Beberapa studi menemukan bahwa kegagalan siswa dalam belajar
sains dan teknologi sebagian besar disebabkan dengan kuatnya konsepsi naïf.
Naif maksudnya adalaha kurang lengkapnya pemahaman konsep, atau kekacauan
konsep siswa saat kegiatan belajar sains dan teknologi . Oleh karena itu
diciptakan tentang siklus belajar merupakan bentuk proses konstruktif yang
dapat memudahkan pengubahan konsepsi naïf dan proses konstruksi pengetahuan.
Siklus belajar dibagi menjadi 3 fase yaitu :
1.
Fasa Eksplorasi atau Fasa Penggalian Konsep
Selama fase ini siswa belajar dengan menciptakan aksi dan
reaksi mereka sendiri dalam situasi baru.
Penerapannya dapat diuraikan sebagai berikut : Siswa disuruh mengidentifikasi objek-objek
yang dianggapnya menarik, kejadian-kejadian atau situasiØ yang dapat diobservasi
siswa-siswa. Proses ini dapat
berlangsung dalam ruangkelas, laboratorium atau lapangan
2.
Fasa Pengenalan Konsep atau Fasa Penemuan Konsep
Pengenalan konsep, dapat dimulai dengan memberikan
konsep-konsep yang ada hubungannya dengan fenomena yang diselidiki, dan
didiskusikan dalam konteks apa yang telah diamati selama fasa eksplorasi. Hal tersebut bertujuan untuk menunjukkan pada
siswa tentang konsep-konsep dengan cara yang sederhana, jelas, dan langsung
sehingga dapat dipahami oleh siswa dengan mudah.
3.
Fasa Penerapan Konsep
Fasa ini dimana siswa menggunakan konsep yang telah difahami
sehingga lebih bermakna. Adapun penerapannya dapat dilaksanakan dengan cara
mengenalkan aktivitas yang berbeda di mana siswa dapat memperluas konsep-konsep
dalam situasi baru atau situasi yang berbeda.
Sedangkan meenrut Trianto, 2010 fasa siklus belajar lebih
dijabarkan kembali
1.
Fase pendahuluan (Engegament )
Pada tahap ini, guru berusaha memancing minat dengan rasa keingintahuan
(curiocity) siswa tentang topik yang akan dipelajari. Fase ini dapat dilakukan dengan
bertanya kepada siswa mengenai proses faktual dalam kehidupan sehari-hari (yang
sesuai dengan topik yang dibahas). Dengan demikian, siswa akan memberikan
respon ∕ jawaban, kemudian jawaban siswa tersebut dijadikan pijak oleh guru
untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang pokok bahasan yang akan
dibahas.
2. Fase eksplorasi (Exploration) Pada fase ini, siswa diberi
kegiatan yang dapat melibatkan keaktifan siswa untuk menguji prediksi dan
hipotesis melalui alternatif yang diambil, mencatat hasil pengamatan dan
mendiskusikan dengan siswa yang lain. Sehingga siswa memiliki kesempatan untuk
bekerja sama dalam kelompok– kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari
guru. Pada fase ini guru sebagai fasilitator.
3. Fase penjelasan (Explanation) Kegiatan pada fase ini
bertujuan untuk melengkapi, menyempurnakan dan mengembangkan konsep yang
diperoleh siswa. Siswa dituntut untuk menjelaskan konsep yang sedang dipelajari
dalam kalimat mereka sendiri. Pada fase ini siswa menemukan istilah–istilah dari
konsep yang dipelajari.
4. Fase Elaborasi (Elaboration) Kegiatan belajar ini
mengarahkan siswa menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari, membuat
hubungan antar konsep dan menerapkannya pada situasi yang baru melalui
kegiatan–kegiatan praktikum lanjutan yang dapat memperkuat dan memperluas
konsep yang telah dipelajari.
5. Fase Evaluasi (Evaluation) Siswa diberi pertanyaan untuk
mendiagnosa pelaksanaan kegiatan belajar dan mengetahui pemahaman siswa
mengenai konsep yang diperoleh.
Manfaat Siklus Belajar
1. Meningkatkan motivasi belajar karena siswa dilibatkan
secara aktif dalam proses pembelajaran
2. Lebih berpeluang untuk menyampaikan pendapat dan gagasan
3. Dapat menumbuhkan kegiatan belajar
4. Pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Sedangkan kekurangan penerapan model pembelajaran ini adalah
sebagai berikut:
1. Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai
materi dan langkah–langkah pembelajaran
2. Menuntut kesungguhan dan kreatifitas guru dalam merancang
dan melaksanakan proses pembelajaran
3. Memerlukan pengelolahan kelas yang lebih terencana dan
terorganisasi
Menurut anda, apakah penerapan siklus belajar bisa dilakukan ketika belajar mandiri?
BalasHapus