Jumat, 03 Februari 2017

KEANEKARAGAMAN MAKROALGA DI PANTAI PANCUR ALAS PURWO BANYUWANGI



KEANEKARAGAMAN MAKROALGA DI PANTAI PANCUR ALAS PURWO BANYUWANGI

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Protista Mirip Tumbuhan yang diampu oleh
Ibu Dra. Murni Saptasari, M. Si



Oleh:
Hanina Salmah
150341600427






file5E5C90CF28FB160EA2209296E9A31A0B.png






UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
April 2016


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kawasan pesisir dan laut di Indonesia memegang peranan penting, dimana  kawasan ini memiliki nilai strategis berupa potensi sumberdaya alam dan jasa – jasa lingkungan yang disebut sumberdaya pesisir. Indonesia mempunyai perairan laut yang lebih luas dari daratan, oleh karena itu Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Perairan laut Indonesia kaya akan berbagai biota laut baik flora maupun fauna yang memiliki nilai potensial dan memiliki peranan penting secara ekologi dan ekonomi. Makroalga termasuk bagian dari flora yang terdiri atas banyak jenis dan memiliki peranan penting pada lingkungan laut (Palallo, 2013).
Perkembangbiakan makroalga dapat terjadi melalui dua cara, yaitu secara vegetatif dengan thallus dan secara generatif dengan thallus diploid yang menghasilkan spora. Perbanyakan secara vegetative dikembangkan dengan cara setek, yaitu potongan thallus yang kemudian tumbuh menjad tanaman baru. Sementara perbanyakan secara generatif dikembangkan melalui spora, baik alamiah maupun budidaya. Pertemuan dua gamet membentuk zigot yang selanjutnya berkembang menjadi sporofit. Individu baru inilah yang mengeluarkan spora dan berkembang melalui pembelahan dalam sporogenesis
menjadi gametofit (Purba, 2014).
Pada umumnya divisi alga yang banyak hidup dilingkungan laut dan tubuh tersusun secara multiselular adalah divisi Chlorophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta. Sedang divisi lain yang umumnya berukuran makroskopik dan hidup sebagai fitoplankton. Makroalga memiliki manfaat yang sangat banyak digunakan dalam bidang industri, makanan, obat-obatan dan energi (Sinabutar,2014). Sedangkan menurut Bold dan Wyne 1985 Alga merupakan salah satu sumberdaya alam hayati laut yang bernilai ekonomis dan memiliki peranan ekologis sebagai produsen yang tinggi dalam rantai makanan dan tempat pemijahan biota-biota laut.
Chlorophyta  memiliki warna hijau yang jelas seperti pada tumbuhan tingkat tinggi karena mengandung pigmen klorofil a dan b, karotin dan xantofil, violasantin, dan lutein (Purba, 2014)
Divisio Chlorophyta (green algae)
Class Prasinophyceae
Class Chlorophyceae
Class Chlorophyceae
Class Charophyceae
Class Charophyceae
Class Ulvophyceae
Class Pleurastrophyceae.
Chlorophyta ada yang uniseluler berbentuk tunggal dan koloni , sedangkan  yang multiseluler berbentuk  lembaran dan berkas. Hidup di air tawar dan laut serta tempat yang lembab.

Phaeophyceae adalah ganggang yang berwarna coklat/pirang. Dalam kromatoforanya terkandung klorofil a, karotin dan xanthofil tetapi yang terutama adalah fikosantin yang menutupi warna lainnya dan menyebabkan ganggang itu kelihatan berwarna pirang (Purba, 2014).  Beberapa jenis berbentuk filamen tetapi kebanyakan membentuk struktur kompleks yang bercabang-cabang menyerupai bulu atau pipih menyebar menyerupai pita.P ada ujung-ujung lembaran fertil terdapat reseptakel, yaitu badan yang berfungsi sebagai perkembangbiakan Phaeophyta ini. Di dalam reseptakel tadi, terdapat sebuah bagian lagi yang bernama konseptakel yang menghasilkan ovum dan spermatozoid pada tumbuhan yang berbeda.
Anggota filum Phaeophyta ini memiliki talus yang bersel banyak, dan dapat melekat pada substrat. Sedangkan bagian tubuh yang lain mengapung di air. Beberapa anggota filum Phaeophyta seperti Sargassum, Macrocytis dan Neurocytis memiliki gelembung udara yang berfungsi untuk menyimpan gas nitrogen serta untuk mengapung.
 Phaeophyta dibagi tiga anak kelas, yaitu:
1. Isogegeneratea, (iso= sama, generation = turunan) Alga coklat yang bentuk pergiliran keturunan gametofit dan sporofitnya sama, contoh:Ectocarpus
2. Heterogenerenata, (hetero = berbeda, generatio = turunan) Alga coklat yang bentuk bergiliran turunan gametofitnya lebih kecil dari sporofitnya, contoh: Laminaria
3. Cyclosporae Alga coklat yang bentuk vegetatif yang dominannya adalah fase sporofit (2n) dan tidak memiliki bentuk vegetatif yang haploid (n).Generasi haploid hanya dalam bentuk vegetatif sel-sel gamet yang dihasilkan di dalam konseptakelnya, Contoh: Fucules (meliputi: Fucus, Sargassum dan Turbinaria) (Nuraeni, 2013)

Rhodophyta sering disebut juga sebagai alga merah, karena pigmen fotosintetik didominasi oleh fikoeritrin. Pigmen lain terdiri atas klorofil a, dan pada beberapa jenis mempunyai klorofil d, fikosianin, karoten, dan beberapa xantofil. Klasifikasi Rhodophyta adalah Divisio Rhodophyta (red algae) Class Rhodophyceae, Subclass Florideophycidae Subclass Bangiophycidae Rhodophyceae.

1.2  Tujuan
1.      Mendiskripsikan keanekaragaman makroalga
2.      Menganalisis Peranan atau Potensi makroalga




BAB II
METODELOGI
2.1 Koleksi
No.
Gambar Spesies
1.
2.
3.
4.
Image result for palmaria palmata
5.
6.
http://www.ukm.my/ahmad/tesispelajar/seaweedsarawak_files/image078.jpg
7.
8.
9.
10.
Image result for palmaria palmata
11.
12.
13.
14.

2.1 Deskripsi
(1) spesies 1
Ø  Berbentuk talus
Ø  Mengandung zat kapur sehingga terksturnya keras
Ø  Warna: hijau dan ada yang hijau agak putih
Ø  Pigmen: mengandung klorofil a dan b
Ø  Habitat: pada laut yang bagian dasar atau permukaan
(2)   Spesies 2
Ø  Bentuk: talus menyerupai batang bercabang
Ø  Tekstur kenyal
Ø  Habitat: permukaan air laut
Ø  Menempel pada substrat
Ø  Dapat dikonsumsi
Ø  Klorofil a dan b
(3)   Spesies 3
Ø  Warna: putih
Ø  Pigmen: Klorofil a dan b, tetapi tidak dominan
Ø  Tubuh: bergerigi
Ø  Dapat dikonsumsi
Ø  Habitat: perairan laut
(4)   Spesies 4
Ø  Tubuh: menyerupai tumbuhan tingkat tinggi
Ø  Memiliki gelembung udara
Ø  Menempel pada substat misalnya karang
Ø  Warna putih kemerahan
Ø  Cabang selang-seling
Ø  Daun bergerigi
Ø  Habitat: perairan laut
(5)   Spesies 5
Ø  Warna: kecoklatan
Ø  Terdapat pigmen fikosantin, klorofil dan xantofil.
Ø  Dinding sel terdiri atas selulosa, pektin dan asam algin
Ø  Bentuk bulat dan terdapat sedikit gerigi
Ø  Habitat: perairan laut
(6)   Spesies 6
Ø  Bentuk: lembaran konsentris
Ø  Warna: kecoklatan
Ø  Habitat: perairan laut
(7)   Spesies 7
Ø  Warna: mengalami degradasi warna merah
Ø  Cabang dikotom
Ø  Mengandung zat agar
Ø  Menempel pada substra
Ø  Mengandung pigmen a, b, karoten, dan fikoeritrin
Ø  Berbentuk talus
Ø  Habitat: perairan laut
(8)   Spesies 8
Ø  Percabangan dikotom
Ø  Menempel pada substrat
Ø  Warna kecoklatan
Ø  Bentuk seperti ketapel
Ø  Mempunyai holdfast
Ø  Habitat: perairan laut
(9)   Spesies 9
Ø  Bentuk: talus
Ø  Warna: putih
Ø  Terdapat zat kapur
Ø  Percabangan primer dan sekunder
Ø  Habitat: perairan laut
(10) Spesies 10
Ø  Bentuk lembaran
Ø  Warna: merah
Ø  Peranan: untuk membuat agar-agar
Ø  Habitat: perairan laut
(11)         Spesies 11
Ø  Bentuk: lembaran bercabang
Ø  Warna: hijau keputihan
Ø  Habitat pada air laut
(12)         Spesies 12
Ø  Bentuk: lembaran transparan
Ø  Pigmen: klorofil a dan b
Ø  Menempel pada substrat
Ø  Sebagai produsen
Ø  Habitat: di laut
(13)         Spesies 13
Ø  Bentuk: lembaran
Ø  Mempunyai sitoskap
Ø  Menempel pada subsrtat
Ø  Sebagai prodesen
Ø  Habitat: perairan laut
(14)         Spesies 14
Ø  Bentuk lembaran
Ø  Terdapat bintil-bintil
Ø  Warna: kemerahan
Ø   Mempunyai sitiskap habitat: perairan laut
2.3 Identifikasi
Spesies 1: Halimeda sp
Divisi: chlorophyta
Spesies 2: Caulerpa sp
Divisi: Chlorophyta
Spesies 3: Eucheuna sp
Divisi: Rhodophyta
Spesies 4: Sargasum sp
Divisi: Phaeophyta
Spesies 5: Turbinaria sp
Divisi: Phaeophyta
http://www.ukm.my/ahmad/tesispelajar/seaweedsarawak_files/image078.jpg
Spesies 6: Padina sp
Divisi: Phaeophyta
Spesies 7: Grasilaria verukosa
Divisi: Rhodophyta
Spesies 8: Dictiota sp
Divisi: Phaeophyta
Spesies 9: Gelidium sp
Divisi: Rhodophyta
Image result for palmaria palmata
Spesies 10: Palmaria palmata
Divisi: Chlorophyta
Spesies 11: Halimenia bermudensis
Divisi: Chlorophyta
Spesies 12: Ulva sp
Divisi: Chlorophyta
Spesies 13: Rhodimenia palmata
Divisi: Rhodophyta
Spesies 14: Laminaria sp
Divisi: Rhodophyta

2.4 Klasifikasi
(1) Halimeda sp
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Chlorophyta
Class                : Bryyopsidophyceae
Ordo                : Bryopsidales
Family             : Halimedaceae
Genus              : Halimeda sp
(2)   Caulerpa sp
Kingdom         : Plantae
Division           : Chlorophyta
Class                : Bryopsidophyceae
Order               : Bryopsidales
Family             : Caulerpaceae
Genus              : Caulerpa
(3)   Eucheuna sp
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Rhodophyta
Kelas               : Rhodophyceae
Ordo                : Gigartinales
Famili              : Solieracea
Genus              : Eucheuma
(4)   Sargasum sp
Kingdom         :Chromalveolata
Phylum            :Heterokontophyta
Class                :Phaeophyceae
Ordo                :Fucales
Family             :Sargassaceae
Genus              :Sargassum
(5)   Turbinaria sp
Kingdom         :Plantae
Divisio             :Phaeophyta
Kelas               :Phaepphyceae
 Ordo               :Fucales
 Familia           :Fucaceae
Genus              :Turbinaria
(6)   Padina sp
Kingdom         Plantae
Divisi               Phaeophyta
Class                Phaeophyceae
Ordo                Dictyotales
Famili              Dictyotaceae
Genus              Padina
(7)   Grasilaria verukosa
Phylum            : Rhodophyta
Class                : Rhodophyceae
Ordo                : Gracillariales
Family             : Gracillariaceae
Genus              : Gracillaria
(8)   Dictiota sp
Divisi               : Phaeophyta
Kelas               : Phaeophyceae
Ordo                : Dictyotales
Family             : Dictyotaceae
Genus              : Dictyota
(9)   Gelidium sp
Phylum            : Rhodophyta
Class                : Rhodophyceae
Order               : Gelidiales
Family             : Gelidiaceae
Genus              :Gelidium
(10)    Palmaria palmata
Kingdom         :Plantae
Divisio             : Phaeophyta         
Classis             : Phaeophyceae
Ordo                : Palmariales
Familia            : Palmariaceae                       
Genus              Palmaria                                          
Spesies            : Palmaria palmata
(11)    Halymenia bermudensis
Kingdom         :Plantae
Phylum            :
Rhodophyta
Class                :
Florideophyceae
Ordo                :
Halymeniales
Family             :
Halymeniaceae
Genus              :
Halymenia
(12)    Ulva sp
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Thallophyta
Classis             : Chlorophyceae
Ordo                : Ulotrichales
Familia            : Ulvaceae
Genus              : Ulva
(13)    Rodimedinia palmata
Kingdom         :Plantae
Divisi               :Rhodophyta
Kelas               :Rhodophyceae
Ordo                :Rhodymeniales
Family             :Rhodymeniaceae
Genus              :Rhodymenia
(14)    Laminaria sp
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Phaeophyta
Kelas               : Phaeophyceae
Ordo                : Laminariales
Famili              : Laminariaceae
Genus              : Laminaria
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN


(2)   Caulerpa sp
(3)   Eucheuna sp
(4)   Sargasum sp
(5)   Turbinaria sp
(6)   Padina sp
(7)   Grasilaria verukosa
(8)   Dictiota sp
(9)   Gelidium sp
(10)    Palmaria palmata
(11)    Halymenia bermudensis
(12)    Ulva sp
(13)    Rodimedinia palmata
(14)    Laminaria sp


(15)                        



BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Keanekaragaman Alga
1. Halimeda sp
Genus Halimeda dicirikan dengan karakteristik talus coenocytic, genus ini berkembang baik di terumbu karang bersubstra keras. Talus Halimeda banyak mengandung kapur dan membentuk koloni-koloni atau berkelompok dan mempunyai alat perekat berupa rhizoid dan bersegmen. Pada umumnya
Halimeda mempunyai bentuk percabangan yang hampir sama yaitu dichotomous dan trichotomous, bentuk segmen yang silindris dan garis permukaan utrikel yang hampir sama yaitu heksagonal dan polygonal (Hayati, 1995). Pendapat tersebut sesuai dengan ciri-ciri yang diamati.

2.    Caulerpa

Caulerpa sp termasuk ganggang hijau yang hidup di laut tengah. Talus pada bagian atas menyerupai daun dan besarnya sampai beberapa dm, yang berguna untuk asimilasi dan di namakan assimilator. Pada bagian bawah terdiri atas suatu sumbu yang merayap, tidak berwarna dan mengandung leukoamiloplas dan rizoid.

3.       Eucheuna sp
Rumput laut Eucheuma  mempunyai ciri-ciri yaitu thallus silindris, percabangan thallus berujung runcing atau tumpul, ditumbuhi nodulus (tonjolan-tonjolan), berwarna cokelat kemerahan, cartilageneus (menyerupai tulang rawan atau muda), percabangan bersifat alternates (berseling), tidak teratur serta dapat bersifat dichotomus (percabangan dua-dua) atau trichotomus (system percabangan tiga-tiga) Rumput laut Eucheuma cottonii memerlukan sinar matahari untuk proses fotosintesa. Oleh karena itu, rumput laut jenis ini hanya mungkin dapat hidup pada lapisan fotik, yaitu pada kedalaman sejauh sinar matahari masih mampu mencapainya. Di alam, jenis ini biasanya hidup berkumpul dalam satu komunitas atau koloni (Jana-Anggadiredjo, 2006).

Eucheuma  tumbuh di rataan terumbu karang dangkal sampai kedalaman 6 m, melekat di batu karang, cangkang kerang dan benda keras lainnya. Faktor yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan jenis ini yaitu cukup arus dan salinitas (kadar garam) yang stabil, yaitu berkisar 28-34 per mil. Oleh karenanya rumput laut jenis ini akan hidup baik bila jauh dari muara sungai. Jenis ini telah dibudidayakan dengan cara diikat pada tali sehingga tidak perlu melekat pada substrat karang atau benda lainnya (Jana-Anggadiredjo, 2006).

4.      Sargasum sp
Habitat : Hidup di sepanjang pantai dan melekat pada batu-batuan/pasir.
Ciri-ciri
- Bentuk Thallus umunya silindris.
- percabangan rimbun.
- bangun daun melebar, atau menyerupai pedang.
- Bersifat aerob.
Morfologi
- Bentuk Thakkus silindris.
- bangun daun melebar, atau menyerupai pedang.
- memiliki reseptakel sbg alat perkembang biakan.
- Gelembung udara yang berfungsi untuk menampung udara.
Anatomi
- Dinding selnya tersusun atas selulosa, pektin dan asam aglin
- Berwarna coklat karena terdapat pigmen fotosantin.
- Memiliki kloroplas sbg tempat penyimpanan makanan.
Reproduksi
- Reproduksi vegetatif dengan cara fragmentasi yaitu memutuskan anggota tubuh dan membentuk individu baru.
- secara generatif dengan isogami dan oogami
(Putranti, 2013)

5.      Turbinaria sp

Habitat : Hidup di tantai/laut
Ciri-ciri
- Melekat pada batu-batuan.
- Berwarna coklat.
- Tubuh berbentuk seperti lembaran.
- Batang berbentuk silindris, tegak, kasar dan terdapat berkas percabangan.
- tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daun.
Morfologi
- Tubuh berbentuk seperti benang.
- Panjang mencapai piluhan meter.
- Helaian thallus berbentuk bulat yang dipinggirnya bergerigi.
- Terdapat reseptakel sebagai alat perkembangbiakan.
Anatomi
- Terdapat pigmen fikosantin, klorofil dan xantofil.
- Dinding sel terdiri atas selulosa, pektin dan asam algin
- Asam algin berfungsi untuk pembuatan cat.
- terdapat konseptakel dalam rongga tubuh yang berfungsi menghasilkan gamet.
Reproduksi
- Reproduksi vegetatif dengan cara fragmentasi (pemisahan).- cara generatif dengan isogami dan oogami.
Klasifikasi : Plantae, Phaeophyta,
Phaeophyceae, Fucales, Sargassaceae,Turbinaria,Turbinaria sp (Sedjati, 2013)

6.      Padina sp

Ciri-ciri morfologi : Thallus dari Padina sp mirip seperti kebanyakan rumput laut dari genus padina, yakni berbentuk seperti kipas, serta membentuk segmen-segmen lembaran tipis (lobus) dengan garis-garis yang cenderung melingkar (radial). Sering ditemukan struktur thallusnya berbentuk terpotong-potong. 
 Rumput laut padina merupakan salah satu rumput laut coklat yang mengandung kalsium karbonat pada bagian tubuhnya, terlihat dari warna keputih-putihan yang berada pada thallusnya.

Habitat dan distribusi : Padina sp biasa ditemukan di pinggir pantai dan bebatuan. Penyebaran algae ini tersebar luas di perairan Pasifik selatan terutama di wilayah Australia dan perairan Samudera Hindia. Di Indonesia sendiri alga ini mudah sekali ditemukan di hampir seluruh pesisir kepulauan.


7.      Grasilaria verukosa
Ciri umum dari Gracilaria verukosa adalah mempunyai bentuk thallus silindris atau gepeng dengan percabangan mulai dari yang sederhana sampai pada yang rumit dan rimbun, di atas percabangan umumnya bentuk thalli (kerangka tubuh tanaman) agak mengecil, permukaannya halus atau berbintil-bintil, diameter thallus berkisar antara 0,5 – 2 mm. Panjang dapat mencapai 30 cm atau lebih dan Glacilaria tumbuh di rataan terumbu karang dengan air jernih dan arus cukup dengan salinitas ideal berkisar 20-28 ppm.
8.       
HABITAT DAN SEBARAN : Gracilaria umumnya hidup sebagai fitobentos, melekat dengan bantuan cakram pelekat ('hold fast') pada substrat padat. Terdiri dari kurang lebih 100 spesies yang menyebar luas dari perairan tropis sampai subtropis. Hal ini menyebabkan beberapa penulis menyebutnya sebagai spesies yang kosmopolit.
Gracilaria hidup di daerah litoral dan sub litoral, sampai kedalaman tertentu, yang masih dapat dicapai oleh penetrasi cahaya matahari. Beberapa jenis hidup di perairan keruh, dekat muara sungai.

Di Indonesia terdapat lebih kurang 15 jenis Gracilaria yang menyebar di seluruh kepulauan. Di Bangka, Gracilaria convervoides hidup melekat di atas batu karang pada kedalaman 2-5 meter. Di Lombok, G. gigas ditemukan di perairan payau. Daerah sebaran Gracilaria di Indonesia meliputi : Kepulauan Riau, Bangka, Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Pulau Bawean, Kalimantan, Sulawesi Selatan dan Maluku (Izzati, 2001)

8.      Dictiota sp
Keterangan: Thallus datar dengan cabang dikotomis cukup teratur dengan sisi sejajar 30 cm panjang, tips biasanya bifida. lapisan luar sel kecil melampirkan satu lapisan sel besar tidak lebih dari satu sel tebal bahkan dekat pangkalan. Cabang 3 sampai 12 mm lebar, membran tanpa mid-tulang rusuk.
Habitat:  kolam batu Littoral dan sublittoral.
Distribusi: Sepanjang Kepulauan Inggris dari Shetlands ke Kepulauan Channel, meskipun kurang umum di pantai timur Inggris. Eropa: Mediterania, Azores, Portugal, Atlantic pantai Spanyol dan Perancis, Laut Baltik dan Norwegia. pantai Atlantik Amerika Utara: Virginia. Lebih jauh: Jamaika, Salvage Kepulauan, Canary Islands, Mauritania ke Afrika Selatan, Mauritius, Australia dan Tasmania, Jepang dan Kepulauan Filipina
(Sedjati, 2013)
9.      Gelidium sp
Menurut Bold (1978), Gelidium sp bentuknya berupa helaian atau berbentuk seperti pohon. Tidak berflagella. Selnya terdiri dari komponen yang berlapis – lapis. Gelidium sp termasuk alga merah yang mempunyai pigmen fikobilin yang terdiri dari fikoeritrin (berwarna merah) dan fikosianin (berwarna biru). Pigmen fotosintetik fikobilin, memiliki pirenoid yang terletak didalam koroplas. Pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan. Tubuh bersel banyak menyerupai benang atau lembaran. Dalam reproduksinya tidak mempunyai stadia gamet berbulu cambuk. Alat perekat (Holdfast) terdiri dari perakan sel tunggal atau sel banyak. Persediaan makanan berupa kanji (Floridean starch). Gelidium sp umumnya bersifat autotrof, ada juga yang heterotrof, yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya parasit pada ganggang lain. Habitat dari species ini adalah mumnya hidup di laut yang dalam dari pada tempat hidup ganggang cokelat

10.  Palmaria palmata
Nama-nama umum: Dulse, Dillisk (English), Delias, Breathnach (Irlandia)
Keterangan: kemerahan coklat, membran atau kasar, daun pipih, 50-300 (1000) mm panjang, yang timbul dari dasar diskoid, biasanya dengan Stipe kecil berkembang secara bertahap untuk membentuk sederhana daun atau dichotomously dan palmately dibagi, sering dengan selebaran marginal karakteristik. Pisau sangat bervariasi dalam bentuk, memiliki luas bulat telur ke segmen sempit linear.
Palmaria palmata Habitat: Pada batu, kerang dan epifit pada beberapa ganggang, intertidal (di semua tingkat, tetapi terutama di dekat air rendah) dan subtidal dangkal, terutama pada bagian atas stipes Hyperborea Laminaria (kedalaman sekitar 5 m), didistribusikan secara luas, berlimpah
 (Weber & Mohr, 2002)

11.  Halymenia bermudensis
Spesies ini dapat dibedakan dari dua sebelumnya dilaporkan spesies datar luas Halymenia dari North Carolina,  oleh kehadiran Stipe dan sebuah medulla subkompak. Medula terdiri dari ganglia stellate
dan filamen kasar yang berjalan tegak lurus terhadap bidang daun palem tersebut. H. bermudensis dalam tahap dewasa memiliki tekstur kasar dibandingkan t ° tekstur agar-agar dari dua spesies lainnya. Sebagian besar tanaman dari Halymenia bermudensis dikumpulkan di Onslow Bay memiliki stipes sangat singkat, dalam ange, 2-10 mm, dijelaskan oleh Collins & Howe (1916).

12.  Ulva sp
Ulva  mempunyai bentuk seperti selada yang bergerombol dan memiliki warna yang menarik jika di pandang yaitu warna hijau muda , Ulva  ini memiliki habitat di daerah pantai, tubuhnya berbentuk talus, talus yaitu suatu tumbuhan yang belum bisa diketahui secara jelas akar, batang dan daunnya.  Bentuk talus yang dimiliki oleh Ulva  ini yaitu lembaran atau helaian, dikarenakan memiliki bentuk talus seperti lembaran atau helaian, talusnya mempunyai stuktur yang tipis seperti kertas serta licin,  tepian dari talusnya halus dan agak bergelombang,  selain itu spesies jenis ini juga memiliki tempat menempel pada batu karang atau substrat  sebagai tempat dia bertahan hidup , tempat mempel ini biasa disebut dengan holdfast, pada bagian holdfast ini biasanya talus pada Ulva  ini mempunyai warna yang agak lebih gelap. Ulva  memiliki susunan tubuh berupa follaccus atau perlenlsmantis (filament yang pembelahan sel vegetativenya tejadi lebih dari satu bidang)
Ulva, ganggang hijau, adalah spesies dari genus Ulva. Ia menempel di batu. Ia berwarna hijau ke hijau gelap. Chlorophyta ini adalah alga berbentuk lembaran yang terdiri atas dua sel. Ulva, di antara ganggang hijau lainnya, sangat subur di area di mana ada banyak nutrisi tersedia  (Kodir, 2015)

13.  Rodimedinia palmate
Tubuh berbentuk lembaran berwarna merah yang tipis. Hidup di laut eropa bagian tropis di bagian tepi. Berwarna coklat dan menempel pada batuan. Berbentuk seperti roset. Memiliki kandungan asam alginate dan zat agar.  Belum memiliki akar batang dan daun sesungguhnya.

14.  Laminaria sp
Secara anatomi, struktur dari Laminaria ini menurut Muzayyinah (2003) adalah Bagian dalam talus terdiri atas bebreapa lapisan, permukaan ditutupi oelh kutikula yang mengandung asam alginat (algine). Korteks luar mengandung meristoderm, terdiri sel kuboid kecil yang berpigmen yang digunakan untuk fotosintesis. Korteks dalam tersusun atas sel-sel panjang berpigmen yang terdiri dari masa yang kompak. Medula dibagian tengah terdiri dari sel-sel seperti benang panjang dan tepi berlekatan diliputi oleh lendir, terdapat hifa dan sel pengangkut. Sel pengangkut ini tersusun dalam barisan memenjang, ujung melebar dan menyatu.
Pada sel umumnya dapat ditemukan adanya dinding sel, yang tersusun dari tiga macam polimer, yaitu : selulosa, asam alginate, fukan dan fukoidin. Dimana algin dan fukoidin lebih kompleks dari selulosa dan gabungan dari keduanya membentuk fikokoloid. Cadangan makananberupa Berupa laminarin, sejenis karbohidrat yang menyerupai dekstrin yang lebih dekat dengan selulosa daripada zat tepung. Selain laminarin juga ditemukanmanitol, minyak dan zat – zat lainnya (Muzayyinah, 2003)

3.2 Menganalisis Peranan atau Potensi Alga
1. Halimeda sp
Halimeda mengandung senyawa diterpena aldehid berupa halitunal dan diterpena tetraasetat. Senyawa diterpenoid merupakan senyawa yang mempunyai 20 atom karbon dan dibangun oleh 4 unit isoprene. Senyawa ini mempunyai bioaktifitas yang cukup luas yaitu sebagai hormone pertumbuhan tanaman, inhibitor tumor, senyawa pemanis dan anti karsinogenik (Hayati, 1995).
Gambar Senyawa Diterpena Tetra Asetat

Alga Halimeda  memiliki senyawa yang mengandung aktivitas antibakteri pada 2 bakteri uji yaitu Yersinia enterocolitica dan Proteus stuarti. Dari hasil uji aktivitas antibakteri dapat dilihat ukuran zona hambat yang terbentuk oleh siprofloksasin lebih besar dan lebih baik daripada empat larutan uji yang digunakan, sedangkan untuk aquades tidak terbentuk zona hambat. Diperoleh demikian karena ciri-ciri efektifnya suatu zat antibakteri adalah memiliki zona hambat yang luas dan bersih (tidak ditumbuhi bakteri). Siprofloksasin merupakan antibiotik dengan kegiatan luas, yaitu antibiotika yang aktif terhadap banyak jenis bakteri, virus dan protozoa.
medion_vaksin2.gif




2. Caulerpa sp
Caulerpa sp memiliki kemampuan menghasilkan sumber antioksidan (Fithrani. D, 2009). Sifat Caulerpa sp yang aman dikonsumsi dan telah dimanfaatkan sebagian masyarakat pesisir sebagai sayuran segar, memungkinkan rumput laut ini dapat dieksplorasi sebagai sumber antioksidan alami (Yusminarti, 2013). Antioksiden dapat menangkal radikal bebas merupakan salah satu “virus” yang dapat membuat kerusakan pada sel-sel dalam tubuh yang menjadi salah satu faktor penyebab kanker. Kerusakan sel tidak hanya dapat menyebabkan berbagai penyakit berbahaya, melainkan juga dapat memberikan efek di kulit, wajah, dan berbagai bagian lainnya. Radikal bebas sangat berbahaya tidak hanya dapat menyebabkan kerusakan sel kronis yang menjadi sumber penyakit mematikan. Ia juga merusak struktur tubuh karena mempengaruhi sel sehat dalam tubuh.
antioxidant_activity.jpg
Mekanisme Antioxidant terhadap Radikal Bebas

 3. Eucheuma sp
Dari perhitungan tersebut Eucheuma sp mengandung Karbihidrat diamana karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi utama bagi manusia. Sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi bagi manusia.

Eucheuma sp dapat dimanfaatkan sabagi obat untuk menurunkan kolesterol darah dan gula darah. Hal ini karena Eucheuma sp (terutama Eucheuma cottoni ) berfungsi sebagai penghasil karaginan mempunyai kandungan serat yang tinggi. Kadar serat makanan dari rumput laut Eucheuma cottoni mencapai 67,5% yang terdiri dari 9,47% serat makanan yang tak larut air dan 26,03% serat makanan yang larut air sehingga karaginan berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan makanan yang menyehatkan. (Kalaka, 2014)


4.      Sargassum sp
Sagassum sp dimanfaatkan sebagia industry makanan,  industry kosmetik, tekstil dan cat. Hal tersebut karena sargassum mengandung senyawa asam alginate.  Sagassum sp adalah salah satu jenis alga coklat yang banyak ditemukan di perairan Indonesia. Jenis ini termasuk algae yang sangat potensial untuk bahan baku penghasil alginate. Kandungan utama algae coklat adalah polisakarida alginat. Pada Sargassum asal Indonesia kandungan alginat sebesar 20 % - 27 %. Secara fisika dan kimia alginat merupakan senyawa polimer yang bersifat koloid, membentuk gel, bersifat hidrofilik. Alginat juga diketahui memiliki kemampuan berikatan dengan senyawa polyvalen yang memiliki viskositas yang lebih baik dengan kekuatan gel yang lebih baik pula. kemampuan berikatan dengan ion-ion 5 ini pula merupakan salah satu.sifat dasar dalam pengembangan berbagai macam pemanfaatan alginate (Dana, KM 2014).
Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas alginat telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang industri misalnya industri makanan, minuman, industri kosmetik, industri farmasi, dan industri tekstil. Dalam industri makanan lebih banyak digunakan untuk memperbaiki tekstur karena sifatnya sebagai stabilizer, emusifier, dan thickening; juga konsistensinya stabil, filling untuk pie, dan pembuatan jelly, serta campuran pada pengalengan paging, dan ikan.Dalam industri kosmetik dimanfaatkan sebagai bahan dasar emulsi pada sediaan moisturising karena sifat alginat yang banyak menyerap air. Dalam industri cat dan tekstil dipakai untuk mengkilapkan cat sehingga warna lebih tegas dan lebih mengkilap. (Dana, KM. 2014)

5.      Turbinaria
Turbinaria termasuk bahan pangan yang mengandung mineral cukup
tinggi seperti kalium, kalsium, fosfor,natrium, magnesium, mangan, dan zat besi (Anggadiredja, 2006). Kalsium mempunyai peran penting didalam tubuh, yaitu dalam
pembentukan tulang dan gigi; dalam pengaturan fungsi sel pada cairan ekstraselular dan intraselular, seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah, dan menjaga permebilitas membran sel. Selain itu, kalsium juga mengatur pekerjaan hormon-hormon dan faktor pertumbuhan (Arifin,2008).

Tabel Kebutuhan Kalsium Orang Indonesi


Dari tabel tersebut maka dengan mengkonsumsi turbinaria, kita dapat memenuhi kebutuhan kalsium terutama bagi ibu hamil.

6.      Padina sp
Kandungan kimia yang terdapat dalam Padina sp antara lain: a) komponen
hidrokarbon atau karbonil, asam absisat, 1,4-Naphthoquinone, b) pigmen klorofil
a dan c, c) polisakarida, dan d) asam alginat, laminarin. Padina sp juga telah
dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk, makanan manusia, dan obat-obatan seperti
antimikrobia(Pallo, 2013). Pada Padina pavonica menunjukkan adanya aktivitas antibakteri terhadap Bacillus Subtilis (Pallo, 2013). Dari pernyataan tersebut maka Padina dapat berperan sebagai antibiotik.


7.      Gracilaria Verucosa
 Gracilaria Verucosa memiliki peranan dalam menurunkan kandungan amonia, nitrit dan nitrat adalah lebih efektif dibanding dengan Sargassum. Dengan Gracilaria, konsentrasi amonia, nitrit dan nitrat berturut-turut turun hingga 60,91%, 28,57%, dan 36,84% . Hal ini disebabkan karena kecepatan pertumbuhan Gracillaria lebih tinggi dibanding dengan Sargassum (Izzati, 2001). Pada konsentrasi subletal, amonia dapat menimbulkan perubahan histologis pada beberapa organ, seperti ginjal, thiroid dan darah. Pendedahan terhadap amonia secara terus menerus menyebabkan hewan akuatik lebih rentan terserang penyakit dan cenderung mengalami penurunan pertumbuhan. Konsentrasi amonia lebih rendah dari 0,3 mg/l termasuk dalam kondisi aman untuk udang windu. Konsentrasi terbaik untuk pertumbuhan udang windu adalah lebih rendah dari 0,01 mg/l (Izzati,2001). Dengan demikian Gracilaria Verucosa berperan dalam kestimbangan nitrit dan nitrat pada air tambang.

8.       Dictyota sp
Dictyota sp sebagai pupuk organik, dikarenakan kandungan kimiawi yang terdapat dalam alga laut merupakan nutrien yang sangat penting bagi semua mahluk hidup termasuk tumbuh-tumbuhan, maka alga laut dapat dimanfaatkan sebagai sumber alternatif penganti pupuk-pupuk pertanian yang mengandung bahan kimia sintesis. Dictyota sp dapat digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung bahan-bahan mineral seperti potasium dan hormon seperti auxin dan sytokinin yang dapat meningkatkan daya tumbuh tanaman untuk tumbuh, berbunga dan berbuah. Pemanfaatan Dictyota sp sebagai pupuk organik ditunjang pula oleh adanya sifat hydrocolloids pada alga laut yang dapat dimanfaatkan untuk penyerapan air (daya serap tinggi) dan menjadi substrat yang baik untuk mikroorganisme tanah. Pembuatan pupuk rumput laut dalam bentuk padat diawali dengan menghancurkan rumput laut sampai halus. Tujuannya, agar bakteri penghancur dalam proses fermentasi dapat bekerja maksimal. Selain itu, senyawa laktosan (senyawa gula) dapat mudah menyatu. Semua bahan baku pembuatan pupuk rumput laut itu dicampur dan dimasukkan ke dalam wadah semisal drum, plastik, atau tempat yang memungkinkan berlangsungnya proses fermentasi kedap udara. Apabila selama fermentasi terdapat udara, maka proses pembuatan pupuk pun akan gagal. Waktu fermentasi optimal untuk membuat pupuk rumput laut padat itu sekitar dua pekan. Setelah itu, pupuk dapat diberikan pada tanaman sayur, buah, dan bunga.



9.      Geldium sp
Pada Geldium sp, mengandung zat agar yang berfungsi untuk pembuatan tekstil, es krim dan di bidang farmasi.  Didalam pembuatan es krim, digunakan untuk mengentalka  karena pada zat agar memiliki kekuatan gel yang mampu untuk mengentalkan es krim
Dalam bidang farmasi peranan agar biasanya digunakan sebagai media kultur bakteri untuk uji coba berbagai jenis antibiotika. Selain penumbuhan bakteri juga jamur, dimana biasanya di dalam media agar tersebut ada penambahan nutrien kedalam media kultur bakteri. Agar-agar untuk pertumbuhan bakteri sebaiknya masih tetap cair bila digunakan sampai 42oC dan tetap kuat pada suhu 370C bakteri yaitu menggunakan suhu incubator. Ada beberapa bakteri yang mampu mencerna agar-agar yaitu bakteri Vibrio agar lequefaciens dan ada lagi bakteri lainnya, ada 20 jenis bakteri. Bakteri ini juga digunakan untuk menguji apakah kandungan phycocoloid yang diekstrak dari alga benar-benar agar atau bukan, karena bakteri ini tidak memakan karagenan (Lase, 2014).

10.  Palmaria Palmata
Palmaria palmata mengandung antioksidan yang baik untuk kesehatan. Menurut Wang dkk (2009) Enzimatik Ekstraksi Antioksidan dari Dulse
Hasil in vitro tes (DPPH aktivitas antioksidan, ORAC
dan besi ion-chelating kemampuan) menunjukkan bahwa hidrolisis enzimatik
menggunakan enzim komersial (protease dan karbohidrase) telah
efektif dalam meningkatkan ekstraksi polifenol dan aktif lainnya
senyawa dari P. Palmata
yang biasanya digunakan sebagai mentega di islandia.

11.  Halimenia Bermudensis
Halimenia bermudensis mengandung Vitamin C dan E sehingga dapat digunakan sebagai pembuatan kosmetik. Pada pembuatan kosmetik vitamin C dan E berufungsi sebagai serum wajah (Lase, 2014).

12.  Ulva sp
Pada Ulva sp mengandung citamn A (jumlahnya sama dengan yag terkandung dalam kubis), vitamin B1, Vitamin C. Sehingga dapat digunakan dalam bidang farmasi sebagai bahan pembuat vitamin C  dan pembuatan kosmetik.

13.  Rhodimenia Palmata
Pada Rhodimenia palmate memiliki kandungan nutrisi dan vitamin yang tinggi sehingga di daerah Eropa digunakan sebagai bahan-bahan pembuat makanan di rumah sakit.
14.  Laminaria sp
Selanjutnya menurut Moris (1967), kandungan yang terdapat di dalam ganggang laut cokelat / brown seaweed pada genus Laminaria sp adalah fucoidan, iodine organic, alginate, laminarin dan mineral. Semua zat tersebut berfungsi sebagai perlindungan antikanker, meningkatkan imunitas ,metabolisme, pengikat kolesterol dalam darah dan zat anti penggumpalan darah yang membantu mencegah stroke. Keunggulan suplemen Brown Seaweed lainnya adalah bioavailabilitas yang tinggi yaitu kemampuan untuk dicerna, diserap dan dimetabolisme menjadi nutrisi yang diperlukan tubuh dan tepat mencapai sasaran. Suplemen ini telah digunakan sebagai suplemen pencegahan dan perawatan pasca stroke di Indonesia.
Menurut Chapman (1980), Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa Laminaria memilki fungsi dalam tanaman obat berkhasiat untuk kesehatan. Berbagi penelitian mengungkap bahwa ganggang coklat memili keistimewaan sebagai tanaman obat berkhasiat. diantaranya:
1)   Di dalam ganggang Laut Cokelat mengandung fucoidan mampu menghambat pembentukan bekuan darah sehingga menurunkan resiko terserang penyakit jantung dan stroke.
2)   Fucoidan dalam ganggang cokelat mempercepat fungsi motorik pada minggu pertama dan perbaikan memori.
3)   Ganggang cokelat mengubah aktifitas enzim di liver yg mengontrol metabolisme asam lemak, sehingga menurunkan kadar lemak dalam darah. Selain itu, dapat juga meningkatkan pembakaran lemak di liver.
4)   Ganggang Laut cokelat (brown seaweed) membantu menurunkan kadar kolesterol sebanyak 26,5% dan trigliserida sebanyak 36,1%.


15.   
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan



DAFTAR RUJUKAN








BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

4.2 Saran



Bold, H.C. and Wynne, M.J. 1985. [Introduction to the Algae: Structure and reproduction] 2nd ed. Prentice Hall, Inc. [dalam bahasa Indonesia]. Englewood Cliffs.
JMT, Sinabutar. 2014. Pemanfaatan Rhodophyta. Sumatera Utara:  Universitas Sumatera Utara. (Online), (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41167/4/Chapter%20II.pdf). Diakses 2 April 2016
M.Lase. 2014. Makroalga. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40385/4/Chapter%20II.pdf
Pallo, Alfian. 2013. Distribusi Makro Alga Pada Ekosistem Lamun Dan Terumbu Karang Di Pulau Bonebatang, Kecamatan Ujung Tanah, Kel Urahan Barrang Lompo,Makassar. Makassar : Universitas Hasanuddin. (online), (http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5939/ALFIAN%20PALALLO%20%28L111%2008%20295%29.pdf?sequence=1)

Purba, E. 2014. Pengenalan Makroalga. Sumatera Utara : Universitas Sumatera Utara. (online), (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40385/4/Chapter%20II.pdf)
Nuraeni, Eni.Bahan Ajar Praktikum Phaeophyta. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. (online), (http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/197606052001122-ENI_NURAENI/BAHAN_AJAR/PHAEOPHYTA.pdf). Diakses 2 April 2016.

Y.D Fera. 2013.  KANDUNGAN TOTAL FENOL DALAM RUMPUT LAUT Caulerpa racemosa YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIOKSIDAN. Sulawesi Utara.
KM, Dana. 2014. Peranan Saegassum. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo. (online), (http://eprints.ung.ac.id/3511/9/2012-1-1002-612307021-bab2-14082012123650.pdf)
Anggadiredja, J.T., A. Zatnika., Heri Purwoto., dan Istini, S. 2006. Rumput Laut. Jakarta: Penebar Swadaya
Arifin, Zainal. 2008. Beberapa Unsur Mineral Esensial Mikro Dalam Sistem Biologi Dan Metode Analisisnya. Bogor : Jurnal Litbang, (online), ( http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/p3273084.pdf)

Byrd, H. W. 1983. Pedoman Teknologi Benih (Terjemahan Emid Hamidin). Jakarta: Pembimbing Massa.
Dawes CJ. 1981. Marine Botany. New York: John Wiley dan Sons, University of South Florida.
Handayani, tri., Sutarno., A.D Setyawan. 2004. Analisis Komposisi Nutrisi Rumput Laut Sargassum crassifolium J. Agardh. Biofarmasi. 2(2): 45-52.
Nurmiyati. 2013. KERAGAMAN, DISTRIBUSI DAN NILAI PENTING MAKRO ALGA DI PANTAI SEPANJANG GUNUNG KIDUL. Bioedukasi. 6(1): 12-21.

Bold, 1978. Introduction To The Algae, Structure and Reproduction. New Delhi : Prentice Hall      Of India.
WEBER & MOHR. 2002. The Seaweed Site: information on marine algae. (Online), (http://www.seaweed.ie/descriptions/palmaria_palmata.php)
Morris. 1967 dalam Majangkum (1999). Kajian Kepelbagaian Alga Marin di Perairan Pantai Lido, Johor.http//www.google.com. Di akses tanggal 2 April 2016

Chapman D.J. 1980. Seawees and Their Uses. 3 nd ED. Chapman and Hall London, New York. 194-225

Collins, Edward & Howe, John. 1916. Branched Halymenia species (Halymeniaceae,Rhodophyta) in the Indo-Pacific region, including descriptions of Halymenia hawaiiana sp. nov. and H.tondoana sp. USA : ational University of Ireland (Online), (http://www.phycology.ugent.be/reprints/Hernandez-Kantun_Halymenia_EJP_2012.pdf)

Jana-Anggadiredjo, 2006. Rumput Laut. Penebar Swadaya, Jakarta.



PUTRANTI  , IKA RISTYANA. 2013. SKRINING FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK RUMPUT LAUT Sargassum duplicatum dan Turbinaria ornata DARI JEPARA. Semarang : Universitas Diponerogo

Sedjati, Sri dkk. 2013. Pengaruh Suhu Ekstraksi Terhadap Kualitas Alginat Rumput Laut
Turbinaria sp. dari Pantai Krakal, Gunung Kidul-Yogyakarta. Yogyakarta : Journal Of Marine Research
Izzati, Munifatul. 2001.
 Efektifitas Sargassum Plagyophullum dan Gracilaria Verrucosa dalam Menurunkan Kandungan Amonia, Nitrit dan Nitrat dalam Air Tambak. Semarang : Universitas Diponerogo

Kodir, Abdul, Reza. 2015. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ulva Lactuca dengan Ekstraksi Bertingkat Menggunakan Metoda Dpph. Bandung : Universitas Islam Bandung



 Yusniarti, Fera. 2010.  KANDUNGAN TOTAL FENOL DALAM RUMPUT LAUT Caulerpa racemes YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIOKSIDAN. Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

Fithriani D. 2009. Potensi Antioksidan Caulerpa racemosa Diperairan Teluk Harun Lampung. Thesis. Program Pasca sarjana. Institut Pertanian Bogor.

Kalakam srirk.2014. Peranan Eucheuma. Gorontalo : universitas Negeri Gorontalo. (online), (http://eprints.ung.ac.id/1054/6/2012-2-54244-632409059-bab2-23012013091447.pdf).
Dana, KM. 2014. Tinjauan Makro Alga. Gorontalo : Universitas Gorontalo (Online), (http://eprints.ung.ac.id/3511/9/2012-1-1002-612307021-bab2-14082012123650.pdf)

Wang, T, dkk. 2009. Palmaria palmata in food formulations as natural
antioxidant and functional ingredient. USA : University of Iceland.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar