Minggu, 16 April 2017

REFLEKSI PROBLEM SOLVING AND PROBLEM BASED LEARNING

Problem Solving
Pengertian : Mengembangkan kemampuan berfikir rangkaian aktivitas pembelajaran  yangmenekankan kepada proses penyelesaaian secara ilmiah.

Tujuan Problem Solving
a. Mengembangkan kemampuan berfikir siswa dengan  cara pemecahan masalah
b. Memberikan pengetahuan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari
c. Belajar bertindak dalam situasi baru.
d. Belajar bekerja sistematis dalam memecahkan masalah

Kelebihan
1.       Belajar menjadi relevan dengan kehidupan
2.       Siswa dapat mengatasi masalah dalam kehidupan
3.       Siswa berfikir secara kreatif
4.       Melatih siswa untuk mengidentifikasi dan analisis

Kekurangan
1.       Jika siswa tidak memiliki minat maka masalah tidak selsai
2.      Tidak semua materi pelajaran mengandung masalah.
3.      Memerlukan perencanaan yang teratur dan matang
4.      Tidak efektif jika terdapat beberapa siswa yang pasif.


Problem Based Learning
Pengertian : menggunakan masalah sebagai sumber belajarnya sehingga siswa berfikir kritis

Tujuan
1.       Masalah terselsaikan secara efektif
2.       Siswa belajar mandiri
3.       Meningkatkan daya ingat

Karakteristik PBL
1.       Menggunakan masalah sbg pembelajaranannya
2.       Menggunakan penyelidikan secara autentik
3.       Menghasilkan produk
4.       Kolaborasi dan kerja sama
5.       Menggunakan intersdisiplin keilmuan

Tahap pembelajaran PBL
1.       Penyampaian ide
2.       Pemberian masalah
3.       Mencari jawaban
4.       Menarik kesimpulan

Kelebihan
a.  Menciptakan  pendidikan disekolah yang nyata dan relevan dengan kehidupan sehari-hari
b. Dapat membiasakan para siswa menghadapi permasalahan di dalam kehidupan.
c. Memancing siswa untuk berfikir secara kreatif dan kritis.

Kekurangan
1.       Keberhasilan berlangsum lama
2.       Perlu ditujang oleh buku untuk menambah pemahaman.



PROBLEM SOLVING AND PROBLEM BASED LEARNING


Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang menitikberakan peran aktif siswa dengan cara memberikan siswa suatu permasalahan agar siswa mampu menyelesaikan masalah yang ada dan kemudian menarik kesimpulan dengan menentukan sendiri langkahnya.
Metode pembelajaran problem solving merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran  yang menekankan kepada proses penyelesaaian secara ilmiah.metode ini tidak mengharapakan siswahanya sekedar mendengarkan,mencatat,kemudian menghafal materi pelajaran akan tetapi melalui metode problem solving siswa aktif berpikir,berkomunikasi,mencari dan mengolah data dan akhirnya menarik kesimpilan.

Tujuan Problem Solving
a. Mengembangkan kemampuan berfikir,terutama dalam mencari sebab akibat dan jawaban dari permasalahan
b. Memberikan pengetahuan yang bermanfaat dalam aktifitas sehari-hari.
c. Belajar bertindak dalam situasi baru.
d. Belajar bekerja sistematis dalam memecahkan masalah

Karakteristik Metode Pembelajaran Problem Solving
a. Metode problem solving merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran.
b. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah.metode ini menempatkan masalah sebagai kunci dari proses pembelajaran. 
c. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah

Kelebihan Metode Problem Solving
a. Metode ini membuat pendidikan disekolah menjadi lebih nyata dan berhubungan dengan aktivitas sehari-hari. 
b. Dapat membiasakan para siswa menghadapi permasalahan di dalam kehidupan.
c. Memancing siswa untuk berfikir secara kreatif dan kritis.

Tujuan Problem Based Learning
1.      Pemecahan masalah dengan penuh inisiatif dan antusias.
2.      Kemampuan belajar mandiri dan menjadi habit (kebiasaan) dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Mampu berkolaborasi secara efektif, efisien dan menarik dalam sebuah kerja tim.
4.      Ingin meningkatkan secara maksimal daya tahan pengingatan atau retensi.


Ciri-Ciri Dari Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
1.      Menggunakan masalah sebagai fakta serta alternative solusi yang dapat dilakukan.
2.      Memfokuskan pada interdisiplin keilmuan.
3.      Menggunakan penyelidikan secara otentik.
4.      Hasil solusi akhir dapat dipertanggungjawabkan.

Persamaan Antara Problem Solving Dan PBL
1.      Pembelajaran menggunakan masalah atau pemecahan masalah.
2.      Guru hanya berperan sebagai pendidik dan fasilitator. Sedangkan siswa berperan aktif untuk berfikir dan mencari jawaban dari permasalahan yang diberikan oleh guru.
3.      Langkah pembelajaran problem solving dan PBL, sama yaitu pada langkah awal pemberian masalah dari guru.

Perbedaan Antara Problem Solving Dan PBL
Perbedaan kedua model pembelajaran ini terletak pada masalah yang dipecahkan. Dimana pada problem based learning permasalahan yang diberikan membutuhkan penelitian dalam menyelsaikan permasalah yang sehingga bersifat lebih nyata dibanding problem solving. Masalah problem solving dapat diselsaikan hanya dengan diskusi saja.


Selasa, 11 April 2017

REFLEKSI METODE KOOPERATIF

Definisi : pembelajaran yang melibatkan 4-5 orang yang bekerja secara berkelompok untuk mencapai tujuan dengan adanya struktur atau dorongan sehingga membentuk adanya interaksi
Tujuan :
-          Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas akademik
-          Meneirma teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belakang
-          Mengembangkan keterampilan siswa
Manfaat pembelajaran kooperatif
-          Meningkat pencurahan waktu pada tugas
-          Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
-          Penerimaan terhadap perbedaan
-          Apatis berkurang
-          Pemahaman bertambah
-          Meningkatkan motivasi lebih  besar

Karakteristik belajar kooperatif
1.       Siswa belajar dalam kelompok menuntaskan materi
2.       Anggota kelompok ada yang tinggi, sedang dan rendah
3.       Jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku dan jenis kelamin yang berbeda
4.       Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok

Unsur (komponen)
-          Ketergantungan positif : ada 2 pertanggung jawaban kelompok yang pertama bagaimana individu menjelaskan kepada temannya
-          Tanggung jawab individu
-          Kemampuan sosialisasi
-          Tatap muka  : siswa harus saling mengenal
-          Evaluasi proses kelompok
-          Meningkatkan efektifitas siswa

Langkah pembelajaran
1.       Present goal and set : menjelaskan tujuan dan memotivasi siswa
2.       Present information
3.       Assist team  and studeny
4.       Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar
5.       Membimbing kelompok belajar
6.       Evaluasi
7.       Memberikan penghargaan

Tipe pembelajaran kooperatif
-          STAD : Guru membentuk kelompok
-          TPS : guru memberi masalah, dikerjakan scara individu, di share ke kelas
-          Jigsaw : masing-masing kelompok memahami topik tertentu terus memencar ke kelompok lain
-          NHT
-          Mencari pasangan : anggota terdiri dari 2 orang yang didapatkan dari kotak undian.
-          CIRC : pembelajaran membaca yang berbasangan. Dimana 1 kelompok membaca dan kelompok lain menyimpulkan

Kelebihan
-          Siswa tidak bergantung pada guru
-          Dapat mengembangkan kemampuan ide siswa
-          Melatih siswa untuk menghargai orang lain dan menerima perbedaan
-          Meningkatkan kemampuan siswa dalam komunikasi

Kekurangan
-          Harus memiliki fasilitas yang memadai
-          Topik permasalahan yang dibahas cenderung meluas sehingga waktunya lama
-          Terkadang terjadi seseorang yang menjadi dominan
-          Siswa tidak konsentrasi dalam pembelajaran dan membahas yang diluar topik



KOOPERATIF

Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yan berlandaskan kontruktivis (siswa belajar secara aktif dengan mencari sendiri materi pembelajaran sedangkan guru hanya sebagai fasilitator).
Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif
1.       Siswa memiliki sudut pandang bahwa mereka tenggelam atau berenang bersama. Maksudnya tidak hanya guru yang aktif dalam pembelajaran dengan memberikan metode pembelajaran yang ada. Akan tetapi siswalah yang justru berperan penting dalam pencarian materi tersebut
2.       Siswa memiliki tanggung jawab
3.       Siswa memiliki tuujuan yang sama
4.       Belajar secara berkelompok
5.       Siswa membagi tugas dengan berbagai tanggung jawab diantara para anggota kelompok
Ciri pembelajaran kooperatif
1.       Setiap individu memiliki peran dan tanggung jawab
2.       Adanya interaksi antar siswa terkait dengan kegiatan belajar mengajar
3.       Guru bertugas untuk mengamati proses pembelajaran yang terjadi dan baru akan berinteraksi jika dibutiuhkan

Tujuan
1.       Dapat memahami konsep-konseo yang sulit
2.       Siswa belajar menerima perbedaan setiap individu
3.       Sosial siswa berkembang

Tipe pembelajaran kooperatif
1.       Student teams achievmen division
1 kelompok terdiri dari 4-5 orang, bersifat heterogen,  memiliki kemampuan sedang, tinggi dan rendah. Diberikan lembar kerja untuk menuntaskan materinya. Siswa saling membantu untuk memahami materi yang dipelajari. Setiap satu atau 2 minggu diberi kuis secara individu dan mengumumkan skor yang dicapat setiap individu untuk mengetahui perkembangan siswa
2.       Investigasi Kelompok
Dibagi kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang bersifat heterogen dan memiliki satu kesukaan pada suatu topik. Kemudian topik tersebut dibahas dan dipersentasikan

3.       Pendekatan Struktual
Dibagi menjadi beberapa kelompok dengan tiap kelompok berisi 2-3 anggota. Struktur dibagi menjadi dua yaitu untuk meningkatkan keterampilan akademik dan yang kedua meningkatkan keterampilan sosial.

4.       Jigsaw
Dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok diberi materi yang berbeda dan setiap anggota kelompok harus memahami materi yang diberikan. Kemudian setiap anggota kelompok pergi ke kelompok yang lain untuk menjelaskan materi tentang kelompoknya.




Minggu, 09 April 2017

REFLEKSI PEMBELAJARAN SAINS INKUIRI

Inquiri : pembelajaran secara langsung
Menurut BNSP : pembelajaran IPA di MI/SD harus belajar secara inquiri. Untuk menumbuhkan kemampuan bekerja ilmiah, bersikap ilmiah, dan ingatan yang kuat
Pembelajaran sains pada SD tidak bersikap inquiri namun secra hapalan sehingga tidak bermakna lama

6 standar guru dapat melaksanakan pembelajaran sains
1.       Dapat merencanakan pembelajaran sains berbasis inkuiri
2.       Melaksanakan pembelajarana sains yg mengarah dan memfasilitasi siswa dalam belajafr
3.       Melaksanakan penelian yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran siswa
4.       Mengembangkan pembelajaran dari lingkungan
5.       Menciptakan masyarakat sains

Straategi pembelajaran
-          Kelompok pro-kontra
Seorang pendidik membagi kelompok dalam sekelas menjadi 2 kelompok yaitu kelompok pro dan kontra sesuai dengan pendapat mereka
-          Lempar bola kertas buta
Pendidik membai 2 kelompok yang sama besar, membuat pertanyaan didalam kertas kemudain melempar ke kelompok lain, yang terkena kertas harus menjawab pertanyaan
-          Bertamu ke kelompok tetangga.
Membagi menjadi beberaoa kelompok. Setiap anggota kelompok menyebar menjadi ahli materi untuk menjelaskan materi kelompoknya pada klompok lain
-          Bola musik asyik
Setiap siswa membuat pertanyaan dikertas. Kertas diopor hingga musik selsai. Siswa yg memegang kertas terakhir akan menjawab soal.

Prinsip penggunaan strategi pembelajaran inkuiri
-          Berorientasi pada pengembangan intelektual
-          Prinsip bertanya. Guru sebagai penanya, dimana guru sebagai pemicu siswa untuk berfirkir
-          Prinsip interaksi
-          Prinsip belajar untuk berpikir
-          Prinsip kpeterbukaan.

Langkah pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri
-          Orientasi
-          Merumuskan masalah
-          Mengajukan hipotesis
-          Mengumpulkan data
-          Menguji hipotesis
-          Merumuskan kesimpulan

Kendala dalam implemetasi
-          Strategi pembelajaran inkuiri menekankan pada proses belajar dan hasil belajar
-          Budaya belajara siswa indonesia : menerima materi dari guru. Sehingga bertentangan dengan belajar inkuiri
-          Sulit merencanakan pembelajaran, oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar
-          Memerlukan waktu yang panjang, sehingga guru sulit untuk menyesuaikannya.

Keunggulan
1.       Menekankan kepada pengembangan aspek kognetif, afektir, psikomotor

Model pembelajaran inquiri
1.       Induksi
Siswa mencari dan meyelsaikan masalahnya sendiri.

2.       Deduiksi
Siswa mendapat masalah dari guru dan menyelsaikannnya sendri



refleksi siklus belajar

       Dalam siklus belajar, ada beberapa tahap yang saling berhubungan bagi siswa dalam proses belajar yaitu tahap pelibatan. pada tahap ini siswa dilibatkan dengan materi yang ingin dipelajari  berupa tindakan-tindakan yang pengajar berikan sehingga siswa dapat menyambungkan pengetahuan yang barunya dengan pengetahuan yang sebelumnya. 
     Selanjutnya tahap eksplorasi dimana peserta didik secara bekerja secara berkelompok tanpa arahan dari gurunya. sehingga akan ada keputusan, interaksi dengan lingkungan melali kegiatan-kegiatan seperti praktikum, analisis artikel, diskusi fenomena yang sedang  terjadi dan lain-lain sehingga diharapkan siswa memiliki pola pikir yang berkembang
     Ketiga adalah tahap perluasan. pada tahap ini siswa mengembangkan konsep-konsep baru yang dipelajari setelah mengeksplorasi. kemudian tahap yang terakhir adalah tahap evaluasi dimana dilakukan tes (dalam bentuk yang beraga,) untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.


INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN SAINS

Strategi Belajar Inkuiri Merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan  seluruh kemampuan siswa dalam mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara terstruktur, kritis, logis, analitis sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Pendekatan inkuiri pada dasarnya menggunakan konstruktivistik, di mana setiap siswa diberi kebebasan  untuk menciptakan makna baru berdasarkan hubungan antara apa yang telah dimiliki, diketahui, dipercayai, dengan fenomena, ide, atau informasi yang baru dipelajari. sehingga, dalam proses belajar mahasiswa telah membawa pengertian dan pengetahuan awal yang harus ditambah, dimodifikasi, diperbaharui, direvisi, dan diubah oleh informasi baru yang diperoleh dalam proses belajar. Mahasiswa diberi kebebasan dalam mengemukakan pendapat tanpa ada rasa takut akan terjadi kesalahan.

Penerapan Pendekatan Inkuiri
Untuk mengungkapkan proses pembelajaran tersebut dosen atau guru harus mengumpulkan dan menangkap data yang berupa fenomena dan bahasa verbal (katakata, kalimat, ungkapan) serta sedikit data kuantitatif yang merupakan hasil tes guna, mendukung kekuatan yang berupa bahasa verbal (kata, kalimat maupun fenomena). Data yang terkumpul dianalisis secara induktif dan kualitatif interpretatif, untuk menggambarkan seberapa besar tingkat partisipasi mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan. Semakin tinggi tingkat partisipasi dalam perkuliahan diasumsikan semakin tinggi pula tingkat penguasaan materi dan konsep dari mata kuliah yang diajarkan. Supaya lebih menarik dan lebih siap, maka pembelajaran dengan pendekatan inkuiri harus dimulai oleh dosen dengan merencanakan pembelajaran; menyiapkan media pembelajaran, dan melaksanakan kegiatan pembelajaran secara maksimal. Dengan demikian, dosen berperan sebagai instrumen utama dalam 10 pelaksanaan pembelajaran, yang dapat mengukur berhasil atau tidaknya sebuah pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya dengan pendekatan inkuiri.

Ciri-Ciri Strategi Pembelajaran Inkuiri
-          Siswa berperan aktif dalam mencari dan menemukan
-          Siswa tidak hanya menjadi penerima teori yang guru sampaikan penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
-          Mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (Self belief).

Prinsip Pembelajaran Inkuiri
1.       Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
2. Interaksi Proses
3. Peran Bertanya
4. Belajar untuk Berpikir
5. Keterbukaan Pembelajaran

Tahap Pembelajaran Inkuiri
1.       Orientasi : menciprakan suasana yang nyaman, mengajak siswa untuk berfikir kritis dan responsive
2.       Merumuskan hipotesis : guru memberikan persoalan kepada siswa untuk dipecahkan. Persoalan tersebut dapat berupa rumusan masalah yang ingin dikaji dalam proses pembelajaran
3.       Merumuskan hipotesis : jawaban siswa merupkan suatu hipotesis yang nantinya harus dibuktikan
4.       Mengumpulkan data : mengambil data dengan pengamatan secara langsung yang mana data ini nantinya digunakan  untuk menguji hipotesis
5.       Menguji hipotesis : dengan data yang ada maka diketahui apakah hipotesis sementara siswa benar atau tidak.
6.       Menarik kesimpulan : dari hasil uji hipotesis maka didapatkan jawaban yang sebenarnya. Jawaban tersebut disimpulkan sebagai jawaban yang sebenarnya

Kelebihan  Pendekatan Inkuiri
1.       Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
2.       Dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
3.       Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.

Kelemahan Pendekatan Inkuiri
1.       Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2.       Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar
3.       Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang

4.       Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka startegi ini akan sulit diimplementasikan

SIKLUS BELAJAR

Beberapa studi menemukan bahwa kegagalan siswa dalam belajar sains dan teknologi sebagian besar disebabkan dengan kuatnya konsepsi naïf. Naif maksudnya adalaha kurang lengkapnya pemahaman konsep, atau kekacauan konsep siswa saat kegiatan belajar sains dan teknologi . Oleh karena itu diciptakan tentang siklus belajar merupakan bentuk proses konstruktif yang dapat memudahkan pengubahan konsepsi naïf dan proses konstruksi pengetahuan.
Siklus belajar dibagi menjadi 3 fase yaitu :
1.       Fasa Eksplorasi atau Fasa Penggalian Konsep
Selama fase ini siswa belajar dengan menciptakan aksi dan reaksi mereka sendiri dalam situasi baru.
Penerapannya dapat diuraikan sebagai berikut :  Siswa disuruh mengidentifikasi objek-objek yang dianggapnya menarik, kejadian-kejadian atau situasiØ yang dapat diobservasi siswa-siswa. Proses  ini dapat berlangsung dalam ruangkelas, laboratorium atau lapangan
2.       Fasa Pengenalan Konsep atau Fasa Penemuan Konsep
Pengenalan konsep, dapat dimulai dengan memberikan konsep-konsep yang ada hubungannya dengan fenomena yang diselidiki, dan didiskusikan dalam konteks apa yang telah diamati selama fasa eksplorasi.  Hal tersebut bertujuan untuk menunjukkan pada siswa tentang konsep-konsep dengan cara yang sederhana, jelas, dan langsung sehingga dapat dipahami oleh siswa dengan mudah.
3.       Fasa Penerapan Konsep
Fasa ini dimana siswa menggunakan konsep yang telah difahami sehingga lebih bermakna. Adapun penerapannya dapat dilaksanakan dengan cara mengenalkan aktivitas yang berbeda di mana siswa dapat memperluas konsep-konsep dalam situasi baru atau situasi yang berbeda.
Sedangkan meenrut Trianto, 2010 fasa siklus belajar lebih dijabarkan kembali
1.       Fase pendahuluan (Engegament )
Pada tahap ini, guru berusaha memancing minat dengan rasa keingintahuan (curiocity) siswa tentang topik yang akan dipelajari. Fase ini dapat dilakukan dengan bertanya kepada siswa mengenai proses faktual dalam kehidupan sehari-hari (yang sesuai dengan topik yang dibahas). Dengan demikian, siswa akan memberikan respon ∕ jawaban, kemudian jawaban siswa tersebut dijadikan pijak oleh guru untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang pokok bahasan yang akan dibahas.
2. Fase eksplorasi (Exploration) Pada fase ini, siswa diberi kegiatan yang dapat melibatkan keaktifan siswa untuk menguji prediksi dan hipotesis melalui alternatif yang diambil, mencatat hasil pengamatan dan mendiskusikan dengan siswa yang lain. Sehingga siswa memiliki kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok– kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru. Pada fase ini guru sebagai fasilitator.
3. Fase penjelasan (Explanation) Kegiatan pada fase ini bertujuan untuk melengkapi, menyempurnakan dan mengembangkan konsep yang diperoleh siswa. Siswa dituntut untuk menjelaskan konsep yang sedang dipelajari dalam kalimat mereka sendiri. Pada fase ini siswa menemukan istilah–istilah dari konsep yang dipelajari.
4. Fase Elaborasi (Elaboration) Kegiatan belajar ini mengarahkan siswa menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari, membuat hubungan antar konsep dan menerapkannya pada situasi yang baru melalui kegiatan–kegiatan praktikum lanjutan yang dapat memperkuat dan memperluas konsep yang telah dipelajari.
5. Fase Evaluasi (Evaluation) Siswa diberi pertanyaan untuk mendiagnosa pelaksanaan kegiatan belajar dan mengetahui pemahaman siswa mengenai konsep yang diperoleh.

Manfaat Siklus Belajar
1. Meningkatkan motivasi belajar karena siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran
2. Lebih berpeluang untuk menyampaikan pendapat dan gagasan
3. Dapat menumbuhkan kegiatan belajar
4. Pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Sedangkan kekurangan penerapan model pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1. Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah–langkah pembelajaran
2. Menuntut kesungguhan dan kreatifitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran

3. Memerlukan pengelolahan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi

REFLEKSI PAKEM

PAKEM merupakan kepanjangan dari pembelajaran yang aktif dan kreatif. maksudnya   aspek learning is fun menjadi salah satu aspek dalam pembelajaran PAKEM, disamping upaya untuk erus memotivasi anak agar mereka mengadakan eksplorasi, kreatif, dan bereksperimen terus dalam pembelajaran.

1. Pembelajaran menyenangkan 
dimana dalam  pembelajaran siswa dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran secara optimal. pada pembelajaran ini yang berperan aktif adala siswa. Jadi pembelajaran menjadi bermakna bila siswa dilibatkan untuk berpartisipasi pada berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sementara guru berperan sebagai fasilitator dan mediator sehingga siswa mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas.

2. Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif maksudnya pembelajaran dilakukan dengan lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengkaji topik-topik pembelajaran, sehingga siswa mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. dalam hal ini guru hanya sebagai fasilitator.

3. Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif maksudnya dalam pembelajaran perlu memunculkan motivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung, seperti menggunakan beberapa metode dan strategi yang menarik, misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah.
agar pembelajaran menjadi efektif , guru harus memerhatikan beberapa hal, sebagai berikut:
(1) pengelolaan tempat belajar,
(2) pengelolaan siswa,
(3) pengelolaan kegiatan pembelajaran,
(4) pengelolaan konten/materi pelajaran, dan
(5) pengelolaan media dan sumber belajar.

4. Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan maksudnya suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan. Dengan kata lain, pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran.

PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)

PAKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif artinya proses pembelajaran guru harus bisa menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, menjawab, dan mengemukakan gagasan. Menurut teori ini belajar merupakan proses dimana siswa aktif dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima materi dari guru tentang pengetahuan.  Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.
Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan pribadi yang kreatif,  sehingga mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan artinya  suasana dalam proses pembelajaran dapat menyenangkan sehingga siswa dapat berkonsentrasi pada belajar.

efektif . Maksudnya pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Prinsip PAKEM
1. Mengalami: siswa dapat terlibat secara aktif dalam segala proses pembelajaran.
2. Komunikasi: siswa aktif melakukan interaksi dengan gurunya
3. Refkesi: dimana peserta didik diharapkan dapat mengingat kembali tentang apa yang dilakukan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan Pakem
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
2. Mengenal anak secara perorangan
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
5.  Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental


Minggu, 02 April 2017

PEMBELAJARAN CTL (Contextual Teaching and Learning)

Strategi pembelajaran adalah semua komponen materi/paket pengajaran dan prosedur yang digunakan untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pengajaran. Menurut Nurhadi dalam Sugiyanto (2007) CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. 
1.      Strategi pembelajaran CTL merupakan strategi dimana siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran. Pada pembelajaran ini sisea didorong untuk aktif dalam mempelajari sesuatu
2.      Belajar sesuai dengan pembelajaran CTL adalah bukam hanya mendengarkan atau mencatat, tetapi  melalui pengalaman dari siswa itu sendiri. Dengan pembelajaranan CTL siswa diharapkan dapat menemukan materi yang dipelajarinya secara mandiri.
Konsep dasar strategi pembelajaran kontekstual
1.      Mendorong siswa untuk  menerapkan konsep dalam kehidupan maksudnya CTL bukan hanya bertujuan untuk siswa memahami materi ajan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat diterapkan dalam kehidupan sehar-harinya’
2.      CTL menekankan kepada keterlibatan siswa untuk menemukan materi, maksudnya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung
3.      CTL mendorong siswa agar dapat melibatkan tentang hal yang dipelajari dengan peristiwa disekitarnya.
Strategi Pembelajaran CTL 
a. Pembelajaran berbasis masalah
b. Menggunakan konteks yang beragam
c. Mempertimbangkan kebhinekaan siswa
d. Memberdayakan siswa untuk belajar sendiri
e. Belajar melalui kolaborasi
f. Menggunakan penelitian autentik
g. Mengejar standar tinggi

Penerapan Pembelajaran CTL
a. Relating : belajar dengan konteks kenyataan disekitar siswa
b. Experiencing : belajar dari pengalaman
c. Applying : belajar yang berfokus pada kehidupan sehari-hari.
d. Cooperative : Belajar merupakan proses kolaboratif dan kooperatif melalui kegiatan kelompok, komunikasi interpersonal atau hubunngan intersubjektif.
e. Trasfering :Belajar menenkankan pada terwujudnya kemampuan memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau konteks baru.