Selasa, 28 Februari 2017

REFLEKSI HUMANISME

Humanistik lebih melihat kepribadian individu. Teori ini dapat dimanfaatkan asalkan tujuannya memanusiakan manusia. Teori ini cocok untuk diterapkan pada pelajaran ilmu sosial.  Indicator dari keberhasilan teori ini adalah individu mengalami perubahan ke arah yang lebih baik berdasarkan kemauannya sendiri. Menurut Combs, prilaku tidak bak adalah melakukan  susatu yang tidak diminati
Menurut Mashlow didalam diri manusia ada dua hal yaitu
1.      Usaha positif untuk berkembang
2.      Menolak sesuatu yang menghambat perkembangan
Menurut Rogers setiap indovidu adalah positif dan menolak teor behavioristik. Rogers menjelaskan bahwa perlunya sikao saling menghargai tanpa berprasangka.
Asumsi Humanistik
1.      Kecendrungan formatif : manusia berkembang dari sederhana menuju hal yang kompleks dengan kreasinya sendiri

Konstruksi humanism :
- organisme
- medan fenomena (pengalaman)
- diri/ self : kesadaran diri
Pada aplikasinya teori ini digunakan dalam bidang bimbingan dan konseling.
Molis berpendapat bahwa ada 2 elemen manusia yaitu:
1.      Elemen kognitif : tentang berfikir, logika, kemampuan verbal
2.      Elemen efektif : perasaan, fantasi

Aplikasi dalam pembelajaran
1.      Guru : sebagai fasilitator dan motivator
2.      Siswa : bersifat aktif fan bebas mencari ilmu.
Kritik humanusme :
1.      Terlalu optmis secara naïf
2.      Tidak mempercayai kadanya sifat buruk

                             

Minggu, 26 Februari 2017

TEORI BELAJAR SIBERENETIK

Teori belajar siberenetik merupakan disiplin ilmu yang berhubungan dengan pengontrilan mesin computer. Siberenetik (Dari kata Cybernetic) merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempersoalkan pengendalian dan komunikasi yang diterapkan dalam fungsi organisme atau mesin majemuk.
Menurut teori ini belajar adalah aktivitas pengolahan informasi.  Asumsi yang disampaikan oleh teori ini ada;ah tidak ada satu tahap dari satu proses belajar yang ideal untuk segala situasi dan kondisi dan untuk semua siswa karena cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi (penyampaian materi). Sebuah informasi yang sama mungkin akan dipelajari siswa lain melalu belajar yang berbeda.
Salah satu tokoh dari teori ini adalah Robert Gagne yang berpendapat bahwa dalam suatu pembelajaran adalah output dari  suatu pemrosesan informasi yang beripa kecakapan mausia yang terdiri dari
Informasi verbal : Ialah hasil pembelajaran yang berupa informasi yang dinyatakan dalam bentuk verbal (kata-kata atau kalimat) baik secara tertulis atau secara lisan. Informasi verbal bisa berupa pemberian nama atau label terhadap suatu benda atau fakta, pemberian definisi atau pengertian, atau perumusan berbagai hal dalam bentuk verbal.
Kecakapan intelektual : Ialah kecakapan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungan dengan menggunakan simbol-simbol. Kecakapan intelektual ini mencangkup kecakapan dalam membedakan (diskriminasi), konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum-hukum. Kecakapan ini sangat diperlukan dalam menghadapi pemecahan masalah.
 Strategi kognitif : Ialah kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dalam mengelola (management) keseluruhan aktivitasnya. Dalam proses pembelajaran, strategi kognitif ini mengarah pada kemampuan mengendalikan ingatan dan cara-cara berpikir agar terjadi aktifitas yang efektif.
 Sikap : Ialah hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih berbagai tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sikap dapat diartikan sebagai keadaan di dalam diri individu yang akan memberi arah kecenderungan bertindak dalam menghadapi sutu objek atau rangsangan.
Kecakapan motorik  : Ialah hasil pembelajaran yang berupa kecakapan gerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.

Selain Gagne, tokoh teori ini juga ada Landa. Menurut  Landa proses belajar berjalan dengan baik apabila apa yang hendak dipelajari atau masalah sebaiknya dipecahkan atau dipelajar.  Materi pelajaran tertentu akan lebih tepat jika disajikan beruntun, sedangkan materi pelajaran lainnya akan lebih tepat bila  diberi kebebasan kepada siswa untuk berimajinasi dan berpikir.
3. Teori belajar menurut Pask dan Scott
Menurut Pask dan Scott ada dua macam cara berpikir, yaitu:
a. Cara berpikir serialis
Cara berpikir yaitu berpikir menggunakan cara setahap demi setahap atau linier.
b. Cara berpikir menyeluruh atau wholist
Cara berpikir yang cenderung melompat ke depan, langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi atau mempelajari sesuatu dari yang paling umum menuju ke hal yang lebih khusus.
Teori belajar pengolahan informasi termasuk teori kognitif yang mengemukakan bahwa belajar adalah proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung dan merupakan perubahan kemampuan yang terikat pada situasi tertentu. Namun memori kerja manusia mempunyai kapasitas yang terbatas. Tokoh Gagne memberikan solusi dari masalah itu, menurut Gagne, untuk mengurangi muatan memori kerja tersebut dapat diatur sesuai dengan:
a. Kapabilitas belajar
b. Peristiwa pembelajaran
c. Pengorganisasian atau urutan pembelajaran
Tahap sebernetik sebagai teori belajar sering kali dikritik karena lebih menekankan pada sistem informasi yang akan dipelajari, sementara itu bagaimana proses belajar berlangsung dalam diri individu sangat ditentukan oleh sistem informasi yang dipelajari. Teori ini memandang manusia sebagai pengolah informasi, pemikir, dan pencipta. Berdasarkan itu, maka diasumsikan bahwa manusia merupakan makhluk yang mampu mengolah, menyimpan, dan mengorganisasikan informasi
Pada teori ini, komponen pemrosesan informasi dibagi menjadi tiga berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya. Ketiga komponen itu adalah:
a. Sensory Receptor (SR)
SR merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar.
b. Working Memory (WM)
WM diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi perhatian oleh individu. Karakteristik WM adalah :
1) Memiliki kapasitas yang terbatas, kurang dari 7 slot. Informasi yang didapat hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik apabila tanpa adanya upaya pengulangan (rehearsal).
2) Informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya baik dalam bentuk verbal, visua, ataupun semantic, yang dipengaruhi oleh peran proses kontrol dan seseorang dapat dengan sadar mengendalikannya.
c. Long Term Memory (LTM)
LTM diasumsikan :
1) Berisi semua pengetahuan yang telah dimilki oleh individu
2) Mempunyai kapasitas tidak terbatas
3) Sekali informasi disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang. Jika lupa maka hanya disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan memunculkan kembali informasi yang diperlukan.
Kelebihan Teori Sibernetik 
1.Cara berfikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol.
2. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis.
3.Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap.
4.Adanya keterarahan seluruh kegiatan kepada tujuan yang ingin dicapai
.5.Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya.
6.Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing individu
7.Balikan informative memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerjayang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.

Kelemahan Teori Sibernetik 
Teori ini dikritik karena lebih menekankan pada sistem informasi yang dipelajari, dan kurangmemperhatikan bagaimana proses belajar.

Daftar Pustaka
Anonim, 2015. Teori Belajar Sibernetik. (Online), (http://digilib.uinsby.ac.id/7701/6/bab2.pdf). (Diakses tanggal 26, februari 2017)
Anonim. 2013. Teori Dalam Pembelajaran. (Online). (http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054067_chapture2.pdf). (Diakses tanggal 26, februari 2017)

Sabtu, 25 Februari 2017

TEORI HUMANISME

TEORI HUMANISME
Dalam artikel “some educational implications of the Humanistic Psychologist” Abraham Maslow mencoba untuk mengkritisi teori Freud dan behavioristik. Menurut Abraham, yang terpenting dalam melihat manusia adalah potensi yang dimilikinya. Humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia daripada berfokus pada “ketidaknormalan” atau “sakit” seperti yang dilihat oleh teori psikoanalisa Freud. Pendekatan ini melihat kejadian setelah “sakit” tersebut sembuh, yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanistik biasanya memfokuskan penganjarannya pada pembangunan kemampuan positif ini.
Pendekatan humanistic dalam pendidikan menekankan pada perkembangan emosional peserta didik. Teori ini bertolak belakang dengan teori behavioristik yang berpendapat bahwa emosi dapat mengganggu suatu pembelajaran. Sedangkan dalam pembelajaran humanistic emosi merupakan suatu potensi terbesar manusia. Apabila kita mengabaikan humanistic maka kita mengabaikan potensi yang terbesar dari manusia.
Tokoh-tokoh dalam teori humanistic adalah sebagai berikut:
1.       Arthur Combs : Menurut Combs, perilaku yang keliru atau tidak baik terjadi karena tidak adanya kesediaan seseorang melakukan apa yang seharusnya dilakukan sebagai akibat dari adanya sesuatu yang lain, yang lebih diminati. Contohnya guru yang murid-muridnya tidak berminat belajar, hal itu karena bukan karena mereka memiliki intelegen yang rendah akan tetapi murid-murid itu tidak berminat melakukan apa yang dikehendaki oleh guru. Hal ini bisa diatasi dengan membuat metode belajar yang tidak membosankan didalam kelas.
2.       Teori Maslow : teori ini didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :
a. Suatu usaha yang positif untuk berkembang
b. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Masing-masing orang  memiliki berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri(self).
3.       Carl Ransom Rogers
Rogers membagi dua tipe belajar, yaitu:
1. Kognitif (kebermaknaan)
2. experiential ( pengalaman atau signifikansi)
Meskipun teori yang kemukakan oleh Rogers adalah salah satu dari teori holistik, akan tetapi keunikan teori adalah sifat humanis yang terkandung didalamnya.
Asumsi dasar teori Rogers adalah:
- Kecenderungan formatif
 Segala hal di dunia baik organik maupun non-organik tersusun dari hal-hal yang lebih kecil.
 - Kecenderungan aktualisasi
-Kecenderungan dari setiap makhluk hidup untuk bergerak menuju ke kesempurnaan atau pemenuhan potensial dirinya. Tiap individual memiliki kekuatannya sendiri untuk menyelsaikan masalahnya.

Teori humanism dalam pembelajaran

Dalam teori ini skriswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri , mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif. Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :
1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas
2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan positif.
3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri
4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri
5. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dariperilaku yang ditunjukkan.
6. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya

refleksi 3

     Pada pertemuan ini membahas tentang teori kontruktivisme. pada teori ini belajar tidak hanya menghafal saja namun mengkontruksikan pengetahuan dari fakta yang ada. tujuan dari teori ini adalah adanya motivasi sendiri dari siswa, mengembangkan kemampuan siswa, membantu siswa untuk mengembangkan konsep yang telah ada, mengembangkan pemikiran siswa agar lebih mandiri dan menekankan proses belajar.
    Peaget berpendapat bahwa pengetahuan didapatkan dari suatu tindakan. ada 3 proses dalam pembelajaran yaitu asimilasi, akumulasi dan equlibrium. pada teori Peaget guru bentindak sebagai fasiltator. pada proses asimilasi siswa mendapatkan ilmu yang baru yang beruhubungan dengan ilmu yang lamanya. kemudian pengetahuan baru tersebut akan digabungkan dengan pengetahuan yang lama (akumulasi) dan akhirnya  pengetahuan tersebut diseimbangkan (equlibrium). 
   Lev vgitsky berpendapat bahwa belajar dapat berjalan dengan baik jika terdapat interaksi sosial yang baik.Vygotsky menyatakan bahwa anak mampu meniru tindakan yang melampaui kapasitasnya, namun hanya dalam batas-batas tertentu. Ketika sedang meniru, anak sanggup melakukan secara lebih baik bila dibimbing oleh orang dewasa daripada dilakukannya sendiri. 
   Menurut Ausubel,  belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua demensi. Dimensi pertama, berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan pada siswa, melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua, menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengkaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. 

Dari penjelasan tersebut , teori belajar menurut teori kontruktivisme adalah
1. memberi peluang kepada peserta didik dalam memperoleh pengetahuan
2. menggalakan persoalan atau idea yang kemudian digunakan sebagai pembelajaran 
3. menyokong pembelajaran secara kognitif
4. menggalakkan dan menerima daya usaha dan autonomi
5. lebih mementingkan proses belajar 
6. tidak hanya memahami teori saja

Prinsip dari kontruktivisme yaitu 
1. pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa
2. murid tidak akan mendapatkan ilmu jika tidak aktif mencari. oleh karena itu guru bukanlah sumber ilmu
3. murid aktif mengkontruksi secara terus menerus
4. guru sekedar membantu menyediakan saran dan situas agar  proses kontruksi berjalan lancar.

   Peranan guru dalam teori ini adalah sebagai seseorang yang meluruskan konsep siswa. jadi siswa mencari pengetahuannya sendiri sehingga membentuk suatu konsep baru kemudian menyampaikannya ke guru dan apabila ada konsep yang salah maka guru bertugas untuk meluruskan. sedangkan sarana belajar juga berperan dalam proses belajar siswa. sarana belajar akan mendukung proses belajar siswa dan pembangunan konsep baru. 
   Dari penjelasan tentang teori kontruktivisme ternyata ada beberapa kekurangan yaitu:
1. siswa mengkontruksikan pengetahuannya sendiri 
2. situasi semua sekolah tidak sama sehingga fasilitas yang disediakan untuk mendukung belajar siswa juga berbeda-beda

Sabtu, 18 Februari 2017

Teori Kontruktivisme

Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri. Pengetahuan bukan tiruan dari realitas, bukan juga gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan merupakan hasil dari konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan tersebut. Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata
Berikut ini akan dikemukakan ciri-ciri pembelajaran yang konstruktivis menurut beberapa literatur yaitu : 1.Pengetahuan dibangun berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya 2.Belajar adalah merupakan penafsiran personal tentang dunia 3.Belajar merupakan proses yang aktif dimana makna dikembangkan berdasarkan pengalaman 4.Pengetahuan tumbuh karena adanya perundingan (negosiasi) makna melalui berbagai informasi atau menyepakati suatu pandangan dalam berinteraksi atau bekerja sama dengan orang lain 5.Belajar harus disituasikan dalam latar (setting) yang realistik, penilaian harus terintegrasi dengan tugas dan bukan merupakan kegiatan yang terpisah.

Macam-Macam Konstruktivisme
Konstruktivisme dibedakan dalam dua tradisi besar yaitu konstruktivisme psikologis (personal) dan sosial. Konstruktivisme psikologis dibagi menjadi dua, yaitu yang lebih personal dan yang lebih sosial, sedangkan konstruktivisme sosial berdiri sendiri.
1.        Konstruktivisme personal
 Pada teori ini menekankan bagaimana anak secara individual mengkonstruksi pengetahuan dari berinteraksi dengan pengalaman dan objek yang dihadapinya. Peaget menekankan bagaimana seorang anak mengadakan abstraksi, baik secara sederhana maupun secara refleksif, dalam membentuk pengetahuannya. Bagi Piaget, pengetahuan lebih dibentuk oleh pribadi anak itu sendiri yang sedang belajar daripada diajarkan oleh orang tua. Konstruktivisme psikologis bercabang dua: (1) yang lebih menekankan pada personal, individual, dan subjektif; (2) yang lebih menekankan sosial seperti aktivitas individual, lewat asimilasi dan akomodasi dalam pembentukan 3 pengetahuan dan menekankan pentingnya masyarakat dalam mengkonstruksi pengetahuan ilmiah.
2.       Konstruktivisme dan pengetahuan
Sesungguhnya setiap orang adalah konstruktivis. Pengetahuan bukanlah “sesuatu yang sudah ada di sana” dan tinggal mengambilnya tetapi merupakan suatu bentukan terus menerus dari orang yang belajar dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya pemahaman yang baru

Penerapan teori kontruktivisme
Pandangan  kontruktivis, aspek-aspek si belajar, peranan guru, sarana belajar, dan evaluasi belajar. 1. Proses belajar kontruktivistik secara konseptual proses belajar jika dipandang dari pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar kedalam diri siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemuktahiran struktur kognitifnya. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi rosesnya dari pada segi perolehan pengetahuan dari pada fakta-fakta yang terlepas-lepas.
2. Peranan siswa. Menurut pandangan ini belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh si belajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep, dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari.
3. Peranan guru. Dalam pendekatan ini guru atau pendidik berperan membantu agar proses pengkontruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru tidak mentransferkan pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri.
 4. Sarana belajar. Pendekatan ini menekankan bahwa peranan utama dalam kegiatan belajar adalah aktifitas siswa dalam mengkontruksi pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan, dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan tersebut. Sarana tidak terbatas hanya yang ada pada sekolah, juga bisa memanfaatkan yang ada diluar sekolah.
5. Evaluasi. Evaluasi dalam hal ini tidak dimaksudkan untuk mengetahui kualitas siswa dalam memahami materi dari guru, evaluasi menjadi sarana untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran.

Kelebihan  Teori Kontriktivisme
a. Berfikir dalam proses membina pengetahuan baru, murid berfikir untuk menyelesaikan masalah, menjana idea dan membuat keputusan.
b. Faham :Oleh kerana murid terlibat secara langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan boleh mengapliksikannya dalam semua situasi.
c. Ingat :Oleh kerana murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep. Yakin Murid melalui pendekatan ini membina sendiri kefahaman mereka. Justeru mereka lebih yakin menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru.
d. Kemahiran sosial :Kemahiran sosial diperolehi apabila berinteraksi dengan rakan dan guru dalam membina pengetahuan baru.
e. Seronok :Oleh kerana mereka terlibat secara terus, mereka faham, ingat, yakin dan berinteraksi dengan sihat, maka mereka akan berasa seronok belajar dalam membina pengetahuan baru.

Kemlemahan Teori Kontriktivisme

 Kelemahan Dalam bahasan kekurangan atau kelemahan ini mungkin bisa kita lihat dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu sepertinya kurang begitu mendukung. 

REFLEKSI TEORI KOGNITIF

Kognitif berasal dari bahasa laitin(Kogniter) yang artinya berfikit. Teori kognitif lebih mementingkan proses dari pada hasil, dan adanya aspek kejiwaan. Bayak ilmuan yang mengembangkan teori kognitif sehingga teori kogniti memiliki banyak macam. Pertama teori kognitif Gestral.pada teori ini ada 5 implementasi belajar kognitif yaitu:
1.       Insight : pengalaman tilikan (kemampuan implementasi sub pokok dari yang kita pelajari
2.       Meaningful : pelajaran bermakna
3.       Purposive behavior : tujuan dari apa yang dipelajari
4.       Life space : tujuan dari apa yang kita pelajari
5.       Transfer : mengaplikasikan apa yang kita tahu dari masalah kehidupan sehari-hari
Selain Gestral, ilmuwan bernama Ausubel juga mengemukakam pendapatnya mengenai teori kognitif bahwa ada beberapa jenis belajar yaitu:
-          Belajar dengan penemuan yang bermakna
-          Belajar dengan ceramah yang bermakna
-          Belajar dengan penemuan yang tdak bermakna jika tidak terstruktur dengan baik
-          Belajar dengan ceramah yang tidak bermakna
Dari macam-macam belajar menurut Ausubel maka menghafal bukanlah suatu pembelajaran karena belajar adalah memahami sesuatu menjadi informasi yang bermakna.
Teori Jean Peaget
Menurut Jean Peaget manusia memiliki tahapan perkembangan yatu tahap sensori (0-2 tahun), tahap pre oprasional (2-7 tahun), tahap konkret (7-15 tahun), tahap formal (15- dewasa). Dari tahap-tahap tersebut maka kita dapat mengetahui bentuk informasi yang bagaimana yang bisa diterima oleh manusia sesuai dengan umurnya.

Teori Joremes Burner
Menurut burner ada 3 konsep pembelajaran yaitu enaktif (adanya respon saat diberi stimulus), ikonik (mulai diberikan gambaran), simbolik (sudah mempu berfikir abstrak).               

Prinsip yang digunakan dalam pembelajaran kogntif adalah belajar secara aktif, memahami dar apa yang diketahui, memaham dari rekaman (mengembangkan dari apa yang direkam oleh otak), perubahan secara mental. Selain prinsip teori kognitif juga memilik dimensi yaitu perceptual modalty preference (mengedepankan proses penginderaan), field dependen (belajar dipengaruhi oleh lingkungan)/ field independen (belajar tidak dipengaruhi oleh lingkungan, strong and weakness autotiom (frekuensi pengulangan pembelajaran). Dari dimensi tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan manusia dalam belajar berbeda-beda. Ada manusia yang dipengaruhi oleh lingkungan dan ada manusia yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Ada manusia yang cukup dijelaskan sekali langsung mengerti dan ada pula manusa yang perlu dijelaskan dengan berulang kali. Dari dimensi tersebut maka guru diharapkan memperhatian tipe belajar setiap peserta didik.
Pengaplikasian teori kognitif dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan memusatkan perhatian pada cara berpikir atau proses mental anak, mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar, memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam kemajuan perkembangan, dan yang terakhir yaitu dengan mengutamakan peran siswa saling berinteraksi



Sabtu, 11 Februari 2017

TEORI KOGNITIF DAN PERENAPAN DALAM PEMBELAJARAN

Menurut Jean Piaget belajar merupakan suatu interaksi yang terjadi secara terus-menerus antara individu dan lingkungan. Maksudnya, pengetahuan merupakan suatu proses, bukan sebuah produk. Sehingga dalam memahami pengetahuan orang dituntut untuk mengenali dan menjelaskan berbagai cara bagaimana individu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam proses pembelajaran Jean Piaget menyarankan: Penggunaan metode aktif yang menghendaki siswa menemukan kembali atau merekonstruksi kebenaran-kebenaran yang harus dipelajarinya. Guru berperan mengatur dan menciptakan situasi dan menyajikan masalah yang berguna. Teori kognitif dibagi menjadi dua yaitu:
1.Teori belajar Pengolahan Informasi
Gambar tersebut menunjukkan  titik awal dan akhir dari peristiwa pengolahan informasi. Garis putus-putus menunjukkan batas antara kognitif internal dan dunia eksternal. Dalam model tersebut tampak bahwa stimulus fisik seperti cahaya, panas, tekanan udara, ataupun suara ditangkap oleh seseorang dan disimpan secara cepat di dalam sistem penampungan penginderaan jangka pendek. Apabila informasi itu diperhatikan, maka informasi itu disampaikan ke memori jangka pendek dan sistem penampungan memori kerja. Apabila informasi di dalam kedua penampungan tersebut diulang-ulang atau disandikan, maka dapat dimasukkan ke dalam memori jangka panjang.Kebanyakan, peristiwa lupa terjadi karena informasi di dalam memori jangka pendek tidak pernah ditransfer ke memori jangka panjang. Tapi bisa juga terjadi karena seseorang kehilangan kemampuannya dalam mengingat informasi yang telah ada di dalam 5 memori jangka panjang. Bisa juga karena interferensi, yaitu terjadi apabila informasi bercampur dengan atau tergeser oleh informasi lain.
2.Teori belajar Kontruktivisme
Belajar berarti mengkontruksikan makna atas informasi dari masukan yang masuk ke dalam otak. Peserta didik harus menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri. Peserta didik sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip tersebut apabila sudah dianggap tidak bisa digunakan  lagi. Peserta didik mengkontruksikan pengetahuannya sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya.
Vygotsky menjabarkan implikasi utama teori pembelajaran yaitu 1) menghendaki setting kelas kooperatif, sehingga siswa dapat saling berinteraksi dan saling memunculkan strategi - strategi pemecahan masalah yang efektif dalam masing-masing zone of Proximal development mereka; 2) Pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran menekankan scaffolding.
Satu masalah yang terlihat dalam Model Kognitif respons ini ialah ia terlalu bergantung kepada teori-teori yang lain. Satu teori tidak cukup untuk menerangkan perubahan sikap seorang dengan berkesan. Terdapat satu perasaan yang menyeluruh bahawa teori ini cuba memahami bagaimana perubahan sikap diperlukan, akan tetapi matlamat itu tidak jelas tercapai. Ia kelihatan tidak mungkin untuk memahami dengan tepat bagaimana sikap berubah dan kemudian juga ia tidak realistik dan diterangkan ke atas semua perubahan sikap. Selain itu, teori ini sangat bergantung kepada fakta bahawa perubahan dalam sikap adalah sebagai kesan akibat daripada kesedaran dan proses pemikiran yang aktif




Daftar Pustakan
Jahidin, Eka. 2013. Teori Belajar Kognitif. (Online), (http://digilib.unila.ac.id/237/7/BAB%20II.pdf). (Diakses tanggal 12 februari 2017)
Anonim, 2015. Teori Kognitf. Johor : Universitas Teknologi Malaysia. (Online), (http://www.lpmpsulsel.net/v2/attachments/203_APLIKASI%20TEORI%20KOGNITIF.pdf). (Diakses tanggal 12 februari 2017)
Makka, MA. 2015. Teori Belajar. (Online), (http://www.lpmpsulsel.net/v2/attachments/203_APLIKASI%20TEORI%20KOGNITIF.pdf). (Diakses tanggal 12 februari 2017)


Refleksi Teori Behaviouristik

Behavioristik merupakan perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan ini memiliki faktor penting berupa rangsangan (stimulans) yang nantinya dapat direspon oleh peserta belajat berupa perilaku reaktif  berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Prinsip dalam teori behavioristik adalah  diberi pujian, dan hukuman. Semuah hasil belajar berdasarkan dari stimulus, tidak melihat mental dan kecerdasan. Mental tidak dapat diukur sehingga tidak dapat menjadi indikator dalam teori behavioristik. Pada masa itu ahli-ahli  belum memahami ada aspek mental dalam proses belajar, mereka hanya melihat prilaku yang dapat diamati. Selain teori behaviouristik ada pula teori kognitif menjelaskan bahawa tidak hanya hasil yang diamati, akna tetapi harus memperhatikan proses juga.
Teori pemrisesan infrmasi : penerimaan, pemrosesn, penyimpanana, respon. Ada memori janka pendek (info dtg begitu sj, tdk disimpan) bisa jd jaka panjang apabila diolah trlebih dahulu (informasi baru akan memperkaya mnj memori jngka pjg), dan jangka panjang
Pertanyaan C1-C6 bukan dibedakan berdasarkan analisi tapi level evaluasi.  Pertanyaan C6 dapat dijawab saat pertanyaan C1-C5 bisa dijawab. Level menjunjukkan kompleksitas berfikir.
Belajar tidak sekedar menghafal,  tapi  belajar juga proses membangun cara berfikir dan sikap. Kreativitas ada pada long time memori. Apabila  suatu informasi sering diulang maka akan masuk ke long time memori oleh karena itu prooses pembelajaran haris memanfaatkan teknologi.
Teori behavior bukanlah teori yang salah dan tidak patut untuk digunakan, ada beberapa aspek dari teori ini ada bisa untuk diikut dan yang tidak bisa diikuti. Contohnya hukuman dan hadiah dapat diterapkan pada waktu-waktu tertentu. Teori behavioristik diteliti menggunakan anjing  sikap binatang  yang harus diberikan stimulan agar menghasilkan prilaku sesuai dengan apa yang kita inginkan. hukuman tidak cocok untuk zaman sekarang karena Al-Quran tidak mengajarkan tentang hukuman tapi mengenai ketakwaan. Tingkatan sikap paling awal yaitu mengkuti aturan, dan yang paling akhir adalah karakter. Anak SD-SMP difokuskan tentang pembentukan sikap sedangkan untuk SMA-perguruan tinggi sudah mulai mempelajari kompleksitas berfikir





Selasa, 07 Februari 2017

REFLEKSI 3

Universitas Negeri Malang
Nama : Hanina Salmah
Off : B/2015
Belajar menurut kbbi adalah berusaha memperoleh kepandaian sedangkan menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 20 (disebutkan Pembelajaran, bukan Belajar) Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU Nomor 20 Tahun 2003. Pasal 1 ayat 20). Menurut Miarso (2008:30), definisi ini mengindikasikan bahwa ada lima jenis interaksi yang dapat berlangsung dalam proses pembelajaran, yaitu :
1) Interaksi antara pendidik dengan peserta didik
2) Interaksi antar sesama peserta didik
3) Interaksi peserta didik dengan nara sumber
4) Interaksi peserta didik bersama pendidik dengan sumber belajar yang sengaja dikembangkan, dan
5) Interaksi peserta didik bersama pendidik dengan lingkungan sosial dan alam.
Selain itu belajat juga dapat diartikan sebagai harapan yang diharapkan dari siswa melalui proses pembelajran. Sedangkan hakikat belajar merupakan perubahan tingkahlaku ke yang lebih baik dari sebelumnya. Akan tetapi saya kurang setuju karena. Berdasarkan resume dari saudari Tesa bahwa belajar tidak hanya tentang akademik namun moral, sosial, intelektual, motorik. Saya setuju atas pendapat dari saudara tesa bahwa belajar adalah semuan perubahan yang terjadi yang menuju sisi yang lebih baik dari sebelumnya. Dari segala penjelasan tentang belajar maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkahlaku secara keseluruhan terhadap pengalamannya yang memiliki tujuan memberikan perubahan tingkah laku yang lebih baik dari sebelumnya melalui sebuah interaksi.
Ciri-ciri dalam pembelajaran yaitu memiliki tujuan, adanya pendidik atau guru, adanya materi, adanya proses, adanya ketertiban dpn pmblajaran, adanya evaluasi. Sedangkan menurut Faris belajar memiliki ciri-ciri yaitu mendapatkan kemampuan baru yg didapat, bersifat tetap, didapat dgn usaha, tidak bersifat fisik.
Teori belajr adalah deskriptif karena tujuannya memberikan proses belajar dan yang diamati adalah hasil dari proses tersebut. teori prespiktif juga bersifat prespektif dmana yang diamati adalah metodenya yang digunakan.  Contohnya  siswa dituntut lebih aktif dari pada  guru (deskriptif). Atau apabila ingin memahami isi buku dapat dilakukan dengn rangkuman (preskriptif)
Kelebihan teori deskriptif : Pada teori belajar deskriptif memiliki kelebihan yaitu kegiatah lebih terkonsep sehingga masiswa dapat memahami materi dengan baik, mendorong siswa untuk mencari sumber pengetahuan sebanyak-banyaknya dalam mengerjakan suatu tugas. Selain itu teori deskriptif juga memiliki kekurangan yaitu kurang memperlihatkan sisi psikologis siswa dalam memaham suatu materi (yang diamati adalah hasilnya shg tidak melihagt psokologis).
Pada teori prespektif memiliki kelebihan yaitu bersifat sistematis shg mmbuttuhkan waktu yng lebih lama, banyak member motivasi pada siswa agar terjadi proses optimal dalam kerja otak. Akan tetapi teori prespektif membutuhkan waktu yang lama dalam pelaksanaannya.
Zaman sekarang teori belajar tersebut  disatukan. Contohnya yaitu guru memberikan materi dengan metode yang berbeda sesuai dengan bagaiman siswa dapat paham (preskriptif), kemudian guru akan memberikan PR pada siswa untuk dikerjakan yang tanpa melihat metode apa yang siswa gunakan untuk mengerjakan PR tersebut, namun memfokuskan pada hasil yang didapatkan.
Menurut saya teori belajar preskriptif memiliki membuat siswa lebih mengerti mengenai hal yang dipelajari melalui metode-metode yang digunakan. Akan tetapi metode preskriptif membuat siswa menjadi tidak mandiri, hanya akan belajar ketikan guru memberikan materi, tidak mencoba untuk mencari sendiri sehingga ilmu yang didapat lebih sedikit dibandingkan menggunakan teori deskriptif dan memakan waktu yang lama. Sedangkan teori deskriptif dapat membangun pribadi siswa yang mandiri dengan siswa aktif untuk mencari  bahan belajarnya sendiri dengan caranya sendiri. Akan tetapi jika tidak diimbangkan dengan fasilitas yang diberikan maka membuat siswa tertekan secara psikologis. Oleh karena itu dalam teori deskriptif memerlukan desain yang baik dalam proses belajar seperti yang dikatakan oleh Bapak Hadi.
Saya setuju dengan pendapat beliau bahwa desain pembelajaran harus tepat agar menghasilkan produk yang baik karena apabila desain yang dibuat salah maka akan mengakibatkan siswa  salah memandang tentang arti belajar sesungguhnya sehingga akan menumbuhkan pribadi yang malas belajar. Apabila hal tersebut terjadi maka generasi berikutnya juga akan berpengaruh sehingga akan berdampak buruk bagi negara untuk kedepannya.