Sabtu, 11 Februari 2017

Refleksi Teori Behaviouristik

Behavioristik merupakan perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan ini memiliki faktor penting berupa rangsangan (stimulans) yang nantinya dapat direspon oleh peserta belajat berupa perilaku reaktif  berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Prinsip dalam teori behavioristik adalah  diberi pujian, dan hukuman. Semuah hasil belajar berdasarkan dari stimulus, tidak melihat mental dan kecerdasan. Mental tidak dapat diukur sehingga tidak dapat menjadi indikator dalam teori behavioristik. Pada masa itu ahli-ahli  belum memahami ada aspek mental dalam proses belajar, mereka hanya melihat prilaku yang dapat diamati. Selain teori behaviouristik ada pula teori kognitif menjelaskan bahawa tidak hanya hasil yang diamati, akna tetapi harus memperhatikan proses juga.
Teori pemrisesan infrmasi : penerimaan, pemrosesn, penyimpanana, respon. Ada memori janka pendek (info dtg begitu sj, tdk disimpan) bisa jd jaka panjang apabila diolah trlebih dahulu (informasi baru akan memperkaya mnj memori jngka pjg), dan jangka panjang
Pertanyaan C1-C6 bukan dibedakan berdasarkan analisi tapi level evaluasi.  Pertanyaan C6 dapat dijawab saat pertanyaan C1-C5 bisa dijawab. Level menjunjukkan kompleksitas berfikir.
Belajar tidak sekedar menghafal,  tapi  belajar juga proses membangun cara berfikir dan sikap. Kreativitas ada pada long time memori. Apabila  suatu informasi sering diulang maka akan masuk ke long time memori oleh karena itu prooses pembelajaran haris memanfaatkan teknologi.
Teori behavior bukanlah teori yang salah dan tidak patut untuk digunakan, ada beberapa aspek dari teori ini ada bisa untuk diikut dan yang tidak bisa diikuti. Contohnya hukuman dan hadiah dapat diterapkan pada waktu-waktu tertentu. Teori behavioristik diteliti menggunakan anjing  sikap binatang  yang harus diberikan stimulan agar menghasilkan prilaku sesuai dengan apa yang kita inginkan. hukuman tidak cocok untuk zaman sekarang karena Al-Quran tidak mengajarkan tentang hukuman tapi mengenai ketakwaan. Tingkatan sikap paling awal yaitu mengkuti aturan, dan yang paling akhir adalah karakter. Anak SD-SMP difokuskan tentang pembentukan sikap sedangkan untuk SMA-perguruan tinggi sudah mulai mempelajari kompleksitas berfikir





Tidak ada komentar:

Posting Komentar