Teori belajar behavioristik
menjelaskan bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur
dan dinilai secara konkret. Perubahan ini memiliki faktor penting berupa
rangsangan (stimulans) yang nantinya dapat direspon oleh peserta belajat berupa
perilaku reaktif berdasarkan hukum-hukum
mekanistik. Stimulans belajar dalam teori ini adalah lingkungan belajar anak ,
baik secara internal maupun eksternal yang menjadi penyebab perubahan perilaku
tersebut. Sedangkan respons merupakan akibat yang berupa reaksi fisik dari stimulans yang diberikan. Menurut teori faktor
lain yang mendukung pembelajaran adalah penguatan (reinforcement). Penguatan menurut teori behavioristik adalah segala
sesuatu yang dapat memperkuat timbulnya respon terhadap stimulans yang dberikan.
Apabila penguatan ditingkatkan (positive reinforcement) maka respon akan
semakin kuat. Begitu pula bila penguatan diturunkan (negative reinforcement), maka
respon akan tetap dikuatkan.
Inti dari teori Behavioristik adalah
1. Mementingkan faktor lingkungan
2. Menekankan pada faktor bagian
3. Menekankan pada tingkah laku yang
nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
4. Sifatnya mekanis
Dalam teori behavioristik guru
dianggap sebagai stimulus yang memberikan rangsangan kepada siswa yang
merupakan objek outpu atau perespon dari stimulus. Guru dapat memberikan stimulus
berupa alat peraga, video pembelajaran, pedoman kerja dan menerangkan pelajaran
melalui gerakan tubuh. Setelah melakukan stimulus dengan cara-cara seperti itu
siswa akan memberikan respo berupa pemahaman atas apa yang diajarkan. Dalam teori
ini proses pembelajaran tidaklah penting yang penting adalah hasil dari
pembelajaran tersebut. contohnya seorang siswa yang belum bisa melakukan
perkalian bersusun. Guru memberikan penjelasan sehingga siswa dapat menghafal perkalian
1 sampai 10 akan tetapi siswa masih belum mengetahui tentang perkalian
bersusun, maka siswa tersebut belum dikatakan belajar mengenai perkalian
bersusun karena belum dapat melakukan perkalian berususn (belajar= dari yang belum bisa menjadi bisa).
Selain itu dalam penerapan teori
behavioristik juga perlu adanya penguatan positf dan penguatan negative bagi
siswa. Maksudnya apabila ada sesuatu yang mendukung pembelajaran maka harus
didukung dengan memberikuan penguatan positif contohnya apabila siswa rajin
belajar maka dilakukan penguatan dengan memberikan tugas agar siswa dapat lebih
rajin dalam belajar. Apabila ada sesuatu yang justru dapat menghambat
pembelajaran maka dapat dilakukan penguatan negatif. Contohnya apabila bermain game
dapat membuat siswa malas belajar maka dilakukan penguatan negative dengan
megurangi waktu untuk bermain game.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar