KEANEKARAGAMAN
MAKROALGA DI PANTAI PANCUR ALAS PURWO BANYUWANGI
MAKALAH
Untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Protista Mirip Tumbuhan yang diampu oleh
Ibu Dra. Murni Saptasari, M. Si
Oleh:
Hanina Salmah
150341600427
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
April 2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kawasan
pesisir dan laut di Indonesia memegang peranan penting, dimana kawasan ini memiliki nilai strategis berupa
potensi sumberdaya alam dan jasa – jasa lingkungan yang disebut sumberdaya
pesisir. Indonesia mempunyai perairan laut yang lebih luas dari daratan, oleh
karena itu Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Perairan laut Indonesia
kaya akan berbagai biota laut baik flora maupun fauna yang memiliki nilai
potensial dan memiliki peranan penting secara ekologi dan ekonomi. Makroalga
termasuk bagian dari flora yang terdiri atas banyak jenis dan memiliki peranan
penting pada lingkungan laut (Palallo, 2013).
Perkembangbiakan
makroalga dapat terjadi melalui dua cara, yaitu secara vegetatif dengan thallus
dan secara generatif dengan thallus diploid yang menghasilkan spora. Perbanyakan
secara vegetative dikembangkan dengan cara setek, yaitu potongan thallus yang
kemudian tumbuh menjad tanaman baru. Sementara perbanyakan secara generatif
dikembangkan melalui spora, baik alamiah maupun budidaya. Pertemuan dua gamet
membentuk zigot yang selanjutnya berkembang menjadi sporofit. Individu baru
inilah yang mengeluarkan spora dan berkembang melalui pembelahan dalam
sporogenesis
menjadi gametofit (Purba, 2014).
Pada umumnya divisi alga yang
banyak hidup dilingkungan laut dan tubuh tersusun secara multiselular adalah
divisi Chlorophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta. Sedang divisi lain yang umumnya
berukuran makroskopik dan hidup sebagai fitoplankton. Makroalga memiliki
manfaat yang sangat banyak digunakan dalam bidang industri, makanan,
obat-obatan dan energi (Sinabutar,2014). Sedangkan menurut Bold dan Wyne 1985
Alga merupakan salah satu sumberdaya alam hayati laut yang bernilai ekonomis
dan memiliki peranan ekologis sebagai produsen yang tinggi dalam rantai makanan
dan tempat pemijahan biota-biota laut.
Chlorophyta memiliki warna hijau yang jelas seperti pada
tumbuhan tingkat tinggi karena mengandung pigmen klorofil a dan b, karotin dan
xantofil, violasantin, dan lutein (Purba, 2014)
Divisio Chlorophyta (green algae)
Class Prasinophyceae
Class Chlorophyceae
Class Chlorophyceae
Class Charophyceae
Class Charophyceae
Class Ulvophyceae
Class Pleurastrophyceae.
Chlorophyta ada yang uniseluler berbentuk tunggal dan
koloni , sedangkan yang multiseluler
berbentuk lembaran dan berkas. Hidup di
air tawar dan laut serta tempat yang lembab.
Phaeophyceae
adalah ganggang yang berwarna coklat/pirang. Dalam kromatoforanya terkandung
klorofil a, karotin dan xanthofil tetapi yang terutama adalah fikosantin yang
menutupi warna lainnya dan menyebabkan ganggang itu kelihatan berwarna pirang (Purba, 2014). Beberapa jenis berbentuk filamen
tetapi kebanyakan membentuk struktur kompleks yang bercabang-cabang menyerupai
bulu atau pipih menyebar menyerupai pita.P ada
ujung-ujung lembaran fertil terdapat reseptakel, yaitu badan yang
berfungsi sebagai perkembangbiakan Phaeophyta ini. Di dalam reseptakel
tadi, terdapat sebuah bagian lagi yang bernama konseptakel yang
menghasilkan ovum dan spermatozoid pada tumbuhan yang berbeda.
Anggota
filum Phaeophyta ini memiliki talus yang bersel banyak, dan dapat
melekat pada substrat. Sedangkan bagian tubuh yang lain mengapung di air.
Beberapa anggota filum Phaeophyta seperti Sargassum, Macrocytis dan
Neurocytis memiliki gelembung udara yang berfungsi untuk menyimpan
gas nitrogen serta untuk mengapung.
Phaeophyta
dibagi tiga anak kelas, yaitu:
1. Isogegeneratea, (iso= sama, generation = turunan) Alga
coklat yang bentuk pergiliran keturunan gametofit dan sporofitnya sama, contoh:Ectocarpus
2. Heterogenerenata, (hetero = berbeda, generatio =
turunan) Alga coklat yang bentuk bergiliran turunan gametofitnya lebih kecil
dari sporofitnya, contoh: Laminaria
3. Cyclosporae Alga coklat yang bentuk vegetatif yang
dominannya adalah fase sporofit (2n) dan tidak memiliki bentuk vegetatif yang
haploid (n).Generasi haploid hanya dalam bentuk vegetatif sel-sel gamet yang dihasilkan
di dalam konseptakelnya, Contoh: Fucules (meliputi: Fucus, Sargassum dan Turbinaria)
(Nuraeni, 2013)
Rhodophyta
sering disebut juga sebagai alga merah, karena pigmen fotosintetik didominasi
oleh fikoeritrin. Pigmen lain terdiri atas klorofil a, dan pada beberapa jenis
mempunyai klorofil d, fikosianin, karoten, dan beberapa xantofil. Klasifikasi
Rhodophyta adalah Divisio Rhodophyta (red algae) Class Rhodophyceae, Subclass
Florideophycidae Subclass Bangiophycidae Rhodophyceae.
1.2 Tujuan
1. Mendiskripsikan
keanekaragaman makroalga
2. Menganalisis
Peranan atau Potensi makroalga
BAB II
METODELOGI
2.1 Koleksi
No.
|
Gambar
Spesies
|
1.
|
|
2.
|
|
3.
|
|
4.
|
|
5.
|
|
6.
|
|
7.
|
|
8.
|
|
9.
|
|
10.
|
|
11.
|
|
12.
|
|
13.
|
|
14.
|
2.1 Deskripsi
(1)
spesies 1
Ø Berbentuk
talus
Ø Mengandung
zat kapur sehingga terksturnya keras
Ø Warna:
hijau dan ada yang hijau agak putih
Ø Pigmen:
mengandung klorofil a dan b
Ø Habitat:
pada laut yang bagian dasar atau permukaan
(2) Spesies
2
Ø Bentuk:
talus menyerupai batang bercabang
Ø Tekstur
kenyal
Ø Habitat:
permukaan air laut
Ø Menempel
pada substrat
Ø Dapat
dikonsumsi
Ø Klorofil
a dan b
(3) Spesies
3
Ø Warna:
putih
Ø Pigmen:
Klorofil a dan b, tetapi tidak dominan
Ø Tubuh:
bergerigi
Ø Dapat
dikonsumsi
Ø Habitat:
perairan laut
(4) Spesies
4
Ø Tubuh:
menyerupai tumbuhan tingkat tinggi
Ø Memiliki
gelembung udara
Ø Menempel
pada substat misalnya karang
Ø Warna
putih kemerahan
Ø Cabang
selang-seling
Ø Daun
bergerigi
Ø Habitat:
perairan laut
(5) Spesies
5
Ø Warna:
kecoklatan
Ø Terdapat
pigmen fikosantin, klorofil dan xantofil.
Ø Dinding
sel terdiri atas selulosa, pektin dan asam algin
Ø Bentuk
bulat dan terdapat sedikit gerigi
Ø Habitat:
perairan laut
(6) Spesies
6
Ø Bentuk:
lembaran konsentris
Ø Warna:
kecoklatan
Ø Habitat:
perairan laut
(7) Spesies
7
Ø Warna:
mengalami degradasi warna merah
Ø Cabang
dikotom
Ø Mengandung
zat agar
Ø Menempel
pada substra
Ø Mengandung
pigmen a, b, karoten, dan fikoeritrin
Ø Berbentuk
talus
Ø Habitat:
perairan laut
(8) Spesies
8
Ø Percabangan
dikotom
Ø Menempel
pada substrat
Ø Warna
kecoklatan
Ø Bentuk
seperti ketapel
Ø Mempunyai
holdfast
Ø Habitat:
perairan laut
(9) Spesies
9
Ø Bentuk:
talus
Ø Warna:
putih
Ø Terdapat
zat kapur
Ø Percabangan
primer dan sekunder
Ø Habitat:
perairan laut
(10) Spesies
10
Ø Bentuk
lembaran
Ø Warna: merah
Ø Peranan:
untuk membuat agar-agar
Ø Habitat:
perairan laut
(11)
Spesies 11
Ø Bentuk:
lembaran bercabang
Ø Warna:
hijau keputihan
Ø Habitat
pada air laut
(12)
Spesies 12
Ø Bentuk:
lembaran transparan
Ø Pigmen:
klorofil a dan b
Ø Menempel
pada substrat
Ø Sebagai
produsen
Ø Habitat:
di laut
(13)
Spesies 13
Ø Bentuk:
lembaran
Ø Mempunyai
sitoskap
Ø Menempel
pada subsrtat
Ø Sebagai
prodesen
Ø Habitat:
perairan laut
(14)
Spesies 14
Ø Bentuk
lembaran
Ø Terdapat
bintil-bintil
Ø Warna:
kemerahan
Ø Mempunyai sitiskap habitat: perairan laut
2.3 Identifikasi
Spesies
1: Halimeda sp
Divisi:
chlorophyta
Spesies
2: Caulerpa sp
Divisi:
Chlorophyta
Spesies
3: Eucheuna sp
Divisi:
Rhodophyta
Spesies
4: Sargasum sp
Divisi:
Phaeophyta
Spesies
5: Turbinaria sp
Divisi:
Phaeophyta
Spesies
6: Padina sp
Divisi:
Phaeophyta
Spesies
7: Grasilaria verukosa
Divisi:
Rhodophyta
Spesies
8: Dictiota sp
Divisi:
Phaeophyta
Spesies
9: Gelidium sp
Divisi:
Rhodophyta
Spesies
10: Palmaria palmata
Divisi:
Chlorophyta
Spesies
11: Halimenia bermudensis
Divisi:
Chlorophyta
Spesies
12: Ulva sp
Divisi:
Chlorophyta
Spesies
13: Rhodimenia palmata
Divisi:
Rhodophyta
Spesies
14: Laminaria sp
Divisi:
Rhodophyta
2.4 Klasifikasi
(1) Halimeda
sp
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Class : Bryyopsidophyceae
Ordo : Bryopsidales
Family : Halimedaceae
Genus : Halimeda sp
(2) Caulerpa sp
Kingdom : Plantae
Division : Chlorophyta
Class : Bryopsidophyceae
Order : Bryopsidales
Family : Caulerpaceae
Genus : Caulerpa
(3) Eucheuna sp
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Solieracea
Genus : Eucheuma
Famili : Solieracea
Genus : Eucheuma
(4) Sargasum sp
Kingdom :Chromalveolata
Phylum :Heterokontophyta
Class :Phaeophyceae
Ordo :Fucales
Family :Sargassaceae
Genus :Sargassum
(5) Turbinaria sp
Kingdom :Plantae
Divisio :Phaeophyta
Kelas :Phaepphyceae
Ordo
:Fucales
Familia :Fucaceae
Genus :Turbinaria
(6) Padina sp
Kingdom : Plantae
Divisi : Phaeophyta
Class : Phaeophyceae
Ordo : Dictyotales
Famili : Dictyotaceae
Genus : Padina
(7) Grasilaria verukosa
Phylum : Rhodophyta
Class : Rhodophyceae
Ordo : Gracillariales
Family : Gracillariaceae
Genus : Gracillaria
(8) Dictiota sp
Divisi :
Phaeophyta
Kelas :
Phaeophyceae
Ordo :
Dictyotales
Family :
Dictyotaceae
Genus :
Dictyota
(9) Gelidium sp
Phylum : Rhodophyta
Class : Rhodophyceae
Order : Gelidiales
Family : Gelidiaceae
Genus :Gelidium
(10) Palmaria palmata
Kingdom :Plantae
Divisio :
Phaeophyta
Classis : Phaeophyceae
Ordo :
Palmariales
Familia :
Palmariaceae
Genus : Palmaria
Spesies : Palmaria palmata
(11) Halymenia bermudensis
Kingdom :Plantae
Phylum :Rhodophyta
Class :Florideophyceae
Ordo :Halymeniales
Family :Halymeniaceae
Genus :Halymenia
Phylum :Rhodophyta
Class :Florideophyceae
Ordo :Halymeniales
Family :Halymeniaceae
Genus :Halymenia
(12) Ulva sp
Kingdom : Plantae
Divisio : Thallophyta
Classis : Chlorophyceae
Ordo : Ulotrichales
Familia : Ulvaceae
Genus : Ulva
(13) Rodimedinia palmata
Kingdom :Plantae
Divisi :Rhodophyta
Kelas :Rhodophyceae
Ordo :Rhodymeniales
Family :Rhodymeniaceae
Genus :Rhodymenia
(14) Laminaria sp
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Phaeophyta
Kelas :
Phaeophyceae
Ordo :
Laminariales
Famili :
Laminariaceae
Genus :
Laminaria
BAB III
HASIL DAN
PEMBAHASAN
(2) Caulerpa sp
(3) Eucheuna sp
(4) Sargasum sp
(5) Turbinaria sp
(6) Padina sp
(7) Grasilaria verukosa
(8) Dictiota sp
(9) Gelidium sp
(10)
Palmaria palmata
(11)
Halymenia bermudensis
(12)
Ulva sp
(13)
Rodimedinia palmata
(14)
Laminaria sp
(15)
BAB III
HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1
Keanekaragaman Alga
1.
Halimeda sp
Genus Halimeda dicirikan dengan karakteristik talus coenocytic, genus ini berkembang
baik di terumbu karang bersubstra keras. Talus Halimeda banyak mengandung kapur dan membentuk
koloni-koloni atau berkelompok dan mempunyai alat perekat berupa rhizoid dan bersegmen. Pada umumnya
Halimeda mempunyai bentuk percabangan yang hampir sama
yaitu dichotomous dan trichotomous, bentuk segmen yang silindris dan garis
permukaan utrikel yang hampir sama yaitu heksagonal dan polygonal (Hayati, 1995).
Pendapat tersebut sesuai dengan ciri-ciri yang diamati.
2. Caulerpa
Caulerpa sp
termasuk ganggang hijau yang hidup di laut tengah. Talus pada bagian atas
menyerupai daun dan besarnya sampai beberapa dm, yang berguna untuk asimilasi
dan di namakan assimilator. Pada bagian bawah terdiri atas suatu sumbu yang
merayap, tidak berwarna dan mengandung leukoamiloplas dan rizoid.
3. Eucheuna sp
Rumput
laut Eucheuma mempunyai ciri-ciri
yaitu thallus silindris, percabangan thallus berujung runcing atau tumpul,
ditumbuhi nodulus (tonjolan-tonjolan), berwarna cokelat kemerahan,
cartilageneus (menyerupai tulang rawan atau muda), percabangan bersifat
alternates (berseling), tidak teratur serta dapat bersifat dichotomus
(percabangan dua-dua) atau trichotomus (system percabangan tiga-tiga) Rumput
laut Eucheuma cottonii memerlukan sinar matahari untuk proses fotosintesa. Oleh
karena itu, rumput laut jenis ini hanya mungkin dapat hidup pada lapisan fotik,
yaitu pada kedalaman sejauh sinar matahari masih mampu mencapainya. Di alam,
jenis ini biasanya hidup berkumpul dalam satu komunitas atau koloni
(Jana-Anggadiredjo, 2006).
Eucheuma tumbuh di rataan terumbu karang dangkal sampai kedalaman 6 m, melekat di batu karang, cangkang kerang dan benda keras lainnya. Faktor yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan jenis ini yaitu cukup arus dan salinitas (kadar garam) yang stabil, yaitu berkisar 28-34 per mil. Oleh karenanya rumput laut jenis ini akan hidup baik bila jauh dari muara sungai. Jenis ini telah dibudidayakan dengan cara diikat pada tali sehingga tidak perlu melekat pada substrat karang atau benda lainnya (Jana-Anggadiredjo, 2006).
Eucheuma tumbuh di rataan terumbu karang dangkal sampai kedalaman 6 m, melekat di batu karang, cangkang kerang dan benda keras lainnya. Faktor yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan jenis ini yaitu cukup arus dan salinitas (kadar garam) yang stabil, yaitu berkisar 28-34 per mil. Oleh karenanya rumput laut jenis ini akan hidup baik bila jauh dari muara sungai. Jenis ini telah dibudidayakan dengan cara diikat pada tali sehingga tidak perlu melekat pada substrat karang atau benda lainnya (Jana-Anggadiredjo, 2006).
4. Sargasum sp
Habitat : Hidup di sepanjang pantai dan melekat pada batu-batuan/pasir.
Ciri-ciri
- Bentuk Thallus umunya silindris.
- percabangan rimbun.
- bangun daun melebar, atau menyerupai pedang.
- Bersifat aerob.
Morfologi
- Bentuk Thakkus silindris.
- bangun daun melebar, atau menyerupai pedang.
- memiliki reseptakel sbg alat perkembang biakan.
- Gelembung udara yang berfungsi untuk menampung udara.
Anatomi
- Dinding selnya tersusun atas selulosa, pektin dan asam aglin
- Berwarna coklat karena terdapat pigmen fotosantin.
- Memiliki kloroplas sbg tempat penyimpanan makanan.
Reproduksi
- Reproduksi vegetatif dengan cara fragmentasi yaitu memutuskan anggota tubuh dan membentuk individu baru.
- secara generatif dengan isogami dan oogami (Putranti, 2013)
Habitat : Hidup di sepanjang pantai dan melekat pada batu-batuan/pasir.
Ciri-ciri
- Bentuk Thallus umunya silindris.
- percabangan rimbun.
- bangun daun melebar, atau menyerupai pedang.
- Bersifat aerob.
Morfologi
- Bentuk Thakkus silindris.
- bangun daun melebar, atau menyerupai pedang.
- memiliki reseptakel sbg alat perkembang biakan.
- Gelembung udara yang berfungsi untuk menampung udara.
Anatomi
- Dinding selnya tersusun atas selulosa, pektin dan asam aglin
- Berwarna coklat karena terdapat pigmen fotosantin.
- Memiliki kloroplas sbg tempat penyimpanan makanan.
Reproduksi
- Reproduksi vegetatif dengan cara fragmentasi yaitu memutuskan anggota tubuh dan membentuk individu baru.
- secara generatif dengan isogami dan oogami (Putranti, 2013)
5.
Turbinaria sp
Habitat : Hidup di
tantai/laut
Ciri-ciri
- Melekat pada batu-batuan.
- Berwarna coklat.
- Tubuh berbentuk seperti lembaran.
- Batang berbentuk silindris, tegak, kasar dan terdapat berkas percabangan.
- tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daun.
Morfologi
- Tubuh berbentuk seperti benang.
- Panjang mencapai piluhan meter.
- Helaian thallus berbentuk bulat yang dipinggirnya bergerigi.
- Terdapat reseptakel sebagai alat perkembangbiakan.
Anatomi
- Terdapat pigmen fikosantin, klorofil dan xantofil.
- Dinding sel terdiri atas selulosa, pektin dan asam algin
- Asam algin berfungsi untuk pembuatan cat.
- terdapat konseptakel dalam rongga tubuh yang berfungsi menghasilkan gamet.
Reproduksi
- Reproduksi vegetatif dengan cara fragmentasi (pemisahan).- cara generatif dengan isogami dan oogami.
Klasifikasi : Plantae, Phaeophyta, Phaeophyceae, Fucales, Sargassaceae,Turbinaria,Turbinaria sp (Sedjati, 2013)
Ciri-ciri
- Melekat pada batu-batuan.
- Berwarna coklat.
- Tubuh berbentuk seperti lembaran.
- Batang berbentuk silindris, tegak, kasar dan terdapat berkas percabangan.
- tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daun.
Morfologi
- Tubuh berbentuk seperti benang.
- Panjang mencapai piluhan meter.
- Helaian thallus berbentuk bulat yang dipinggirnya bergerigi.
- Terdapat reseptakel sebagai alat perkembangbiakan.
Anatomi
- Terdapat pigmen fikosantin, klorofil dan xantofil.
- Dinding sel terdiri atas selulosa, pektin dan asam algin
- Asam algin berfungsi untuk pembuatan cat.
- terdapat konseptakel dalam rongga tubuh yang berfungsi menghasilkan gamet.
Reproduksi
- Reproduksi vegetatif dengan cara fragmentasi (pemisahan).- cara generatif dengan isogami dan oogami.
Klasifikasi : Plantae, Phaeophyta, Phaeophyceae, Fucales, Sargassaceae,Turbinaria,Turbinaria sp (Sedjati, 2013)
6.
Padina sp
Ciri-ciri morfologi : Thallus dari Padina
sp mirip seperti kebanyakan rumput laut dari genus padina, yakni berbentuk
seperti kipas, serta membentuk segmen-segmen lembaran tipis (lobus) dengan
garis-garis yang cenderung melingkar (radial). Sering ditemukan struktur
thallusnya berbentuk terpotong-potong.
Rumput laut padina merupakan salah satu rumput
laut coklat yang mengandung kalsium karbonat pada bagian tubuhnya, terlihat
dari warna keputih-putihan yang berada pada thallusnya.
Habitat dan distribusi : Padina sp biasa ditemukan di pinggir pantai dan bebatuan.
Penyebaran algae ini tersebar luas di perairan Pasifik selatan terutama di
wilayah Australia dan perairan Samudera Hindia. Di Indonesia sendiri alga ini
mudah sekali ditemukan di hampir seluruh pesisir kepulauan.
7.
Grasilaria verukosa
Ciri umum dari Gracilaria verukosa adalah mempunyai bentuk thallus
silindris atau gepeng dengan percabangan mulai dari yang sederhana sampai pada
yang rumit dan rimbun, di atas percabangan umumnya bentuk thalli
(kerangka tubuh tanaman) agak mengecil, permukaannya halus atau
berbintil-bintil, diameter thallus berkisar antara 0,5 – 2 mm. Panjang
dapat mencapai 30 cm atau lebih dan Glacilaria
tumbuh di rataan terumbu karang dengan air jernih dan arus cukup dengan
salinitas ideal berkisar 20-28 ppm.
8.
HABITAT DAN SEBARAN : Gracilaria umumnya hidup sebagai fitobentos, melekat dengan bantuan
cakram pelekat ('hold fast') pada substrat padat. Terdiri dari kurang lebih 100
spesies yang menyebar luas dari perairan tropis sampai subtropis. Hal ini
menyebabkan beberapa penulis menyebutnya sebagai spesies yang kosmopolit.
Gracilaria hidup di daerah litoral dan sub litoral,
sampai kedalaman tertentu, yang masih dapat dicapai oleh penetrasi cahaya
matahari. Beberapa jenis hidup di perairan keruh, dekat muara sungai.
Di Indonesia terdapat lebih kurang 15 jenis Gracilaria yang menyebar di seluruh
kepulauan. Di Bangka, Gracilaria convervoides hidup melekat di atas batu karang pada kedalaman 2-5 meter. Di
Lombok, G. gigas ditemukan
di perairan payau. Daerah sebaran Gracilaria
di Indonesia meliputi : Kepulauan Riau, Bangka, Sumatera Selatan, Jawa,
Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Pulau Bawean, Kalimantan, Sulawesi Selatan dan
Maluku (Izzati, 2001)
8. Dictiota sp
Keterangan:
Thallus datar dengan cabang dikotomis cukup teratur dengan sisi sejajar 30 cm
panjang, tips biasanya bifida. lapisan luar sel kecil melampirkan satu lapisan
sel besar tidak lebih dari satu sel tebal bahkan dekat pangkalan. Cabang 3
sampai 12 mm lebar, membran tanpa mid-tulang rusuk.
Habitat: kolam batu Littoral dan sublittoral.
Distribusi: Sepanjang Kepulauan Inggris dari Shetlands ke Kepulauan Channel, meskipun kurang umum di pantai timur Inggris. Eropa: Mediterania, Azores, Portugal, Atlantic pantai Spanyol dan Perancis, Laut Baltik dan Norwegia. pantai Atlantik Amerika Utara: Virginia. Lebih jauh: Jamaika, Salvage Kepulauan, Canary Islands, Mauritania ke Afrika Selatan, Mauritius, Australia dan Tasmania, Jepang dan Kepulauan Filipina (Sedjati, 2013)
Habitat: kolam batu Littoral dan sublittoral.
Distribusi: Sepanjang Kepulauan Inggris dari Shetlands ke Kepulauan Channel, meskipun kurang umum di pantai timur Inggris. Eropa: Mediterania, Azores, Portugal, Atlantic pantai Spanyol dan Perancis, Laut Baltik dan Norwegia. pantai Atlantik Amerika Utara: Virginia. Lebih jauh: Jamaika, Salvage Kepulauan, Canary Islands, Mauritania ke Afrika Selatan, Mauritius, Australia dan Tasmania, Jepang dan Kepulauan Filipina (Sedjati, 2013)
9. Gelidium sp
Menurut Bold (1978), Gelidium sp bentuknya berupa helaian atau berbentuk seperti pohon. Tidak
berflagella. Selnya terdiri dari komponen yang berlapis – lapis. Gelidium
sp termasuk alga merah yang mempunyai
pigmen fikobilin yang terdiri dari fikoeritrin (berwarna merah) dan fikosianin
(berwarna biru). Pigmen fotosintetik fikobilin, memiliki pirenoid yang terletak
didalam koroplas. Pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan. Tubuh
bersel banyak menyerupai benang atau lembaran. Dalam reproduksinya tidak
mempunyai stadia gamet berbulu cambuk. Alat perekat (Holdfast) terdiri dari
perakan sel tunggal atau sel banyak. Persediaan makanan berupa kanji (Floridean
starch). Gelidium sp umumnya
bersifat autotrof, ada juga yang heterotrof, yaitu yang tidak memiliki
kromatofora dan biasanya parasit pada ganggang lain. Habitat dari species ini
adalah mumnya hidup di laut yang dalam dari pada tempat hidup ganggang cokelat
10. Palmaria palmata
Nama-nama umum: Dulse, Dillisk (English),
Delias, Breathnach (Irlandia)
Keterangan: kemerahan coklat, membran atau kasar, daun pipih, 50-300 (1000) mm panjang, yang timbul dari dasar diskoid, biasanya dengan Stipe kecil berkembang secara bertahap untuk membentuk sederhana daun atau dichotomously dan palmately dibagi, sering dengan selebaran marginal karakteristik. Pisau sangat bervariasi dalam bentuk, memiliki luas bulat telur ke segmen sempit linear.
Palmaria palmata Habitat: Pada batu, kerang dan epifit pada beberapa ganggang, intertidal (di semua tingkat, tetapi terutama di dekat air rendah) dan subtidal dangkal, terutama pada bagian atas stipes Hyperborea Laminaria (kedalaman sekitar 5 m), didistribusikan secara luas, berlimpah (Weber & Mohr, 2002)
Keterangan: kemerahan coklat, membran atau kasar, daun pipih, 50-300 (1000) mm panjang, yang timbul dari dasar diskoid, biasanya dengan Stipe kecil berkembang secara bertahap untuk membentuk sederhana daun atau dichotomously dan palmately dibagi, sering dengan selebaran marginal karakteristik. Pisau sangat bervariasi dalam bentuk, memiliki luas bulat telur ke segmen sempit linear.
Palmaria palmata Habitat: Pada batu, kerang dan epifit pada beberapa ganggang, intertidal (di semua tingkat, tetapi terutama di dekat air rendah) dan subtidal dangkal, terutama pada bagian atas stipes Hyperborea Laminaria (kedalaman sekitar 5 m), didistribusikan secara luas, berlimpah (Weber & Mohr, 2002)
11. Halymenia bermudensis
Spesies ini dapat
dibedakan dari dua sebelumnya dilaporkan spesies datar luas Halymenia dari
North Carolina, oleh kehadiran Stipe dan
sebuah medulla subkompak. Medula terdiri dari ganglia stellate
dan filamen kasar yang berjalan tegak lurus terhadap bidang daun palem tersebut. H. bermudensis dalam tahap dewasa memiliki tekstur kasar dibandingkan t ° tekstur agar-agar dari dua spesies lainnya. Sebagian besar tanaman dari Halymenia bermudensis dikumpulkan di Onslow Bay memiliki stipes sangat singkat, dalam ange, 2-10 mm, dijelaskan oleh Collins & Howe (1916).
dan filamen kasar yang berjalan tegak lurus terhadap bidang daun palem tersebut. H. bermudensis dalam tahap dewasa memiliki tekstur kasar dibandingkan t ° tekstur agar-agar dari dua spesies lainnya. Sebagian besar tanaman dari Halymenia bermudensis dikumpulkan di Onslow Bay memiliki stipes sangat singkat, dalam ange, 2-10 mm, dijelaskan oleh Collins & Howe (1916).
12. Ulva sp
Ulva mempunyai bentuk seperti selada yang bergerombol dan memiliki warna
yang menarik jika di pandang yaitu warna hijau muda , Ulva ini memiliki habitat di daerah pantai, tubuhnya berbentuk talus, talus
yaitu suatu tumbuhan yang belum bisa diketahui secara jelas akar, batang dan
daunnya. Bentuk talus yang dimiliki oleh Ulva ini yaitu lembaran atau helaian, dikarenakan memiliki bentuk talus
seperti lembaran atau helaian, talusnya mempunyai stuktur yang tipis seperti
kertas serta licin, tepian dari talusnya halus dan agak
bergelombang, selain itu spesies jenis ini juga memiliki tempat menempel
pada batu karang atau substrat sebagai tempat dia bertahan hidup , tempat
mempel ini biasa disebut dengan holdfast, pada bagian holdfast ini biasanya
talus pada Ulva ini mempunyai warna yang agak lebih gelap. Ulva memiliki susunan tubuh berupa follaccus atau perlenlsmantis (filament
yang pembelahan sel vegetativenya tejadi lebih dari satu bidang)
Ulva, ganggang hijau, adalah
spesies dari genus Ulva. Ia menempel di batu. Ia berwarna hijau ke hijau
gelap. Chlorophyta ini adalah alga berbentuk lembaran yang terdiri atas dua
sel. Ulva, di antara ganggang hijau lainnya, sangat subur di area di mana ada
banyak nutrisi tersedia (Kodir, 2015)
13. Rodimedinia palmate
Tubuh berbentuk lembaran berwarna merah yang tipis.
Hidup di laut eropa bagian tropis di bagian tepi. Berwarna coklat dan menempel
pada batuan. Berbentuk seperti roset. Memiliki kandungan asam alginate dan zat
agar. Belum memiliki akar batang dan
daun sesungguhnya.
14. Laminaria sp
Secara anatomi, struktur dari Laminaria ini menurut Muzayyinah (2003)
adalah Bagian dalam talus terdiri atas bebreapa lapisan, permukaan ditutupi
oelh kutikula yang mengandung asam alginat (algine). Korteks luar mengandung
meristoderm, terdiri sel kuboid kecil yang berpigmen yang digunakan untuk
fotosintesis. Korteks dalam tersusun atas sel-sel panjang berpigmen yang
terdiri dari masa yang kompak. Medula dibagian tengah terdiri dari sel-sel
seperti benang panjang dan tepi berlekatan diliputi oleh lendir, terdapat hifa
dan sel pengangkut. Sel pengangkut ini tersusun dalam barisan memenjang, ujung
melebar dan menyatu.
Pada sel umumnya dapat ditemukan adanya dinding sel, yang tersusun dari
tiga macam polimer, yaitu : selulosa, asam alginate, fukan dan fukoidin. Dimana
algin dan fukoidin lebih kompleks dari selulosa dan gabungan dari keduanya
membentuk fikokoloid. Cadangan makananberupa Berupa laminarin, sejenis
karbohidrat yang menyerupai dekstrin yang lebih dekat dengan selulosa daripada
zat tepung. Selain laminarin juga ditemukanmanitol, minyak dan zat – zat
lainnya (Muzayyinah, 2003)
3.2 Menganalisis
Peranan atau Potensi Alga
1.
Halimeda sp
Halimeda mengandung senyawa diterpena aldehid berupa
halitunal dan diterpena tetraasetat. Senyawa diterpenoid merupakan senyawa yang
mempunyai 20 atom karbon dan dibangun oleh 4 unit isoprene. Senyawa ini mempunyai
bioaktifitas yang cukup luas yaitu sebagai hormone pertumbuhan tanaman,
inhibitor tumor, senyawa pemanis dan anti karsinogenik (Hayati, 1995).
Gambar Senyawa Diterpena Tetra Asetat
Alga Halimeda memiliki senyawa yang mengandung
aktivitas antibakteri pada 2 bakteri uji yaitu Yersinia enterocolitica dan
Proteus stuarti. Dari hasil uji aktivitas antibakteri dapat dilihat ukuran zona
hambat yang terbentuk oleh siprofloksasin lebih besar dan lebih baik daripada
empat larutan uji yang digunakan, sedangkan untuk aquades tidak terbentuk zona
hambat. Diperoleh demikian karena ciri-ciri efektifnya suatu zat antibakteri
adalah memiliki zona hambat yang luas dan bersih (tidak ditumbuhi bakteri). Siprofloksasin merupakan
antibiotik dengan kegiatan luas, yaitu antibiotika yang aktif terhadap banyak
jenis bakteri, virus dan protozoa.
2. Caulerpa sp
Caulerpa sp memiliki kemampuan menghasilkan sumber antioksidan
(Fithrani. D, 2009). Sifat Caulerpa sp yang aman dikonsumsi dan telah
dimanfaatkan sebagian masyarakat pesisir sebagai sayuran segar, memungkinkan
rumput laut ini dapat dieksplorasi sebagai sumber antioksidan alami
(Yusminarti, 2013). Antioksiden dapat menangkal radikal bebas merupakan
salah satu “virus” yang dapat membuat kerusakan pada sel-sel dalam tubuh yang
menjadi salah satu faktor penyebab kanker. Kerusakan sel tidak hanya dapat
menyebabkan berbagai penyakit berbahaya, melainkan juga dapat memberikan
efek di kulit, wajah, dan berbagai bagian lainnya. Radikal bebas sangat
berbahaya tidak hanya dapat menyebabkan kerusakan sel kronis yang menjadi
sumber penyakit mematikan. Ia juga merusak struktur tubuh karena mempengaruhi
sel sehat dalam tubuh. Mekanisme Antioxidant terhadap Radikal Bebas
3. Eucheuma sp
Dari perhitungan tersebut Eucheuma sp mengandung Karbihidrat diamana karbohidrat berfungsi sebagai sumber
energi utama bagi manusia. Sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi bagi
manusia.
Eucheuma sp dapat
dimanfaatkan sabagi obat untuk menurunkan kolesterol darah dan gula darah. Hal
ini karena Eucheuma sp (terutama Eucheuma cottoni ) berfungsi sebagai
penghasil karaginan mempunyai kandungan serat yang tinggi. Kadar serat makanan
dari rumput laut Eucheuma cottoni mencapai 67,5% yang terdiri dari 9,47% serat
makanan yang tak larut air dan 26,03% serat makanan yang larut air sehingga
karaginan berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan makanan yang menyehatkan. (Kalaka,
2014)
4.
Sargassum
sp
Sagassum sp dimanfaatkan sebagia industry makanan,
industry kosmetik, tekstil dan cat. Hal tersebut karena sargassum
mengandung senyawa asam alginate. Sagassum sp adalah
salah satu jenis alga coklat yang banyak ditemukan di perairan Indonesia. Jenis
ini termasuk algae yang sangat potensial untuk bahan baku penghasil alginate.
Kandungan utama algae coklat adalah polisakarida alginat. Pada Sargassum asal
Indonesia kandungan alginat sebesar 20 % - 27 %. Secara fisika dan kimia
alginat merupakan senyawa polimer yang bersifat koloid, membentuk gel, bersifat
hidrofilik. Alginat juga diketahui memiliki kemampuan berikatan dengan senyawa
polyvalen yang memiliki viskositas yang lebih baik dengan kekuatan gel yang
lebih baik pula. kemampuan berikatan dengan ion-ion 5 ini pula merupakan salah
satu.sifat dasar dalam pengembangan berbagai macam pemanfaatan alginate (Dana, KM 2014).
Berdasarkan
sifat-sifat tersebut di atas alginat telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang
industri misalnya industri makanan, minuman, industri kosmetik, industri
farmasi, dan industri tekstil. Dalam industri makanan lebih banyak digunakan
untuk memperbaiki tekstur karena sifatnya sebagai stabilizer, emusifier, dan
thickening; juga konsistensinya stabil, filling untuk pie, dan pembuatan jelly,
serta campuran pada pengalengan paging, dan ikan.Dalam industri kosmetik
dimanfaatkan sebagai bahan dasar emulsi pada sediaan moisturising karena sifat
alginat yang banyak menyerap air. Dalam industri cat dan tekstil dipakai untuk
mengkilapkan cat sehingga warna lebih tegas dan lebih mengkilap. (Dana, KM. 2014)
5.
Turbinaria
Turbinaria termasuk bahan pangan yang
mengandung mineral cukup
tinggi seperti kalium,
kalsium, fosfor,natrium, magnesium, mangan, dan zat besi (Anggadiredja, 2006). Kalsium mempunyai peran penting
didalam tubuh, yaitu dalam
pembentukan
tulang dan gigi; dalam pengaturan fungsi sel pada cairan ekstraselular dan intraselular,
seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah, dan menjaga permebilitas
membran sel. Selain itu, kalsium juga mengatur pekerjaan hormon-hormon dan
faktor pertumbuhan (Arifin,2008).
Tabel
Kebutuhan Kalsium Orang Indonesi
Dari tabel tersebut
maka dengan mengkonsumsi turbinaria, kita dapat memenuhi kebutuhan kalsium
terutama bagi ibu hamil.
6.
Padina sp
Kandungan kimia
yang terdapat dalam Padina sp antara lain: a) komponen
hidrokarbon
atau karbonil, asam absisat, 1,4-Naphthoquinone, b) pigmen
klorofil
a dan c, c)
polisakarida, dan d) asam alginat, laminarin. Padina sp juga telah
dimanfaatkan
dalam pembuatan pupuk, makanan manusia, dan obat-obatan seperti
antimikrobia(Pallo,
2013). Pada Padina pavonica
menunjukkan adanya aktivitas antibakteri terhadap Bacillus
Subtilis (Pallo, 2013).
Dari pernyataan tersebut maka Padina dapat berperan sebagai antibiotik.
7.
Gracilaria
Verucosa
Gracilaria Verucosa
memiliki peranan dalam
menurunkan kandungan amonia, nitrit dan nitrat adalah lebih efektif dibanding
dengan Sargassum. Dengan Gracilaria, konsentrasi amonia, nitrit dan
nitrat berturut-turut turun hingga 60,91%, 28,57%, dan 36,84% . Hal ini disebabkan karena kecepatan pertumbuhan Gracillaria
lebih tinggi dibanding dengan Sargassum (Izzati, 2001). Pada
konsentrasi subletal, amonia dapat menimbulkan perubahan histologis pada
beberapa organ, seperti ginjal, thiroid dan darah. Pendedahan terhadap amonia secara terus menerus
menyebabkan hewan akuatik lebih rentan terserang penyakit dan cenderung
mengalami penurunan pertumbuhan. Konsentrasi amonia lebih rendah dari 0,3 mg/l
termasuk dalam kondisi aman untuk udang windu. Konsentrasi terbaik untuk
pertumbuhan udang windu adalah lebih rendah dari 0,01 mg/l (Izzati,2001). Dengan demikian Gracilaria Verucosa berperan dalam
kestimbangan nitrit dan nitrat pada air tambang.
8.
Dictyota sp
Dictyota sp sebagai
pupuk organik, dikarenakan kandungan kimiawi yang terdapat dalam alga laut
merupakan nutrien yang sangat penting bagi semua mahluk hidup termasuk
tumbuh-tumbuhan, maka alga laut dapat dimanfaatkan sebagai sumber alternatif
penganti pupuk-pupuk pertanian yang mengandung bahan kimia sintesis. Dictyota sp dapat
digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung bahan-bahan mineral seperti
potasium dan hormon seperti auxin dan sytokinin yang dapat meningkatkan daya
tumbuh tanaman untuk tumbuh, berbunga dan berbuah. Pemanfaatan Dictyota sp sebagai
pupuk organik ditunjang pula oleh adanya sifat hydrocolloids pada alga laut
yang dapat dimanfaatkan untuk penyerapan air (daya serap tinggi) dan menjadi
substrat yang baik untuk mikroorganisme tanah. Pembuatan pupuk rumput laut
dalam bentuk padat diawali dengan menghancurkan rumput laut sampai halus.
Tujuannya, agar bakteri penghancur dalam proses fermentasi dapat bekerja
maksimal. Selain itu, senyawa laktosan (senyawa gula) dapat mudah menyatu.
Semua bahan baku pembuatan pupuk rumput laut itu dicampur dan dimasukkan ke
dalam wadah semisal drum, plastik, atau tempat yang memungkinkan berlangsungnya
proses fermentasi kedap udara. Apabila selama fermentasi terdapat udara, maka
proses pembuatan pupuk pun akan gagal. Waktu fermentasi optimal untuk membuat
pupuk rumput laut padat itu sekitar dua pekan. Setelah itu, pupuk dapat
diberikan pada tanaman sayur, buah, dan bunga.
9.
Geldium sp
Pada Geldium sp,
mengandung zat agar yang berfungsi untuk pembuatan tekstil, es krim dan di
bidang farmasi. Didalam pembuatan es krim, digunakan untuk mengentalka karena pada zat agar memiliki kekuatan gel
yang mampu untuk mengentalkan es krim
Dalam
bidang farmasi peranan agar biasanya digunakan sebagai media kultur bakteri
untuk uji coba berbagai jenis antibiotika. Selain penumbuhan bakteri juga
jamur, dimana biasanya di dalam media agar tersebut ada penambahan nutrien
kedalam media kultur bakteri. Agar-agar untuk pertumbuhan bakteri sebaiknya
masih tetap cair bila digunakan sampai 42oC dan tetap kuat pada suhu 370C bakteri yaitu menggunakan suhu
incubator. Ada beberapa bakteri yang mampu mencerna agar-agar yaitu bakteri Vibrio
agar lequefaciens dan ada lagi bakteri lainnya, ada 20 jenis bakteri.
Bakteri ini juga digunakan untuk menguji apakah kandungan phycocoloid yang
diekstrak dari alga benar-benar agar atau bukan, karena bakteri ini tidak
memakan karagenan (Lase, 2014).
10. Palmaria
Palmata
Palmaria palmata mengandung
antioksidan yang baik untuk kesehatan. Menurut Wang dkk (2009) Enzimatik Ekstraksi Antioksidan dari Dulse
Hasil in vitro tes (DPPH aktivitas antioksidan, ORAC
dan besi ion-chelating kemampuan) menunjukkan bahwa hidrolisis enzimatik
menggunakan enzim komersial (protease dan karbohidrase) telah
efektif dalam meningkatkan ekstraksi polifenol dan aktif lainnya
senyawa dari P. Palmata yang biasanya digunakan sebagai mentega di islandia.
Hasil in vitro tes (DPPH aktivitas antioksidan, ORAC
dan besi ion-chelating kemampuan) menunjukkan bahwa hidrolisis enzimatik
menggunakan enzim komersial (protease dan karbohidrase) telah
efektif dalam meningkatkan ekstraksi polifenol dan aktif lainnya
senyawa dari P. Palmata yang biasanya digunakan sebagai mentega di islandia.
11. Halimenia
Bermudensis
Halimenia bermudensis mengandung
Vitamin C dan E sehingga dapat digunakan sebagai pembuatan kosmetik. Pada
pembuatan kosmetik vitamin C dan E berufungsi sebagai serum wajah (Lase, 2014).
12. Ulva sp
Pada Ulva sp mengandung
citamn A (jumlahnya sama dengan yag terkandung dalam kubis), vitamin B1,
Vitamin C. Sehingga dapat digunakan dalam bidang farmasi sebagai bahan pembuat
vitamin C dan pembuatan kosmetik.
13. Rhodimenia Palmata
Pada
Rhodimenia palmate memiliki kandungan nutrisi dan vitamin yang tinggi sehingga
di daerah Eropa digunakan sebagai bahan-bahan pembuat makanan di rumah sakit.
14. Laminaria sp
Selanjutnya menurut
Moris (1967), kandungan yang terdapat di dalam ganggang laut cokelat / brown
seaweed pada genus Laminaria sp
adalah fucoidan, iodine organic, alginate, laminarin
dan mineral. Semua zat tersebut berfungsi sebagai perlindungan antikanker,
meningkatkan imunitas ,metabolisme, pengikat kolesterol dalam darah dan zat
anti penggumpalan darah yang membantu mencegah stroke. Keunggulan suplemen
Brown Seaweed lainnya adalah bioavailabilitas yang tinggi yaitu kemampuan untuk
dicerna, diserap dan dimetabolisme menjadi nutrisi yang diperlukan tubuh dan
tepat mencapai sasaran. Suplemen ini telah digunakan sebagai suplemen
pencegahan dan perawatan pasca stroke di Indonesia.
Menurut Chapman (1980), Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa
Laminaria memilki fungsi dalam tanaman obat berkhasiat untuk kesehatan. Berbagi
penelitian mengungkap bahwa ganggang coklat memili keistimewaan sebagai tanaman
obat berkhasiat. diantaranya:
1) Di dalam ganggang Laut
Cokelat mengandung fucoidan mampu menghambat pembentukan bekuan darah sehingga
menurunkan resiko terserang penyakit jantung dan stroke.
2) Fucoidan dalam ganggang
cokelat mempercepat fungsi motorik pada minggu pertama dan perbaikan memori.
3) Ganggang cokelat
mengubah aktifitas enzim di liver yg mengontrol metabolisme asam lemak,
sehingga menurunkan kadar lemak dalam darah. Selain itu, dapat juga
meningkatkan pembakaran lemak di liver.
4) Ganggang Laut cokelat
(brown seaweed) membantu menurunkan kadar kolesterol sebanyak 26,5% dan
trigliserida sebanyak 36,1%.
15.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DAFTAR RUJUKAN
BAB
IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
4.2
Saran
Bold, H.C. and Wynne, M.J. 1985.
[Introduction to the Algae: Structure and reproduction] 2nd ed. Prentice Hall,
Inc. [dalam bahasa Indonesia]. Englewood Cliffs.
JMT, Sinabutar.
2014. Pemanfaatan Rhodophyta. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara. (Online), (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41167/4/Chapter%20II.pdf). Diakses 2 April 2016
M.Lase.
2014. Makroalga. Sumatera Utara:
Universitas Sumatera Utara http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40385/4/Chapter%20II.pdf
Pallo,
Alfian. 2013. Distribusi Makro Alga Pada
Ekosistem Lamun Dan Terumbu Karang Di Pulau Bonebatang, Kecamatan Ujung Tanah,
Kel Urahan Barrang Lompo,Makassar. Makassar : Universitas Hasanuddin.
(online), (http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5939/ALFIAN%20PALALLO%20%28L111%2008%20295%29.pdf?sequence=1)
Purba, E.
2014. Pengenalan Makroalga. Sumatera Utara : Universitas Sumatera Utara.
(online), (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40385/4/Chapter%20II.pdf)
Nuraeni,
Eni.Bahan Ajar Praktikum Phaeophyta. Bandung : Universitas Pendidikan
Indonesia. (online), (http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/197606052001122-ENI_NURAENI/BAHAN_AJAR/PHAEOPHYTA.pdf). Diakses 2
April 2016.
Y.D Fera. 2013. KANDUNGAN TOTAL FENOL DALAM RUMPUT LAUT Caulerpa
racemosa YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIOKSIDAN. Sulawesi Utara.
KM, Dana. 2014. Peranan
Saegassum. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo. (online), (http://eprints.ung.ac.id/3511/9/2012-1-1002-612307021-bab2-14082012123650.pdf)
Anggadiredja, J.T., A.
Zatnika., Heri Purwoto., dan Istini, S. 2006. Rumput Laut. Jakarta: Penebar Swadaya
Arifin, Zainal. 2008. Beberapa Unsur Mineral Esensial Mikro Dalam Sistem
Biologi Dan Metode Analisisnya. Bogor : Jurnal Litbang, (online), ( http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/p3273084.pdf)
Byrd, H. W. 1983. Pedoman Teknologi Benih (Terjemahan Emid Hamidin).
Jakarta: Pembimbing Massa.
Dawes CJ. 1981. Marine Botany. New York: John Wiley dan Sons,
University of South Florida.
Handayani, tri., Sutarno., A.D Setyawan. 2004. Analisis Komposisi
Nutrisi Rumput Laut Sargassum crassifolium J. Agardh. Biofarmasi. 2(2):
45-52.
Nurmiyati. 2013. KERAGAMAN, DISTRIBUSI DAN NILAI PENTING MAKRO ALGA DI
PANTAI SEPANJANG GUNUNG KIDUL. Bioedukasi. 6(1): 12-21.
Bold, 1978. Introduction To The Algae, Structure and
Reproduction. New Delhi : Prentice Hall Of
India.
WEBER & MOHR. 2002. The Seaweed Site: information on marine algae. (Online), (http://www.seaweed.ie/descriptions/palmaria_palmata.php)
Morris. 1967 dalam Majangkum (1999). Kajian Kepelbagaian Alga
Marin di Perairan Pantai Lido, Johor.http//www.google.com. Di akses tanggal
2 April 2016
Chapman D.J. 1980. Seawees and Their Uses. 3 nd ED. Chapman
and Hall London, New York. 194-225
Collins, Edward & Howe, John. 1916. Branched Halymenia species (Halymeniaceae,Rhodophyta)
in the Indo-Pacific region, including descriptions of Halymenia hawaiiana sp. nov.
and H.tondoana sp. USA : ational University of Ireland (Online), (http://www.phycology.ugent.be/reprints/Hernandez-Kantun_Halymenia_EJP_2012.pdf)
Hayati. 1995. Senyawa
Bioaktif Dari Alga. Bogor : Institut Teknologi Bogor. (Online), (http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/29694/PartomuanSimanjuntak_UlasBalikSenyawaBioaktif1995no2_4954.pdf;jsessionid=7E75C47F1CDF6E0A2AB34D2D248257B7?sequence=1)
Jana-Anggadiredjo, 2006. Rumput
Laut. Penebar Swadaya, Jakarta.
PUTRANTI , IKA RISTYANA. 2013. SKRINING FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK
RUMPUT LAUT Sargassum duplicatum dan Turbinaria ornata DARI
JEPARA.
Semarang : Universitas Diponerogo
Sedjati, Sri dkk. 2013. Pengaruh Suhu Ekstraksi Terhadap Kualitas Alginat
Rumput Laut
Turbinaria sp. dari Pantai Krakal, Gunung Kidul-Yogyakarta.
Yogyakarta : Journal Of Marine Research
Izzati, Munifatul. 2001.
Efektifitas Sargassum Plagyophullum dan Gracilaria
Verrucosa dalam Menurunkan Kandungan Amonia, Nitrit dan Nitrat dalam Air
Tambak.
Semarang : Universitas Diponerogo
Kodir, Abdul, Reza.
2015. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ulva Lactuca dengan Ekstraksi
Bertingkat Menggunakan Metoda Dpph. Bandung : Universitas Islam Bandung
Yusniarti, Fera. 2010. KANDUNGAN
TOTAL FENOL DALAM RUMPUT LAUT Caulerpa racemes YANG BERPOTENSI SEBAGAI
ANTIOKSIDAN. Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara
Fithriani D. 2009.
Potensi Antioksidan Caulerpa racemosa Diperairan Teluk Harun Lampung. Thesis.
Program Pasca sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Kalakam
srirk.2014. Peranan Eucheuma. Gorontalo : universitas Negeri Gorontalo.
(online), (http://eprints.ung.ac.id/1054/6/2012-2-54244-632409059-bab2-23012013091447.pdf).
Dana,
KM. 2014. Tinjauan Makro Alga. Gorontalo : Universitas Gorontalo (Online), (http://eprints.ung.ac.id/3511/9/2012-1-1002-612307021-bab2-14082012123650.pdf)
Wang, T, dkk.
2009. Palmaria palmata in food formulations as natural
antioxidant and
functional ingredient. USA : University of Iceland.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar