari kebutuhan tubuh.Orang-orang yang kekurangan tidur dalam 2 malam memiliki lebih banyak hormon ghrelin yang mempengaruhi rasa lapar dan sedikit hormon leptin yang merupakan hormon penekan selera makan.
Dalam waktu lama, hal ini bisa menyebabkan penambahan berat badan. Dalam sebuah penelitian dari Universitas Washington menemukan bahwa orang-orang yang tidur 7 sampai 9 jam setiap malam memiliki berat badan rata-rata 24.8-hampir 2 poin lebih rendah dari rata-rata mereka yang tidur kurang.
Kurang tidur membuat anda lebih gemukPada sebuah penelitian “Nurses’ Health Study”, sebanyak 70.026 wanita diteliti untuk menunjukkan apakah ada korelasi antara cukup atau kurangnya tidur dengan penambahan berat badan atau obesitas di masa yang akan datang. Peneliti mengemukakan bahwa kurang tidurdapat berpengaruh pada kemampuan untuk membakar kalori dan meningkatkan resiko kenaikan berat badan. Pada kenyataannya, mereka melaporkan bahwa wanita yang cukup tidur yakni 7 hingga 8 jam per malam memiliki resiko terendah mengalami kenaikan berat badan. Sebaliknya, mereka yang tidur kurang dari 7 jam per malam cenderung menjadi lebih gemuk.
2.1.3.2 Pengolahang Glukosa Menurun
Setiap sel tubuh memerlukan bahan bakar untuk berfungsi sempurna. Menurut peneliti dari Universitas Chicago, Kekurangan selama 6 hari membuat resistensi terhadap insulin, yaitu hormon yang membantu mengangkut glukosa dari aliran darah ke sel. Dalam studi lain, tes menunjukkan bahwa peserta yang tidur kurang dari 6 jam/malam tidak dapat mengolah gula dengan benar. Hal ini bisa mengakibatkan diabetes tipe 2 .
2.1.3.3 Meningkatkan Stress
Penelitian di Universitas Chicago menemukan bahwa kurang menutup mata menyebabkan tingkat kortisol, hormon stres meningkat saat sore dan malam dan menyebabkan peningkatan detak jantung, tekanan darah, dan glukosa darah.Hal itu bisa meningkatkan risiko hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2.Suasana hati buruk dan otak yang terasa berkabut Setelah melewati malam yang gelisah, konsentrasi  akanberkurang dan membuat kegiatan-kegiatan tertentu seperti mengemudimenjadi berbahaya. Suasana hati dan tidur diatur oleh zat kimia otak yang sama.Jadi Orang yang mengalami kelelahan juga kurang bahagia.Hal ini bisa meningkatkan kemungkinan depresi, namun kasus ini hanya berlaku pada orang-orang yang rentan terhadap penyakit.
2.1.3.4 Mempercepat Penuaan
pengaruh waktu tidur terhadap penuaan disebabkan oleh peningkatan kadar kortisol. Peningkatan hormon kortisol dapat memperlambat produksi kolagen.Kolagen adalah jaringan ikat yang mengatur kekencangan kulit.Oleh karena itu, tidur disebut juga beauty sleep.
2.2 Waktu Tidur Ideal
2.2.1 Kapasitas Tidur Yang Ideal
Waktu tidur yang dibutuhkan oleh anak-anak lebih banyak jika dibandingkan dengan orang tua. Pada mulanya, bayi yang baru lahir menghabiskan waktunya dengan tidur dan hanya akan bangun jika merasa lapar, haus ataupun buang air besar. Akan tetapi seiring dengan pertambahan usia kapasitas tidur semakin berkurang. Jika pada saat bayi kapasitas tidur mencapai kurang lebih 16 jam/hari, maka saat dewasa berkurang menjadi  kurang lebih 8 jam/hari, dan pada usia lanjut (50 tahun ke atas) berkurang menjadi 5-6 jam/hari
Namun, sebenarnya kapasitas tidur tiap orang pada dasarnya berlainan. Kebiasaan tidur setiap orang bervariasi tergantung pada kebiasaan yang dibawa selama  perkembangan menuju dewasa, aktivitas harian dan usia.Kebutuhan tidur yang cukup tidak hanya dilihat dari banyak atau tidaknya waktu yang digunakan tetapi kualtas tidur turut mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Orang yang memiliki kualitas tidur yang baik namun kapasitas tidur kurag sama dengan orang yang memiliki kapasitas tidur yang terpenuhi.

2.2.2 Jam Tidur Yang Ideal
Jam tidur yang ideal adalah  jam 9 malam hingga jam 5. Saat jam 9 hingga jam 5 tubuh melakukan aktivitas penting yang akan berjalan sempurna ketika manusia dalam keadaan tidur. Aktivitas penting tersebut adalah sebagai berikut :
(1)   Pada jam 21:00-23:00 organ limpa bekerja melemah lemah. Terjadi proses pembuangan racun dan proses regenerasi sel limpa. Maka dianjurkan untuk beristirahat. Misal dengan mendengarkan musik yang tenang untuk meningkatkan imunitas.
(2)   Pada jam 23:00-01:00 organ jantung melemah . Maka dianjurkan untuk beristirahat tidur, apabila masih terus beraktifitas seperti bekerja dan begadang maka akan dapat melemahkan fungsi jantung.
(3)   Pada jam 01.00 – 03.00 organ hati bekerja kuat. Terjadi proses pembuangan racun atau limbah hasil metabolism tubuh. Apabila ada gangguan fungsi hati tercermin pada kotoran dan gangguan mata. Apabila ada lukan dalam akan terasa nyeri.
(4)   Pada jam 03.00 – 05.00 organ paru – paru kuat. Terjadi proses pembuangan limbah atau racun pada organ paru – paru. Apabila terjadi batuk – batuk, bersin – bersin dan berkeringat menandakan adanya gangguan fungsi paru – paru. Maka dianjurkan untuk sering melakukan olah nafas untuk mendapatkan energy paru – paru yang sehat dan kuat serta kurangi aktifitas yang dapat melemahkan fungsi paru – paru seperti merokok. Pada jam 05:00 organ usus besar bekerja kuat. Maka dianjurkan untuk membiasakan diri BAB (Buang Air Besar) secara teratur pada jam 5
2.3  Cara Kerja Otak
2.3.1 Tahap Non-REM
Tahap pertama yaitu tidur ringan sekaligus tahapan transisi antara kondisi bangun dan tertidur.Pada tahap pertama, aktivitas gelombang teta.pada otak sekitar 4-7Hz.  Bila terbangun pada tahap ini, seseorang akan merasa tidak sedang tidur sama sekali. Pada kebanyakan orang, tahap 1 berlangsung selama 10 menit.
Pada tahap kedua, bola mata mulai berhenti bergerak, suhu tubuh menurun, serta detak jantung mulai melambat.Tubuh bersiap memasuki tahap tidur dalam. Tahap kedua ditandai dengan  aktivitas gelombang  pada otak berkisar 12-15Hz yang berlangsung  kurang lebih 20 menit.
Pada tahap ketiga dan keempat manusia mulai memasuki tahap yang disebut tidur dalam dengan aktivitas gelombang pada otak sekitar 1-4Hz. Tahap tidur dalam yang keempat lebh intens disbanding dengan tahap tidur ketiga.Pada tahap ini tidak terdapat aktivitas mata dan otot di beberapa bagian tubuh.Kedua tahapan ini berlangsung 30 hingga 45.
Setelah berada pada tahap keempat, siklus tidur akan berulang ke tahap ketiga dan dua sebelum akhirnya masuk ke tahap tidur REM (Rapid Eye Movement). Siklus tidur yang normal pada umumnya mengikuti pola bangun- tahap pertama-taham kedua-tahap ketiga-tahap keempat-taham ketiga- tahap kedua-REM. Seseorang biasanya mengalami lima kali siklus tidur ketika beristirahat di malam hari.
2.3.2 Tahap REM
            Tahap REM ditandai dengan tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi pernapasan yang luas.REM adalah periode tidur yang ditandai dengan pergerakan mata, hilangnya kekuatan otot dan mimpi yang tampak nyata (Lucid Dream).REM disebut juga aktivitas otak yang tinggi dalam tubuh yang lumpuh atau paradoks.Pada saat saat inilah mimpi-mimpi yang jelas lebih sering muncul. Mimpi merupakan hasil dari neuron-neuron bagian bawah otak atau yang disebut dengan Pons yang bekerja secara spontan selama tidur REM. Saraf-saraf ini mengatur pergerakan mata, wajah, keseimbangan, dan juga postur tubuh dan serta mereka juga mengirimkan pesan kepada bagian sensorik maupun motorik yang bertanggung jawab atas pemprosesan visual dan perilaku selama kita terjaga. Menurut Teori Aktivasi-Sintesis , sinyal-sinyal yang berasal dari pons tidak memiliki makna psikologis sendiri. Tapi kortekslah yang kemudian mencoba untuk membuatnya menjadi bermakna dengan mensintesiskan atau mengintegrasikan sinyal-sinyal ini dengan pengetahuan dan ingatan-ingatan yang sudah ada untuk menghasilkan interpretasi yang logis. Ini hanya seperti apa yang dilakukan oleh korteks ketika sinyal-sinyal datang dari organ indera pada saat kita terjaga. Ketika neuron yang aktif terletak pada bagian yang mengatur keseimbangan misalnya korteks dapat menghasilkan mimpi tentang jatuh.Karena sinyal-sinyal dari pons terjadi secara acak, interpretasi dari korteks yaitu mimpi mungkin terjadi secara tidak logis dan memusingkan. Jadi otak sangat berpengaruh sekali dalam proses tidur dan mimpi. Karena di dalam otak terdapat pons yang berhubungan dengan tidur, terjaga, dan mimpi.Saraf ini yang mengatur pergerakan mata, wajah, keseimbangan, dan juga postur tubuh dan mengirimkan pesan ke bagian sensorik maupun motorik yang bertanggungjawab atas pemrosesan visual dan perilaku selama kita terjaga.



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Pada Bab II telah dipaparkan secara rinci penjelasan tentang (1) dampak tidak menjaga waktu tidur (2) waktu tidur yang ideal (3) cara kerja otak saat tidur. Berdasarkan pembahasan tersebut dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut.
(1)   Dampak tidak menjaga waktu tidur terbagi menjadi dua yaitu  dampak kurang tidur dan dampak tidur berlebih. Dampak kurang tidur diantaranya  menyebabkan obesitas, meningkatkan stress, mempercepat penuaan, pengeloaan glukosa menurun, nafsu makan bertambah dll. Dampak tidur berlebih diantaranya sakit kepala, menyebabkan obesitas, depresi dll
(2)   Waktu tidur yang ideal bergantung pada umur. Pada bayi adalah kurang lebih 16 jam, pada orang dewasa 8 jam, dan pada usia lanjut 5-6 jam. Jam tidur yang ideal mulai dari jam 9 malam hingga jam 5 subuh
(3)   Cara kerja otak saat tidur  terbagi menjadi dua yaitu non-REM dan REM.
3.2 Saran
Berdasarkan pada simpulan yang telah dikemukakan di atas, ada beberapa saran yang ditujukan.Tidur merupakan aktivitas penting dalam hidup yang harus dipenuhi. Mengatur wakti tidur sangat penting dan tidak boleh disepelekan karena akan mengganggu kerja otak dan kesehatan.






Daftar Rujukan

Haryono,Adelin&Rindiarti, Almitra.2009.Prevalensi Gangguan Tidur pada Remaja Usia 12-15 Tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jalarta: Universitas Indonesia
Japardi, Iskandar. 2002. Gangguan Tidur. Sumetera Utara: Universitas Sumatera Utara
Agustin,Destiana. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur Pada Pekerja Shift Di PT Krakatau Tirta Industri Cilegon. Jakarta: Universitas Indonesia
6 Efek Buruk Bila Kebanyakan Tidur. 2012(online), (http://female.kompas.com/read/2012/07/31/08134113/6.Efek.Buruk.Bila.Kebanyakan.Tidur) diakses 3 Oktober 2015
Lanywati, Endang. 2001. Gangguan Sulit Tidur. Yogyakarta:kanisius