Selasa, 14 Maret 2017
REFLEKSI KECERDASAN GANDA
Refleksi kecerdasan ganda
Kecerdasan
ganda adalah potensi yang dimiliki seseorang yang dapat diaktifkan melalui
proses belajar, interaksi dengan keluarga, guru, teman dan nilai-nilai budaya
yang berkembang. Kecerdasan mengandung dua aspek pokok yaitu; kemampuan belajar
dari pengalaman dan beradaptasi terhadap lingkungan.
Implementasi
teori kecerdasan ganda dalam aktivitas pembelajaran memerlukan dukungan komponen-komponen
sistem persekolahan sebagai berikut :
-
Orang tua murid
-
Guru
-
Kurikulum dan fasilitas
-
Sistem penilaian
Gardner mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan
untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang
bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata .
Penelitian
Howard Gardner yaitu memperkenalkan
sekaligus mempromosikan hasil penelitian Project Zero di Amerika yang
berkaitan dengan kecerdasan ganda → Teori menghilangkan anggapan yang ada selama ini
tentang kecerdasan manusia → Hasil. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah
-
Tidak
ada satuan kegiatan manusia yang hanya menggunakan 1 macam melainkan
menggunakan seluruh kecerdasannya.
-
Semua
kecerdasan ini bekerja sama sebagai satu kesatuan yang utuh dan terpadu.
-
Komposisi
keterpaduannya tentu saja berbeda-beda pada masing-masing orang dan budaya.
-
semua
kecerdasan tersebut dapat diubah dan ditingkatkan.
-
Kecerdasan
yang paling menonjol akan mengontrol kecerdasan-kecerdasan lainnya dalam
memecahkan masalah.
Delapan kecerdasan menurut Gardner
adalah
1. Kecerdasan
Musical : adalah kemampuan untuk menghasilkan dan mengapresiasi musik.
2. Kecerdasan
Kinestetik : kecerdasan yang memungkinkan seorang memanipulasi objek dan cakap
melakukan aktivitas fisik.
3. Kecerdasan
logika : Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi
dengan angka-angka dan bilangan, berpikir logis dan ilmiah, adanya konsistensi
dalam pemikiran
4. Kecerdasan
visual : Orang yang memiliki kecerdasan spasial adalah orang yang memiliki
kapasitas dalam berfikir secara tiga dimensi.
5. Kecerdasan
verbal : Orang dengan kecerdasan verbal ini sangat cakap dalam berbahasa,
menceriterakan kisah, berdebat, berdiskusi, melakukan penafsiran, menyampaikan
laporan dan berbagai aktivitas lain yang terkait dengan berbicara dan menulis.
6. Kecerdasan
interpersonal : memiliki kemampuan mudah bergaul dengan sesama, banyak teman
dan disenangi oleh orang lain
7. Kecerdasan
intrapersonal : kemampuan dalam membangun persepsi yang akurat tentang diri
sendiri dan menggunakan kemampuan tersebut dalam membuat rencana dan
mengarahkan orang lain.
8. Kecerdasan
naturalistic : Keahlian mengenali dan mengkategorikan spesies-flora dan fauna
di lingkungannya.
Bakat
dipengaruhi oleh kecerdasan. Bakat dimunculkan dari performance. Talent dan
intelektual adalah predictor. Lingkungan memperkuat bakat. Bakat dipengaruhi
oleh : kognisi tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik.
Minggu, 12 Maret 2017
TEORI KECERDASAN GANDA
TEORI
KECERDASAN GANDA
Gardner mengatakan
bahwa, Inteligensi adalah kemampuan untuk memecahkan masalah
dalam situasi budaya atau komunitas tertentu, yang terdiri dari tujuh macam
inteligensi. Sedangkan, Kecerdasan adalah kemampuan untuk
menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu
seseorang. Kecerdasan bergantung pada konteks, tugas serta tuntutan yang
diajukan oleh kehidupan kita, dan bukan tergantung pada nilai IQ, gelar
perguruan tinggi atau reputasi bergengsi.
Ada
berbagai kecerdasan yang tidak hanya dilihat dari segi linguistik dan logika.
Bagi Gardner tidak ada anak yang bodoh atau pintar; yang ada adalah anak yang
menonjol dalam salah satu atau beberapa jenis kecerdasan. Dalam menilai dan
menstimulasi kecerdasan anak, orangtua dan guru selayaknya dengan jeli dan
cermat merancang sebuah metode khusus. Setiap manusia memiliki kecenderungan
cerdas di satu bidang tanpa harus bersusah payah mengasahny
Menurut
Gardner keverdasan dibagi menjadi beberapa jenis yaitu
Kecerdasan
linguistic : kemampuan menggunakan kata secara efektif. Manusia yag memiliki
kecerdasan ini memiliki sifat gemar berbicara, bercerita dan tekun
mendengarkan.
Kecerdasan
logika matematika : Kecerdasan logika matematika pada dasarnya melibatkan
kemampuan untuk menganalisis masalah secara logis, menemukan atau menciptakan
rumusrumus atau pola matematika dan menyelidiki sesuatu secara alamiah.
Kecerdasan
visual spasial : memungkinkan orang membayangkan bentuk geometri atau tiga
dimensi dengan lebih mudah karena ia mampu mengamati dunia spasial secara
akurat dan mentransformasikan persepsi ini termasuk di dalamnya adalah
kapasitas untuk memvisualisasi, menghadirkan visual dengan grafik atau ide
spasial, dan untuk mengarahkan diri sendiri dalam ruang secara tepat.
Kecerdasan ini juga membuat individu mampu menghadirkan dunia ruang secara internal
dalam fikirannya.
Kecerdasan
gerak tubuh : anak cenderung senang bergerak dan menyentuh. Mereka memiliki
kontrol pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan dan keanggunan dalam bergerak,
dan mengeksplorasi dunia dengan otot-ototnya
Kecerdasan
musical : Anak dengan kecerdasan musikal mudah mengenali dan mengingat
nada-nada. Ia juga dapat mentransformasi kata-kata menjadi lagu dan menciptakan
berbagai permainan musik. Merekapun pintar melantunkan bait lagu dengan baik
dan benar, menggunakan kosa kata musikal, dan peka terhadap ritme, ketukan,
melodi atau warna suara dalam sebuah potongan komposisi musik.
Kecerdasan
interpersonal : Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk bisa memahami
dan berkomunikasi dengan orang lain, serta mampu membentuk dan menjaga
hubungan, dan mengetahui berbagai peran yang terdapat dalam suatu lingkungan
sosial.
Kecerdasan
intrapersonal : Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan seseorang untuk
memahami diri sendiri, mengetahui siapa dirinya, apa yang dapat dilakukan, apa
yang ingin ia lakukan, bagaimana reaksi diri terhadap suatu situasi dan
memahami situasi seperti apa yang sebaiknya ia hindari serta mengarahkan dan
mengintrospeksi diri.
Kecerdasan
natural : Anak dengan kecerdasan naturalis yang tinggi pada usia sangat dini
telah memiliki daya tarik yang besar terhadap lingkungan alam sekitar termasuk
pada binatang. Di usia yang lebih besar, anak-anak tersebut sangat berminat
pada biologi, botani, ilmu hewan, geologi, meteorologi, palentologi atau
astronomi.
Setelah
mengetahui kecerdasan yang dimiliki oleh anak, pembelajaran pun bisa dilakukan
dengan lebih fokus untuk sebuah kecenderungan yang akan mempunyai hasil yang
sangat optimal,
• Akan memberikan sudut pandang yang terkesan baru untuk pengembangan potensi yang dimiliki manusia,
• Akan memberikan sudut pandang yang terkesan baru untuk pengembangan potensi yang dimiliki manusia,
•
Memberi berbagai macam harapan serta semangat yang terkesan baru terlebih pada
anak yang sedang melakukan pembelajaran,
•
Memberi kesempatan si pelajar agar lebih kritis serta memiliki pemikiran yang
terbuka,
• Menghindari penghakiman yang bisa dilakukan manusia dari sudut pandang sebuah kecerdasan.
Walaupun teori ini memiliki serangkaian kelebihan, ternyata ia juga memiliki kekurangan, seperti:
• Memiliki kontroversi terlebih pandangan yang diberikan ahli psikologi tradisional seperti mencampuradukkan pengertian bakat, kecerdasan hingga ketrampilan,
• Menghindari penghakiman yang bisa dilakukan manusia dari sudut pandang sebuah kecerdasan.
Walaupun teori ini memiliki serangkaian kelebihan, ternyata ia juga memiliki kekurangan, seperti:
• Memiliki kontroversi terlebih pandangan yang diberikan ahli psikologi tradisional seperti mencampuradukkan pengertian bakat, kecerdasan hingga ketrampilan,
•
Memerlukan fasilitas yang begitu lengkap sehingga teori ini akan membutuhkan
biaya yang jauh lebih besar untuk operasional secara klasikal atau masal,
•
Jika dilihat di Indonesia, tenaga pendidikan yang berada di Indonesia saat ini
belum sepenuhnya telah siap untuk melakukan teori dalam praktek ini ataupun
melibatkan pelajar dewasa karena sudut pandang masih bersifat tradisional,
•
Lebih bersifat personal atau individu.
Sedangkan
kelemahan-kelemahan dari teori KM ini adalah sebagai berikut:
-
Memiliki kontroversi terutama dalam pandangan ahli psikologi tradisional,
antara lain mencampuradukkan pengertian kecerdasan, ketrampilan dan bakat.
-
Bersifat personal/individual sehingga teori ini lebih efektif digunakan
untuk mengembangkan pembelajaran orang per orang daripada mengembangkan
pembelajaran massa/klasikal.
-
Alat pengukuran masih belum ada yang sekaligus mengukur semua jenis kecerdasan
dalam satu alat tes, tetapi masih di ukur secara terpisah
-
Membutuhkan fasilitas yang lengkap sehingga membutuhkan biaya besar untuk operasional
klasikal atau massal.
-
Tenaga kependidikan di Indonesia belum sepenuhnya siap melaksanakan teori ini
dalam praktek di dalam kelas ataupun juga pembelajaran yang melibatkan pelajar
dewasa, karena sudut pandang kebanyakan orang masih sudut pandang tradisional.
Selasa, 07 Maret 2017
REFLEKSI TEORI KULTURAL
Menurut Vygotsky perkembangan kognisi seorang anak dapat terjadi melalui
kolaborasi antar anggota dari satu generasi keluarga dengan yang lainnya.
Perkembangan anak terjadi dalam budaya dan terus berkembang sepanjang hidupnya
dengan berkolaborasi dengan yang lain. Dari perspektif ini para penganut aliran
sosiokultural berpendapat bahwa sangatlah tidak mungkin menilai seseorang tanpa
mempertimbangkan orang-orang penting di lingkungannya.
Konsep penting dalam teori Sosio Kultural yaitu :
-
Hukum genetik : setiap anak memiliki genetic yang
berbeda-beda dimana genetic tersebut didapat dari orang tuanya. Genetic akan
mempengaruhi perkembangan otak siswa.
-
Zona perkembangan proksimal : terdiri dari dua
yaitu actual (perkembangan secara
mandiri), potensial (perkembangan dengan bantuan pihak lain)
-
Mediasi : terdiri dari metakognisi dan kognitif
Aplikasi teori
-
Pendidikan informa (keluarga) : contohnya
keluarga sering memberikan buku bacaan terhadap anaknya
-
Pendidikan informal (linkungan) :apabila
lingkungan sekitar individu tersebut baik maka individu tersebut menjadi baik pula
-
Pendidikan formal (sekolah) : di pendidikan
formal macam siswa dibagi menjadi 2 yaitu siswa yang mampu menyelsaikan
masalahnya sendiri dan siswa yang memerlukan orang lain untuk menyelsaikan
masalahnya sendiri
Kelebihan dari teori cultural
-
Anak memperoleh kesempatan yang luas (proksimal)
-
Pembelajaran perlu dikaitkan tentang potensi
-
Proses bersifat transfersal tetapi merupakan
kokontruksi
Kelemahan dari teori prilaku
-
Terbatas pada prilaku yang tampak
-
Proses belajar kurang tampak
-
Proses pemecahan masalah yang tidak dilihat
secara langsung
Pengaruh kultural
-
Perkembangan ontogennik : perkembangan individu
dari awal hingga mati
-
Perkembangan mikrogenik : perkembangan relative
singkat
-
Perkembangan phylogenik : perkembangan evolusi
-
Perkembangan sosio historical : sejarah
mempengaruhi perkembangan saat ini
Minggu, 05 Maret 2017
TEORI BELAJAR KULTURAL
Definisi dari
teori belajar kultural tidak dituangkan secara langsung oleh para ahli seperti
teori sebelumnya. Menurut teori ini, teori-teori belajar sebelumnya telah
mengabaikana aspek bahwa manusia merupakan makhluk sosial dan individu, manusia
sebagai makhluk sosial telah mengabaikan faktor lingkungannya. Lingkungan
merupakan setting sekaligus suatu bahan belajar yang penting melalui proses
yang alami . oleh karena itu teori ini menganggap belajar adalah proses
integrasi antara individu dengan lingkungannya.
Pada teori belajar ini ada tiga aspek
penting dalam pembelajaran yaitu:
1. Pendidikan sangat dipengaruhi oleh kebudayaan didaerah tersebut.
1. Pendidikan sangat dipengaruhi oleh kebudayaan didaerah tersebut.
2. Pendidikan
tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan dan pendidikan hanya dapat terlaksana
dalam suatu komunitas masyarakat.
3. Kebudayaan
merupakan suatu proses pemanusiaan di dalam kehidupan berbudaya,
sehingga akan terjadi proses perubahan.
Menurut teori ini kebudayaan bertujuan
merupakan hasil pola hubungam serta interaksi dari masyarakat yang telah
disepakati, dianut, dijalankan, dipertahankan dan berlangsung dari generasi ke
generasi.
1.
Teori kontruktivisme
Jean Peaget
Belajar menurut teori
kontruktivisme merupakan suatu proses mengasimilasikan dan mengaitkan
pengalaman atau pembelajatan sehingga informasi tersebut dapat dikembangkan. Peaget
berpendapat bahwa karsa individu
memnentukan proses belajar. Karsa individu maksudnya adalah pengetahuan yang berasal dari individu. Siswa
seharusnya berinteraksi dengan lingkungan sosial spereti teman sebayanya.
Keaktifan dari siswa menengukan jamina kesuksesan belajar sedangkan penataan
kondisi hanya sekedar memudahkan siswa dalam belajar.
2.
Teori Co-Kontruktivisme dan
Revolusi Sosio-Kultural Vygotsky
Vygotsky berpendapat bahwa proses
belajar anak secara kooperatif bersama teman sebaya dalam suatu lingkungan
yang mendukung jauh lebih efektig dan efisien. Teori kontruktivisme menurut
pendapat Vygotsky lebih menekankan pada pengaruh dari kebudayaan, tetapi nilai
sangat indiviudalistik sebab belum ada proses internalisasi. Berkaitan dengan
intelektual siswa, Vygotsky mengemukakan bahwa :
1. Inteletual individu
dapat dimengerti hanya dalam konteks budaya dan sejarah pengalaman
2. Vygotsky
percaya perkembangan intelektual dipengaruhi oleh sistem tanda setiap individu.
Sistem tanda tersebut diciptakan untuk membantu seseorang untuk berpikr, berkomunkas,
dan memecahkan masalah misalnya budaya, bahasa, sistem tulisan, dan sistem
perhitungan
Pengetahuan dan perkembangan kognitif yang berasal
dari teori sosiogenesis menyatakan bahwa kesadarsn dalam berinteraksi dengan
lingkunan dimensi atau turunan dan sekunder, sehingga teori ini disebut dengan
Co-Kontruktividme yang artinya perkembangan
kognitif seseorang disamping ditentukan oleh individu sendiri secara
aktif pula.
3. Teori sosial
Albert Bandura
Menuruut Bandura faktor-faktor yang
berproses dalam belajar observasi adalah:
1.Perhatian, perhatian
yang dimaksud yaitu peristiwa peniruan dan
karakteristik pengamat.
2. Penyimpanan, mencakup kode pengkodean simbolik.
3. Reproduksi motori, seperti kemampuan fisik dari siswa, kemampuan meniru,dan keakuratan
umpan balik.
4. Motivasi, mencakup dorongan dari luar
dan penghargaan terhadap dirisendiri.
Selain itu, juga harus diperhatikan
bahwa faktor model atauteladan mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.Tingkat tertinggi belajar dari
pengamatan, diperoleh dengan
cara mengorganisasikan
sejak awal dan mengulangi perilaku secara simbolik, kemudian melakukannya.
2.Individu lebih menyukai perilaku yang
ditiru jika sesuai dengan nilaiyang dimilikinya.
3. Individu akan menyukai perilaku yang
ditiru jika model atau panutan
tersebut
disukai dan dihargai, dan perilakunya mempunyai nilai yang bermanfaat
Sabtu, 04 Maret 2017
REFLEKSI SIBERINITIK
teori
belajr siberentik berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses mengolah
informasi, asumsi lainnya yaitu tidak ada satu proses belajarpun yang ideal
untuk segaka situasi, dan cocok untuk semua siswa karena cara belajar sangat
ditentukan oleh sistem informasi.
implementasi
dari teori ini dikemukakan oleh beberapa toko yaitu
1.
teori pemrosesan informasi pemrosesan informasi dbagi menjadi
3 yaitu
- Sensory reseptor ( sel tempat pertama kali informsi
diterima),
-
Working memory. working memory memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Memiliki kapasitas yang terbatas, kurang dari 7
slot. Informasi yang didapat hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik apabila
tanpa adanya upaya pengulangan (rehearsal).
b. Informasi dapat
disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya baik dalam bentuk
verbal, visua, ataupun semantic, yang dipengaruhi oleh peran proses kontrol dan
seseorang dapat dengan sadar mengendalikannya.
-
Long time memory. LTM diamsusikan sebagai berikut :
1) Berisi semua
pengetahuan yang telah dimilki oleh individu
2) Mempunyai
kapasitas tidak terbatas
3) Sekali informasi
disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang. Persoalan
“lupa” hanya disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan memunculkan kembali
informasi yang diperlukan.
Menurut
Gagne tahapan proses pembelajaran meliput delapan fase yaitu :
1. motivasi
2. pemahaman
3. pemrolehan
4. penyimpanan
5. ingatan
kembali
6. generalisasi
7. perlakuan
8. umpan
balik
2. Teori
belajar menurut Landa
a. proses
berpikir algoritmik (berfikir sistematis)
b. heuristik
(berfikir menuju ke beberapa tujuan sekaligus
3. Teori
belajar menurut Pask dan Scott
a. cara
berpikir serialis : berfikir secara linear
b. cara
berfikir menyeluruh : cara berpikir yang cenderung melompat ke depan, langsung
ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi atau mempelajari sesuatu dari yang
paling umum menuju ke hal yang lebih khusus
menurut
Gagne untuk mengurangu muatan memori kerja tersebut dapat diatur dengan
a. Kapabilitas
belajar
b. Peristiwa
pembelajaran
c. Pengorganisasian
atau urutan pembelajaran
Tahap sebernetik sebagai teori belajar sering kali dikritik
karena lebih menekankan pada sistem informasi yang akan dipelajari, sementara
itu bagaimana proses belajar berlangsung dalam diri individu sangat ditentukan
oleh sistem informasi yang dipelajari. Teori ini memandang manusia sebagai
pengolah informasi, pemikir, dan pencipta. Berdasarkan itu, maka diasumsikan
bahwa manusia merupakan makhluk yang mampu mengolah, menyimpan, dan
mengorganisasikan informasi.
Langganan:
Postingan (Atom)