PENGARUH WAKTU TIDUR TERHADAP KERJA
OTAK
MAKALAH
UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Bahasa
Indonesia Keilmuan
Yang
dibina oleh ibu Ariva Luciandika, M.Pd.
Oleh
Hanina
Salmah
150342600427
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
KATA PENGANTAR
Makalahilmiahinitelahsayasusundenganmaksimaldanmendapatkanbantuandariberbagaipihaksehinggadapatmemperlancarpembuatanmakalahini.Untukitusayamenyampaikanbanyakterimakasihkepadasemuapihak
yang telahberkontribusidalampembuatanmakalahini.
Terlepasdarisemuaitu,
sayamenyadarisepenuhnyabahwamasihadakekuranganbaikdarisegisusunankalimatmaupuntatabahasa.Olehkarenaitudengantanganterbukasayamenerimasegala
saran dankritikdaripembaca agar sayadapatmemperbaikimakalahilmiahini.
Akhir kata sayaberharapsemogamakalahilmiahpengaruhwaktutidurterhadapkerjaotakdapatbermanfaatbagipembaca.
Akhir kata sayaberharapsemogamakalahilmiahpengaruhwaktutidurterhadapkerjaotakdapatbermanfaatbagipembaca.
Malang, 4 Oktober 2015
HaninaSalmah
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan
1
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Dampak Tidak
Menjaga Waktu Tidur 2
2.2 Waktu Tidur Yang
Ideal 5
2.3 Cara Kerja Otak
Saat Tidur
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
3.2 Saran 10
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Gangguan tidur atau insomnia adalah gangguan yang
diakibatkan penderita tidak mendapat tidur yang cukup. Insomnia dapat
disebabkkan oleh depresi dan faktor lanjut usia. Insomnia juaga dapat
disebabkan oleh penyakit faral farmilial.
Banyak masyarakat yang menganggap
sepele tantang waktu tidurnya.Masyarakat pada umumnya menkomsumsi obat tidur
sebagai solusi masalah tidurnya.Padahal hal tersebut dapat berisiko bag
kesehatan maupun psikologi pengguna obat tidur terutama bagi yang mengkonsumsi
tanpa resep dokter.Tidur memang lebih pulas. Akan tetapi ketika bangun tidur,
badan akan terasa lemas bahkan mengkonsumsi obat tidur dapat menyebabkan
kecanduan. Padahal masih banyak cara lain untuk mengatasi masalah kurang tidur.
1.2
Rumusan
Masalah
(1)
Apa sajakah dampak tidak menjaga waktu
tidur?
(2)
Bagaimana waktu tidur yang ideal?
(3)
Bagaimana cara kerja otak saat tidur?
1.3
Tujuan
(1)
Memaparkan akibat dari tidak menjaga
waktu tidur.
(2)
Mendeskripsikan waktu tidur yang ideal.
BAB 2
PEMBAHASAN
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan pada bab I,
pembahasan masalah akan menyajikan tentang (1) dampak kurang menjaga waktu
tidur (2) waktu tidur yang ideal (3) pengaruh waktu tidur terhadap cara kerja
otak.
2.1
Dampak Tidak Menjaga Waktu Tidur
2.1.1
Pengertian Tidur
Tidur
merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan
kelelahan
mental. Dengan tidur semua keluhan hilang atau berkurang dan akan
kembali
mendapatkan tenaga serta semangat untuk menyelesaikan persoalan
yang
dihadapi(Japardi,1,2002). Menurut
Lanywati.2001(dalam agustin 2012), kebutuhan tidur yang cukup, ditentukan
selain oleh jumlah faktor jam tidur (kuantitas tidur), juga oleh kedalaman tidur
(kualitas tidur).
2.1.2
Akibat Tidur Berlebih
2.1.2.1Sakit kepala
Jika seseorang tidak biasa tidur
lama, dan suatu saat tidur lebih lama dari biasanya, maka orang tersebut akan bangun dalam keadaan kepala
pusing. Para peneliti meyakini hal ini disebabkan kelebihan tidur memengaruhi neurotransmitter
tertentu pada otak, termasuk serotonin. Orang-orang yang tidur terlalu lama
pada siang hari, dan mengacaukan jam tidurnya pada malam hari, biasanya juga
akan merasa pusing saat bangun pagi.
2.1.2.2 Kurang Tidur Membuat Anda
Lebih Gemuk
Pada sebuah penelitian “Nurses’ Health Study”, sebanyak 70.026 wanita diteliti untuk menunjukkan apakah ada korelasi antara cukup atau kurangnya tidur dengan penambahan berat badan atau obesitas di masa yang akan datang. Peneliti mengemukakan bahwa kurang tidurdapat berpengaruh pada kemampuan untuk membakar kalori dan meningkatkan resiko kenaikan berat badan. Pada kenyataannya, mereka melaporkan bahwa wanita yang cukup tidur yakni 7 hingga 8 jam per malam memiliki resiko terendah mengalami kenaikan berat badan. Sebaliknya, mereka yang tidur kurang dari 7 jam per malam cenderung menjadi lebih gemuk.
Pada sebuah penelitian “Nurses’ Health Study”, sebanyak 70.026 wanita diteliti untuk menunjukkan apakah ada korelasi antara cukup atau kurangnya tidur dengan penambahan berat badan atau obesitas di masa yang akan datang. Peneliti mengemukakan bahwa kurang tidurdapat berpengaruh pada kemampuan untuk membakar kalori dan meningkatkan resiko kenaikan berat badan. Pada kenyataannya, mereka melaporkan bahwa wanita yang cukup tidur yakni 7 hingga 8 jam per malam memiliki resiko terendah mengalami kenaikan berat badan. Sebaliknya, mereka yang tidur kurang dari 7 jam per malam cenderung menjadi lebih gemuk.
2.1.2.3 Depresi
Pengidap insomnia cenderung akan mengalami
depresi berkepanjangan, karena tubuhnya mengalami kelelahan. Akan tetapi 15 %orang
yang depresi diketahui tidur terlalu lama.Hal ini mungkin saja membuat depresi
semakin parah.Untuk memulihkan kondisinya, penderitanya harus kembali ke pola
tidur yang normal.Dalam beberapa kasus, mengurangi waktu tidur bahkan menjadi
perawatan efektif bagi pengidap depresi.
2.1.3
Akibat Kurang Tidur
2.1.3.1 Nafsu Makan Bertambah
Tidur terlalu
sedikit dapat memancing hormon yang mengatur nafsu makan, meningkatkan
keinginan makan tinggi lemak, makanan yang tinggi karbohidrat dan menyebabkan
kalori yang lebih dari kebutuhan tubuh.Orang-orang yang kekurangan tidur dalam
2 malam memiliki lebih banyak hormon ghrelin yang mempengaruhi rasa lapar dan
sedikit hormon leptin yang merupakan hormon penekan selera makan.
Dalam waktu
lama, hal ini bisa menyebabkan penambahan berat badan. Dalam sebuah penelitian
dari Universitas Washington menemukan bahwa orang-orang yang tidur 7 sampai 9
jam setiap malam memiliki berat badan rata-rata 24.8-hampir 2 poin lebih rendah
dari rata-rata mereka yang tidur kurang.
Kurang tidur membuat anda lebih
gemukPada sebuah penelitian “Nurses’ Health Study”, sebanyak 70.026 wanita
diteliti untuk menunjukkan apakah ada korelasi antara cukup atau kurangnya
tidur dengan penambahan berat badan atau obesitas di masa yang akan datang.
Peneliti mengemukakan bahwa kurang tidurdapat berpengaruh pada kemampuan untuk membakar kalori dan meningkatkan
resiko kenaikan berat badan. Pada kenyataannya, mereka melaporkan bahwa wanita
yang cukup tidur yakni 7 hingga 8 jam per malam
memiliki resiko terendah mengalami kenaikan berat badan. Sebaliknya, mereka
yang tidur kurang dari 7 jam per malam cenderung menjadi lebih gemuk.
2.1.3.2 Pengolahang Glukosa Menurun
Setiap sel
tubuh memerlukan bahan bakar untuk berfungsi sempurna. Menurut peneliti dari
Universitas Chicago, Kekurangan selama 6 hari membuat resistensi terhadap
insulin, yaitu hormon yang membantu mengangkut glukosa dari aliran darah ke sel.
Dalam studi lain, tes menunjukkan bahwa peserta yang tidur kurang dari 6 jam/malam
tidak dapat mengolah gula dengan benar. Hal ini bisa mengakibatkan diabetes
tipe 2 .
2.1.3.3 Meningkatkan Stress
Penelitian di
Universitas Chicago menemukan bahwa kurang menutup mata menyebabkan tingkat
kortisol, hormon stres meningkat saat sore dan malam dan menyebabkan
peningkatan detak jantung, tekanan darah, dan glukosa darah.Hal itu bisa
meningkatkan risiko hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2.Suasana
hati buruk dan otak yang terasa berkabut Setelah melewati malam yang gelisah,
konsentrasi akanberkurang dan membuat
kegiatan-kegiatan tertentu seperti mengemudimenjadi berbahaya. Suasana hati dan
tidur diatur oleh zat kimia otak yang sama.Jadi Orang yang mengalami kelelahan
juga kurang bahagia.Hal ini bisa meningkatkan kemungkinan depresi, namun kasus
ini hanya berlaku pada orang-orang yang rentan terhadap penyakit.
2.1.3.4 Mempercepat Penuaan
pengaruh waktu
tidur terhadap penuaan disebabkan oleh peningkatan kadar kortisol. Peningkatan
hormon kortisol dapat memperlambat produksi kolagen.Kolagen adalah jaringan
ikat yang mengatur kekencangan kulit.Oleh karena itu, tidur disebut juga beauty
sleep.
2.2 Waktu
Tidur Ideal
2.2.1
Kapasitas Tidur Yang Ideal
Waktu
tidur yang dibutuhkan oleh anak-anak lebih banyak jika dibandingkan dengan
orang tua. Pada mulanya, bayi yang baru lahir menghabiskan waktunya dengan
tidur dan hanya akan bangun jika merasa lapar, haus ataupun buang air besar.
Akan tetapi seiring dengan pertambahan usia kapasitas tidur semakin berkurang.
Jika pada saat bayi kapasitas tidur mencapai kurang lebih 16 jam/hari, maka
saat dewasa berkurang menjadi kurang
lebih 8 jam/hari, dan pada usia lanjut (50 tahun ke atas) berkurang menjadi 5-6
jam/hari
Namun,
sebenarnya kapasitas tidur tiap orang pada dasarnya berlainan. Kebiasaan tidur
setiap orang bervariasi tergantung pada kebiasaan yang dibawa selama perkembangan menuju dewasa, aktivitas harian
dan usia.Kebutuhan tidur yang cukup tidak hanya dilihat dari banyak atau
tidaknya waktu yang digunakan tetapi kualtas tidur turut mempengaruhi kebutuhan
tidur seseorang. Orang yang memiliki kualitas tidur yang baik namun kapasitas
tidur kurag sama dengan orang yang memiliki kapasitas tidur yang terpenuhi.
2.2.2 Jam Tidur Yang
Ideal
Jam tidur yang ideal adalah jam 9 malam hingga jam 5. Saat jam 9 hingga
jam 5 tubuh melakukan aktivitas penting yang akan berjalan sempurna ketika
manusia dalam keadaan tidur. Aktivitas penting tersebut adalah sebagai berikut
:
(1)
Pada jam 21:00-23:00 organ limpa bekerja melemah lemah.
Terjadi proses pembuangan racun dan proses regenerasi sel limpa. Maka
dianjurkan untuk beristirahat. Misal dengan mendengarkan musik yang tenang
untuk meningkatkan imunitas.
(2)
Pada jam 23:00-01:00 organ jantung melemah . Maka
dianjurkan untuk beristirahat tidur, apabila masih terus beraktifitas seperti
bekerja dan begadang maka akan dapat melemahkan fungsi jantung.
(3)
Pada jam 01.00 – 03.00 organ hati bekerja kuat. Terjadi
proses pembuangan racun atau limbah hasil metabolism tubuh. Apabila ada
gangguan fungsi hati tercermin pada kotoran dan gangguan mata. Apabila ada
lukan dalam akan terasa nyeri.
(4) Pada jam 03.00 – 05.00 organ
paru – paru kuat. Terjadi proses pembuangan limbah atau racun pada organ paru –
paru. Apabila terjadi batuk – batuk, bersin – bersin dan berkeringat menandakan
adanya gangguan fungsi paru – paru. Maka dianjurkan untuk sering melakukan olah
nafas untuk mendapatkan energy paru – paru yang sehat dan kuat serta kurangi
aktifitas yang dapat melemahkan fungsi paru – paru seperti merokok. Pada jam
05:00 organ usus besar bekerja kuat. Maka dianjurkan untuk membiasakan diri BAB
(Buang Air Besar) secara teratur pada jam 5
2.3
Cara Kerja
Otak
2.3.1 Tahap Non-REM
Tahap pertama
yaitu tidur ringan sekaligus tahapan transisi antara kondisi bangun dan
tertidur.Pada tahap pertama, aktivitas gelombang teta.pada otak sekitar 4-7Hz. Bila terbangun pada tahap ini, seseorang akan
merasa tidak sedang tidur sama sekali. Pada kebanyakan orang, tahap 1
berlangsung selama 10 menit.
Pada tahap
kedua, bola mata mulai berhenti bergerak, suhu tubuh menurun, serta detak
jantung mulai melambat.Tubuh bersiap memasuki tahap tidur dalam. Tahap kedua
ditandai dengan aktivitas gelombang
pada otak
berkisar 12-15Hz yang berlangsung kurang
lebih 20 menit.
Pada
tahap ketiga dan keempat manusia mulai memasuki tahap yang disebut tidur dalam
dengan aktivitas gelombang
pada otak sekitar 1-4Hz. Tahap tidur
dalam yang keempat lebh intens disbanding dengan tahap tidur ketiga.Pada tahap
ini tidak terdapat aktivitas mata dan otot di beberapa bagian tubuh.Kedua
tahapan ini berlangsung 30 hingga 45.
Setelah
berada pada tahap keempat, siklus tidur akan berulang ke tahap ketiga dan dua
sebelum akhirnya masuk ke tahap tidur REM (Rapid Eye Movement). Siklus tidur
yang normal pada umumnya mengikuti pola bangun- tahap pertama-taham kedua-tahap
ketiga-tahap keempat-taham ketiga- tahap kedua-REM. Seseorang biasanya
mengalami lima kali siklus tidur ketika beristirahat di malam hari.
2.3.2
Tahap REM
Tahap
REM ditandai dengan tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi pernapasan yang
luas.REM adalah periode tidur yang ditandai dengan pergerakan mata, hilangnya
kekuatan otot dan mimpi yang tampak nyata (Lucid
Dream).REM
disebut juga aktivitas otak yang tinggi dalam tubuh yang lumpuh atau
paradoks.Pada saat saat inilah mimpi-mimpi yang jelas lebih sering muncul.
Mimpi merupakan hasil dari neuron-neuron bagian bawah otak atau yang disebut
dengan Pons yang bekerja secara spontan selama tidur REM. Saraf-saraf ini
mengatur pergerakan mata, wajah, keseimbangan, dan juga postur tubuh dan serta
mereka juga mengirimkan pesan kepada bagian sensorik maupun motorik yang
bertanggung jawab atas pemprosesan visual dan perilaku selama kita terjaga.
Menurut Teori Aktivasi-Sintesis , sinyal-sinyal yang berasal dari pons tidak
memiliki makna psikologis sendiri. Tapi kortekslah yang kemudian mencoba untuk
membuatnya menjadi bermakna dengan mensintesiskan atau mengintegrasikan sinyal-sinyal
ini dengan pengetahuan dan ingatan-ingatan yang sudah ada untuk menghasilkan
interpretasi yang logis. Ini hanya seperti apa yang dilakukan oleh korteks
ketika sinyal-sinyal datang dari organ indera pada saat kita terjaga. Ketika
neuron yang aktif terletak pada bagian yang mengatur keseimbangan misalnya
korteks dapat menghasilkan mimpi tentang jatuh.Karena sinyal-sinyal dari pons
terjadi secara acak, interpretasi dari korteks yaitu mimpi mungkin terjadi
secara tidak logis dan memusingkan. Jadi otak sangat berpengaruh sekali dalam
proses tidur dan mimpi. Karena di dalam otak terdapat pons yang berhubungan
dengan tidur, terjaga, dan mimpi.Saraf ini yang mengatur pergerakan mata,
wajah, keseimbangan, dan juga postur tubuh dan mengirimkan pesan ke bagian
sensorik maupun motorik yang bertanggungjawab atas pemrosesan visual dan
perilaku selama kita terjaga.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pada
Bab II telah dipaparkan secara rinci penjelasan tentang (1) dampak tidak
menjaga waktu tidur (2) waktu tidur yang ideal (3) cara kerja otak saat tidur.
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut.
(1)
Dampak tidak menjaga waktu tidur terbagi menjadi dua
yaitu dampak kurang tidur dan dampak
tidur berlebih. Dampak kurang tidur diantaranya
menyebabkan obesitas, meningkatkan stress, mempercepat penuaan,
pengeloaan glukosa menurun, nafsu makan bertambah dll. Dampak tidur berlebih
diantaranya sakit kepala, menyebabkan obesitas, depresi dll
(2)
Waktu tidur yang ideal bergantung pada umur. Pada bayi
adalah kurang lebih 16 jam, pada orang dewasa 8 jam, dan pada usia lanjut 5-6
jam. Jam tidur yang ideal mulai dari jam 9 malam hingga jam 5 subuh
(3)
Cara kerja otak saat tidur terbagi menjadi dua yaitu non-REM dan REM.
3.2 Saran
Berdasarkan pada simpulan yang
telah dikemukakan di atas, ada beberapa saran yang ditujukan.Tidur merupakan
aktivitas penting dalam hidup yang harus dipenuhi. Mengatur wakti tidur sangat
penting dan tidak boleh disepelekan karena akan mengganggu kerja otak dan
kesehatan.
Daftar Rujukan
Haryono,Adelin&Rindiarti,
Almitra.2009.Prevalensi
Gangguan Tidur pada Remaja Usia 12-15 Tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Jalarta: Universitas Indonesia
Japardi, Iskandar. 2002. Gangguan Tidur. Sumetera Utara:
Universitas Sumatera Utara
Agustin,Destiana. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur
Pada Pekerja Shift Di PT Krakatau Tirta Industri Cilegon. Jakarta:
Universitas Indonesia
6
Efek Buruk Bila Kebanyakan Tidur. 2012(online), (http://female.kompas.com/read/2012/07/31/08134113/6.Efek.Buruk.Bila.Kebanyakan.Tidur)
diakses 3 Oktober 2015
Lanywati, Endang. 2001. Gangguan Sulit Tidur. Yogyakarta:kanisius
nice, trimakasih infonya :)
BalasHapus