Universitas
Negeri Malang
Nama : Hanina Salmah
Off : B/2015
Belajar menurut
kbbi adalah berusaha
memperoleh kepandaian sedangkan menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim
Pendidikan Nasional, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 20 (disebutkan
Pembelajaran, bukan Belajar)
Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar (UU Nomor 20 Tahun 2003. Pasal 1 ayat 20). Menurut
Miarso (2008:30), definisi ini mengindikasikan bahwa ada lima jenis interaksi
yang dapat berlangsung dalam proses pembelajaran, yaitu :
1) Interaksi antara pendidik dengan peserta didik
1) Interaksi antara pendidik dengan peserta didik
2)
Interaksi antar sesama peserta didik
3)
Interaksi peserta didik dengan nara sumber
4)
Interaksi peserta didik bersama pendidik dengan sumber belajar yang sengaja dikembangkan, dan
5)
Interaksi peserta didik bersama pendidik dengan lingkungan sosial dan alam.
Selain
itu belajat juga dapat diartikan sebagai harapan yang diharapkan dari siswa
melalui proses pembelajran. Sedangkan hakikat belajar merupakan perubahan
tingkahlaku ke yang lebih baik dari sebelumnya. Akan tetapi saya kurang setuju
karena. Berdasarkan resume dari saudari Tesa bahwa belajar tidak
hanya tentang akademik namun moral,
sosial, intelektual, motorik. Saya setuju
atas pendapat dari saudara tesa bahwa belajar adalah semuan perubahan yang
terjadi yang menuju sisi yang lebih baik dari sebelumnya. Dari segala
penjelasan tentang belajar maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu
proses perubahan tingkahlaku secara keseluruhan terhadap pengalamannya yang memiliki tujuan memberikan
perubahan tingkah laku yang lebih baik
dari sebelumnya melalui sebuah interaksi.
Ciri-ciri
dalam pembelajaran yaitu memiliki
tujuan, adanya pendidik atau guru, adanya materi, adanya proses, adanya
ketertiban dpn pmblajaran, adanya evaluasi. Sedangkan menurut
Faris belajar
memiliki ciri-ciri yaitu mendapatkan kemampuan
baru yg didapat, bersifat tetap, didapat dgn usaha, tidak bersifat fisik.
Teori
belajr adalah deskriptif karena tujuannya memberikan proses belajar dan yang diamati adalah hasil
dari proses tersebut. teori
prespiktif juga bersifat prespektif
dmana yang diamati adalah metodenya yang digunakan. Contohnya siswa dituntut lebih aktif dari pada guru
(deskriptif). Atau apabila ingin memahami isi buku
dapat dilakukan dengn
rangkuman (preskriptif)
Kelebihan
teori deskriptif : Pada teori belajar deskriptif memiliki
kelebihan yaitu kegiatah lebih terkonsep sehingga masiswa dapat memahami materi
dengan baik, mendorong siswa untuk mencari sumber pengetahuan sebanyak-banyaknya
dalam mengerjakan suatu tugas. Selain itu teori deskriptif juga memiliki
kekurangan yaitu kurang memperlihatkan sisi psikologis siswa dalam memaham
suatu materi (yang diamati adalah hasilnya shg tidak melihagt psokologis).
Pada teori prespektif memiliki kelebihan yaitu bersifat sistematis shg
mmbuttuhkan waktu yng lebih lama, banyak member motivasi pada siswa agar
terjadi proses optimal dalam kerja otak. Akan tetapi teori prespektif
membutuhkan waktu yang lama dalam pelaksanaannya.
Zaman
sekarang teori belajar tersebut disatukan. Contohnya yaitu guru memberikan
materi dengan metode yang berbeda sesuai dengan bagaiman siswa dapat paham
(preskriptif), kemudian guru akan memberikan PR pada siswa untuk dikerjakan yang
tanpa melihat metode apa yang siswa gunakan untuk mengerjakan PR tersebut, namun
memfokuskan pada hasil yang didapatkan.
Menurut saya teori belajar preskriptif memiliki membuat
siswa lebih mengerti mengenai hal yang dipelajari melalui metode-metode yang
digunakan. Akan tetapi metode preskriptif membuat siswa menjadi tidak mandiri,
hanya akan belajar ketikan guru memberikan materi, tidak mencoba untuk mencari
sendiri sehingga ilmu yang didapat lebih sedikit dibandingkan menggunakan teori
deskriptif dan memakan waktu yang lama. Sedangkan teori deskriptif dapat
membangun pribadi siswa yang mandiri dengan siswa aktif untuk mencari bahan belajarnya sendiri dengan caranya
sendiri. Akan tetapi jika tidak diimbangkan dengan fasilitas yang diberikan
maka membuat siswa tertekan secara psikologis. Oleh karena itu dalam teori
deskriptif memerlukan desain yang baik dalam proses belajar seperti yang
dikatakan oleh Bapak Hadi.
Saya setuju dengan pendapat beliau bahwa desain
pembelajaran harus tepat agar menghasilkan produk yang baik karena apabila
desain yang dibuat salah maka akan mengakibatkan siswa salah memandang tentang arti belajar
sesungguhnya sehingga akan menumbuhkan pribadi yang malas belajar. Apabila hal
tersebut terjadi maka generasi berikutnya juga akan berpengaruh sehingga akan
berdampak buruk bagi negara untuk kedepannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar