Minggu, 09 April 2017

INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN SAINS

Strategi Belajar Inkuiri Merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan  seluruh kemampuan siswa dalam mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara terstruktur, kritis, logis, analitis sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Pendekatan inkuiri pada dasarnya menggunakan konstruktivistik, di mana setiap siswa diberi kebebasan  untuk menciptakan makna baru berdasarkan hubungan antara apa yang telah dimiliki, diketahui, dipercayai, dengan fenomena, ide, atau informasi yang baru dipelajari. sehingga, dalam proses belajar mahasiswa telah membawa pengertian dan pengetahuan awal yang harus ditambah, dimodifikasi, diperbaharui, direvisi, dan diubah oleh informasi baru yang diperoleh dalam proses belajar. Mahasiswa diberi kebebasan dalam mengemukakan pendapat tanpa ada rasa takut akan terjadi kesalahan.

Penerapan Pendekatan Inkuiri
Untuk mengungkapkan proses pembelajaran tersebut dosen atau guru harus mengumpulkan dan menangkap data yang berupa fenomena dan bahasa verbal (katakata, kalimat, ungkapan) serta sedikit data kuantitatif yang merupakan hasil tes guna, mendukung kekuatan yang berupa bahasa verbal (kata, kalimat maupun fenomena). Data yang terkumpul dianalisis secara induktif dan kualitatif interpretatif, untuk menggambarkan seberapa besar tingkat partisipasi mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan. Semakin tinggi tingkat partisipasi dalam perkuliahan diasumsikan semakin tinggi pula tingkat penguasaan materi dan konsep dari mata kuliah yang diajarkan. Supaya lebih menarik dan lebih siap, maka pembelajaran dengan pendekatan inkuiri harus dimulai oleh dosen dengan merencanakan pembelajaran; menyiapkan media pembelajaran, dan melaksanakan kegiatan pembelajaran secara maksimal. Dengan demikian, dosen berperan sebagai instrumen utama dalam 10 pelaksanaan pembelajaran, yang dapat mengukur berhasil atau tidaknya sebuah pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya dengan pendekatan inkuiri.

Ciri-Ciri Strategi Pembelajaran Inkuiri
-          Siswa berperan aktif dalam mencari dan menemukan
-          Siswa tidak hanya menjadi penerima teori yang guru sampaikan penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
-          Mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (Self belief).

Prinsip Pembelajaran Inkuiri
1.       Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
2. Interaksi Proses
3. Peran Bertanya
4. Belajar untuk Berpikir
5. Keterbukaan Pembelajaran

Tahap Pembelajaran Inkuiri
1.       Orientasi : menciprakan suasana yang nyaman, mengajak siswa untuk berfikir kritis dan responsive
2.       Merumuskan hipotesis : guru memberikan persoalan kepada siswa untuk dipecahkan. Persoalan tersebut dapat berupa rumusan masalah yang ingin dikaji dalam proses pembelajaran
3.       Merumuskan hipotesis : jawaban siswa merupkan suatu hipotesis yang nantinya harus dibuktikan
4.       Mengumpulkan data : mengambil data dengan pengamatan secara langsung yang mana data ini nantinya digunakan  untuk menguji hipotesis
5.       Menguji hipotesis : dengan data yang ada maka diketahui apakah hipotesis sementara siswa benar atau tidak.
6.       Menarik kesimpulan : dari hasil uji hipotesis maka didapatkan jawaban yang sebenarnya. Jawaban tersebut disimpulkan sebagai jawaban yang sebenarnya

Kelebihan  Pendekatan Inkuiri
1.       Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
2.       Dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
3.       Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.

Kelemahan Pendekatan Inkuiri
1.       Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2.       Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar
3.       Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang

4.       Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka startegi ini akan sulit diimplementasikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar