Strategi Belajar
Inkuiri Merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan seluruh kemampuan siswa dalam mencari dan
menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara terstruktur, kritis,
logis, analitis sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan
penuh percaya diri.
Pendekatan
inkuiri pada dasarnya menggunakan konstruktivistik, di mana setiap siswa diberi
kebebasan untuk menciptakan makna baru
berdasarkan hubungan antara apa yang telah dimiliki, diketahui, dipercayai,
dengan fenomena, ide, atau informasi yang baru dipelajari. sehingga, dalam
proses belajar mahasiswa telah membawa pengertian dan pengetahuan awal yang
harus ditambah, dimodifikasi, diperbaharui, direvisi, dan diubah oleh informasi
baru yang diperoleh dalam proses belajar. Mahasiswa diberi kebebasan dalam
mengemukakan pendapat tanpa ada rasa takut akan terjadi kesalahan.
Penerapan Pendekatan Inkuiri
Untuk
mengungkapkan proses pembelajaran tersebut dosen atau guru harus mengumpulkan
dan menangkap data yang berupa fenomena dan bahasa verbal (katakata, kalimat,
ungkapan) serta sedikit data kuantitatif yang merupakan hasil tes guna, mendukung
kekuatan yang berupa bahasa verbal (kata, kalimat maupun fenomena). Data yang
terkumpul dianalisis secara induktif dan kualitatif interpretatif, untuk
menggambarkan seberapa besar tingkat partisipasi mahasiswa dalam mengikuti
perkuliahan. Semakin tinggi tingkat partisipasi dalam perkuliahan diasumsikan
semakin tinggi pula tingkat penguasaan materi dan konsep dari mata kuliah yang
diajarkan. Supaya lebih menarik dan lebih siap, maka pembelajaran dengan
pendekatan inkuiri harus dimulai oleh dosen dengan merencanakan pembelajaran;
menyiapkan media pembelajaran, dan melaksanakan kegiatan pembelajaran secara
maksimal. Dengan demikian, dosen berperan sebagai instrumen utama dalam 10
pelaksanaan pembelajaran, yang dapat mengukur berhasil atau tidaknya sebuah
pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya dengan pendekatan inkuiri.
Ciri-Ciri Strategi Pembelajaran Inkuiri
-
Siswa berperan aktif dalam mencari dan menemukan
-
Siswa tidak hanya menjadi penerima teori yang
guru sampaikan penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk
menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
-
Mencari dan menemukan jawaban sendiri dari
sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya
diri (Self belief).
Prinsip Pembelajaran
Inkuiri
1.
Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
2. Interaksi Proses
3. Peran Bertanya
4. Belajar untuk Berpikir
5. Keterbukaan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran
Inkuiri
1.
Orientasi : menciprakan suasana yang nyaman,
mengajak siswa untuk berfikir kritis dan responsive
2.
Merumuskan hipotesis : guru memberikan persoalan
kepada siswa untuk dipecahkan. Persoalan tersebut dapat berupa rumusan masalah
yang ingin dikaji dalam proses pembelajaran
3.
Merumuskan hipotesis : jawaban siswa merupkan
suatu hipotesis yang nantinya harus dibuktikan
4.
Mengumpulkan data : mengambil data dengan
pengamatan secara langsung yang mana data ini nantinya digunakan untuk menguji hipotesis
5.
Menguji hipotesis : dengan data yang ada maka
diketahui apakah hipotesis sementara siswa benar atau tidak.
6.
Menarik kesimpulan : dari hasil uji hipotesis
maka didapatkan jawaban yang sebenarnya. Jawaban tersebut disimpulkan sebagai
jawaban yang sebenarnya
Kelebihan Pendekatan Inkuiri
1.
Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar
sesuai dengan gaya belajar mereka.
2.
Dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi
belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku
berkat adanya pengalaman.
3.
Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi
ini dianggap lebih bermakna.
Kelemahan Pendekatan
Inkuiri
1.
Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan
siswa.
2.
Strategi ini sulit dalam merencanakan
pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar
3.
Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya,
memerlukan waktu yang panjang
4.
Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan
oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka startegi ini akan sulit
diimplementasikan